JAKARTA, KOMPAS.com - Tim Monitoring Pilkada Serentak 2017 Hariyadi mengatakan, di beberapa daerah aparatur sipil negara (ASN) terbelah dalam menyatakan dukungan kepada calon kepala daerah.
Kondisi itu terjadi saat petahana kembali mencalonkan diri.
"Calon yang maju dari petahana dan petahana terbelah. Apalagi ketika wakilnya melibatkan ASN lainnya seperti mantan Sekda. Dia punya jaringan ke bawah," kata Hariyadi, di Kompleks Kementerian Dalam Negeri, Jakarta, Kamis (22/12/2016).
Meski tidak mencuat ke publik, terpecahnya ASN bisa dirasakan.
Haryadi mengatakan, bahkan ada ASN yang berani menunjukkan dukungannya secara terbuka.
"Perselisihan (dukungan) itu sampai pada pukul-pukulan kecil. Yang aman-aman saja saling olok. Saling tahu siapa mendukung siapa," kata dia.
Hariyadi menyebutkan, dukungan ASN kepada salah satu calon kepala daerah berisiko besar. Tidak hanya ASN, calon kepala daerah juga akan terkena dampak.
"Risikonya kalau ketahuan kan bukan hanya ASN dipecat, tapi calon bisa dibatalkan," ujar Hariyadi.
Untuk mencegah hal itu, Tim Monitoring akan mengingatkan kepada Pelaksana Tugas (Plt) kepala daerah.
Selain itu, Tim Monitoring juga akan melaporkan hal tersebut kepada Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.