JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Kepolisian RI (Kapolri) Jenderal Tito Karnavian mengatakan, sebanyak 18 polisi terluka saat mengamankan aksi unjuk rasa pada 4 November 2016.
Pada demo tersebut, sempat terjadi kericuhan di depan Istana Negara, sekitar pukul 19.00 WIB.
Polisi menembakkan gas air mata untuk menghalau massa yang mulai melempar botol plastik dan tongkat kayu.
Massa juga bergerak mendekati Istana Negara.
"Pada saat kejadian, ada 18 anggota Polri yang mengalami luka-luka," ujar Tito, saat membuka acara Pengarahan Presiden kepada Jajaran Polri, di Auditorium Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian, Jakarta Selatan, Selasa (8/11/2016).
Tito mengatakan, seluruh polisi yang terluka masih dirawat di Rumah Sakit Pusat TNI Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto dan RS Polri.
Selain pemberian pengobatan, pihak Polri juga sudah memberikan perhatian dalam bentuk santunan.
"Mereka masih dirawat di RSPAD dan Rumah Sakit Polri. Sudah kami berikan perhatian dan santunan," kata Tito.
Dalam kesempatan itu, Tito juga mengucapkan terima kasih kepada Presiden Joko Widodo karena menyempatkan untuk memberikan arahan kepada 602 anggota Polri yang hadir.
Anggota Polri yang hadir terdiri dari perwira tinggi dan perwira menengah, jajaran Komisaris Besar di Polda Metro Jaya, serta para komandan dan perwakilan pasukan yang mengamankan aksi unjuk rasa 4 November, baik bintara maupun tamtama.