Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Din Syamsuddin: Wacana Sekolah Sehari Penuh Perlu Dipertimbangkan

Kompas.com - 28/08/2016, 07:00 WIB

YOGYAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin mengatakan, program sekolah sehari penuh yang diwacanakan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendi perlu dipertimbangkan untuk memajukan kualitas pendidikan nasional.

"Sesungguhnya gagasan Mendikbud perlu dipertimbangkan. Jangan apriori dengan langsung menolak atau menerima," kata Din di Sportorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Sabtu (27/8/2016), seperti dikutip Antara.

Din berpendapat bahwa penggunaan istilah "full day school" sesungguhnya terlalu berlebihan.

(baca: Mendikbud: Program "Full Day School" Tetap Jalan, Teknisnya Belum)

Menurut dia, Mendikbud seyogianya cukup menggunakan istilah penambahan alokasi waktu sekolah.

"Mungkin istilahnya agak didramatisasi saja. Karena tidak mungkin sekolah dari jam enam sampai jam enam lagi," kata dia.

Jika maksudnya untuk penambahan waktu sekolah, menurut Din, gagasan itu patut dipertimbangkan.

Menurut dia, banyak lembaga pendidikan yang sukses menerapkan metode pendidikan yang padat dan berisi, termasuk di lingkungan Muhammadiyah dan non-Muhammdiyah.

(baca: Mendikbud Muhadjir Effendy Tanggapi Petisi Penolakan "Full Day School")

Seperti di pesantren, menurut dia, bahkan bukan hanya metode sekolah sehari penuh yang diterapkan, melainkan "sekolah sehari semalam penuh".

"Saya produk pesantren. Saya belajar 24 jam. Oleh karena itu jangan apriori untuk menolak, didalami terlebih dahulu segala sesuatu tentu ada baik dan buruknya," katanya.

Meski demikian, lanjut Din, apabila wacana itu diterapkan, tentu didahului dengan perencanaan dan infrastruktur yang matang, termasuk kesiapan guru.

"Hemat saya kalau bangsa ini mau maju ke depan memang harus mau banyak belajar dan meluangkan banyak waktu untuk pendidikan nilai," katanya.

Kompas TV Pengamat: Pendidikan Karakter Butuh Proses Panjang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Sumber ANTARA


Terkini Lainnya

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Yusril Tegaskan Pencalonan Gibran Sah dan Optimistis dengan Putusan MK

Nasional
Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Soal Tawaran Masuk Parpol, Sudirman Said: Belum Ada karena Saya Bukan Anak Presiden

Nasional
Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan 'Amicus Curiae' seperti Megawati

Sudirman Said Beberkan Alasan Tokoh Pengusung Anies Tak Ajukan "Amicus Curiae" seperti Megawati

Nasional
Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah 'Nyapres' Tidak Jadi Gubernur Jabar

Soal Peluang Anies Maju Pilkada DKI, Sudirman Said: Prabowo Kalah "Nyapres" Tidak Jadi Gubernur Jabar

Nasional
Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Beda Sikap PSI: Dulu Tolak Proporsional Tertutup, Kini Harap Berlaku di Pemilu 2029

Nasional
Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Banjir “Amicus Curiae”, Akankah Lahir “Pahlawan” Pengadilan?

Nasional
Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com