Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wiranto Akui Pemburuan Kelompok Santoso Dibantu Teknologi Australia

Kompas.com - 27/10/2016, 11:29 WIB
Kristian Erdianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto mengatakan bahwa Australia telah banyak memberikan bantuan kepada Indonesia terkait upaya pemberantasan terorisme.

Salah satunya saat pengejaran pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) di Poso, Sulawesi Tengah. MIT merupakan organisasi radikal yang berafiliasi pada ISIS.

Wiranto menuturkan, keberhasilan aparat keamanan menewaskan Santoso tidak lepas dari peran intelijen dan teknologi yang dimiliki Australia.

"Sebenarnya sudah banyak bantuan yang diberikan dari Australia kepada Indonesia dalam memerangi radikalisme dan terorisme. Terbukti dalam penumpasan Santoso, itu tidak terlepas dari bantuan intelijen Australia untuk bisa mengungkap lebih jauh lagi dengan teknologi yang canggih," ujar Wiranto usai bertemu dengan Menteri Luar Negeri Australia, Julie Bishop, di kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Rabu (26/10/2016).

(baca: Ini Cerita Panglima TNI Bagaimana Operasi Penyergapan Santoso)

Wiranto menjelaskan, selama ini pemerintah kedua negara telah menjalin kerja sama dalam pemberantasan terorisme, mengingat perkembangannya saat ini aksi teror tidak mengenal batas wilayah negara.

Indonesia dan Australia tengah menghadapi ancaman terorisme yang sama-sama bersumber pada ISIS.

(baca: Satu Anggota Kelompok Santoso Ditemukan Tewas Terseret Arus Sungai)

Pada kesempatan yang sama, Julie Bishop mengungkapkan, saat ini pemerintah Australia menduga ada sebagian anggota ISIS di Irak dan Suriah, kembali ke Tanah Airnya, antara lain Indonesia dan Australia.

"Kami menduga sebagian dari pejuang asing ini kembali ke Tanah Air mereka, salah satunya Indonesia dan Australia," ungkap Julie.

(baca: Basri Ditangkap, Kapolri Sebut Kelompok Santoso Makin Lemah)

Menurut Julie, diprediksi jumlah anggota ISIS asal Australia yang kini berada di Suriah dan Irak mengalami peningkatan empat hingga lima kali lipat.

Mereka memiliki jaringan, pengalaman dan kemampuan yang dapat membahayakan warga Australia.

"Pemerintah berupaya apa pun, salah satunya dengan bekerja bersama mitra kami di Indonesia untuk memastikan keselamatan kedua warga dari serangan teroris. Dan sangat penting, kedua negara saling berbagi informasi dan data intelijen untuk melindungi warga kami," katanya.

Kompas TV Jenazah Teroris Santoso Tiba di RS Bhayangkara Palu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prabowo: Kita Timnya Jokowi, Kita Harus Perangi Korupsi

Prabowo: Kita Timnya Jokowi, Kita Harus Perangi Korupsi

Nasional
Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa

Freeport Indonesia Berbagi Bersama 1.000 Anak Yatim dan Dhuafa

Nasional
Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelang Arus Mudik-Balik

Komisi V DPR Apresiasi Kesiapan Infrastruktur Jalan Nasional Capai 98 Persen Jelang Arus Mudik-Balik

Nasional
Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

Pakar: Jadi Subyek yang Dituduh, Mestinya Presiden Dihadirkan pada Sidang Sengketa Pilpres

Nasional
Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Dukung Prabowo dan Megawati Bertemu, Airlangga Singgung Periode Kritis RI 10 Tahun ke Depan

Nasional
Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Prabowo: Saya dan Gibran Manusia Biasa, Kami Butuh Bantuan dan Nasihat

Nasional
Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Diminta Kubu Anies Jadi Saksi Sengketa Pilpres 2024, Airlangga Tunggu Undangan MK

Nasional
Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Pakar Sebut Kesaksian 4 Menteri di Sidang Sengketa Pilpres Penting, Bisa Ungkap Politisasi Bansos

Nasional
Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Prabowo Bilang Demokrasi Tidak Mudah, tetapi Paling Dikehendaki Rakyat

Nasional
Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Menko Polhukam Sebut Pengamanan Rangkaian Paskah Dilakukan Terbuka dan Tertutup

Nasional
Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Prabowo-Gibran Buka Puasa Bareng Golkar, Semeja dengan Airlangga, Agung Laksono, dan Akbar Tandjung

Nasional
Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Fahira Idris: Pendekatan Holistik dan Berkelanjutan Diperlukan dalam Pengelolaan Kawasan Aglomerasi Jabodetabekjur

Nasional
KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

KPK: Baru 29 Persen Anggota Legislatif yang Sudah Serahkan LHKPN

Nasional
Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Dewas Sudah Teruskan Aduan Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar ke Deputi Pimpinan

Nasional
Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Rekening Jaksa KPK yang Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar Diperiksa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com