Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LPSK Kirim Tim untuk Jajaki Kasus Pembunuhan di Pulomas

Kompas.com - 28/12/2016, 14:42 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Divisi Penerimaan Permohonan Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK), Hasto Atmojo mengatakan pihaknya telah mengirimkan tim ke lapangan untuk menjajaki kasus pembunuhan sadis di Pulomas, Jakarta Timur.

"Tadi saya baru memerintahkan staf untuk pergi ke Rumah Sakit Kartika di Rawamangun untuk menghubungi keluarga atau korban," kata Hasto, dalam paparan catatan akhir tahun LPSK di Kantor LPSK, Jalan Raya Bogor, Jakarta Timur, Rabu (28/12/2016).

LPSK menjajaki kemungkinan jika memang pihak-pihak yang bersangkutan perlu mendapatkan perlindungan atau layanan bantuan dari LPSK.

Dalam hal ini, LPSK bersifat proaktif dan "jemput bola" tanpa adanya permintaan dari korban atua pihak-pihak lainnya.

Hingga kini, pelaku peristiwa pembunuhan sadis di Pulomas belum terungkap.

Ada kemungkinan para saksi merasa terancam jika memberikan kesaksian atau informasi karena si pelaku belum tertangkap.

Selain itu, masih ada trauma psikologis yang sangat berat, yang dialami oleh para korban selamat.

"Bengong saja, ditanya tidak bisa jawab dan sulit diajak komunikasi. Kami akan tawarkan bantuan rehabilitasi psikologis agar para korban bisa siap memberikan kesaksian dimana penting untuk proses peradilan," kata Hasto.

Sementara itu, Ketua LPSK Abdul Haris Semendawai menambahkan, pihaknya juga telah memberikan imbauan dan telah disampaikan ke masyarakat.

Apabila ada yang mengetahui dan memiliki informasi tentang pembunuhan tersebut, diharapkan tidak segan atau takut untuk memberikan kesaksian kepada Kepolisian sehingga kasus tersebut bisa segera terungkap.

"Peristiwa yang sangat tragis dan sangat kejam. Jangan sampai terulang lagi. Apabila kasus ini tidak terungkap, kami khawatirkan pelakunya akan melakukan hal yang sama untuk kasus-kasus lain," ujar Semendawai.

Dalam kasus tersebut, ada 11 orang yang disekap di kamar mandi seluas 1,5 x 1,5 meter persegi.

Sebanyak 6 dari 11 orang itu tewas.

Salah satunya adalah Dodi. Selain Dodi, mereka yang tewas adalah Diona Arika Andra Putri (16) serta Dianita Gemma Dzalfayla (9).

Dodi diketahui sebagai mantan suami Almynda, sedangkan Diona dan Dianita merupakan anak kandungnya.

Korban tewas lainnya adalah Amel yang merupakan teman Diona, serta Yanto dan Tasrok (40) yang merupakan sopir pribadi Dodi.

Sementara itu, 5 korban lainnya selamat, yakni Zanette Kalila Azaria (6) yang merupakan anak kedua Almynda, Santi (22), dan Fitriani (23) merupakan pengasuh anak, serta Windy (23) dan Emi (41), yang diketahui sebagai pembantu rumah tangga di rumah Dodi.

Kompas TV Cari Sampel Sidik Jari, Tim DVI Datangi Rumah Ir Dodi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

Nasional
Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

Nasional
Halalbihalal Merawat Negeri

Halalbihalal Merawat Negeri

Nasional
Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

Nasional
Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

Nasional
Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

Nasional
Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

Nasional
Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

Nasional
Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

Nasional
Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

Nasional
2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

Nasional
Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

[POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

Nasional
Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com