Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Banjir, Pemerintah Akan Ganti Tanaman di DAS Citarum-Cimanuk

Kompas.com - 21/12/2016, 19:50 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Tanaman sayur-mayur serta tanaman musiman yang selama ini ditanam masyarakat di sekitar daerah aliran Sungai Citarum dan Sungai Cimanuk, diyakini menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir di sejumlah titik di Jawa Barat.

Pemerintah, berencana ingin mengganti jenis tanaman yang ditanam masyarakat dengan kopi.

Usulan tersebut mengemuka dalam rapat koordinasi penanggulangan banjir Jawa Barat yang digelar di Istana Wakil Presiden, Rabu (21/12/2016).

Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan mengakui, memang ada persoalan yang harus dihadapi Pemerintah Provinsi Jawa Barat, apabila ingin mentransformasi jenis tanaman yang ditanam masyarakat.

"Karena berebut kepentingan untuk ekeonomi mereka. Lahan-lahan yang masuk kawasan hutan tapi milik masyarkat, selama ini ditanami sayur-sayuran dan tanaman semusim (seperti) kol, cabai, itu kemudian yang berakibat secara ekonomi bagus," ujar pria yang akrab disapa Aher itu.

Tanaman sayur mayur dan musiman, menurut Aher, berdampak buruk terhadap kualitas tanah. Sebab, tanaman itu menyebabkan erosi yang tinggi sehingga membuat tanah mengalir ke sungai.

Dari nilai ekonomis, politisi Partai Keadilan Sejahtera itu menyebut, harga kopi lebih tinggi dibandingkan sayur-mayur dan tanaman musiman lainnya. Terlebih, kualitas kopi asal Jawa Barat, diklaim Aher, merupakan salah satu yang terbaik di dunia.

"Kopi terbaik di dunia kopi asal Jawa Barat, harganya sangat mahal, secara ekonomi sangat menguntungkan petani. Dan secara konservasi akan membuat hutan hijau," ujarnya.

Selain itu, ia menyebut bahwa kopi saat ini sudah dapat dipanen dalam waktu dekat setelah ditanam. Jika sebelumnya, kopi baru dapat dipanen setelah lima tahun ditanam, kini cukup setahun sudah dapat dinikmati hasilnya.

Menurut rencana, pemerintah akan menggarap 21.800 hektar lahan DAS di Sungai Cimanuk dan Citarum mulai Oktober tahu depan. Anggaran yang dibutuhkan untuk menggarap lahan itu sekitar Rp 280 miliar hingga Rp 320 miliar.

Nantinya, anggaran rehabilitasi akan dialokasikan dari APBN melalui pos Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, serta Kementerian Keuangan.

Kompas TV Sungai Citarum Kembali Meluap, Banjir Tambah Tinggi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com