Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wapres Minta Umat Islam Jadi Motor Penggerak Toleransi

Kompas.com - 04/08/2016, 16:18 WIB
Dani Prabowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com – Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta, agar umat Islam dapat menjadi motor penggerak toleransi antar umat beragama. Hal ini karena Islam merupakan agama mayoritas yang dipeluk masyarakat.

Kalla menyampaikan hal tersebut saat berbicara pada seminar internasional bertajuk ‘Peran Masjid dalam Menangkal Pemikiran Menyimpang’ di Kampus Al Azhar, Jakarta, Kamis (4/8/2016).

Kalla pun sempat menyinggung kerusuhan yang terjadi di Tanjung Balai, Sumatera Utara, beberapa waktu lalu.

“Indonesia menyadari hal ini. Oleh karena itu, Indonesia sangat terbuka dan sangat memahami dan memberikan arti persatuan kepada siapa pun di negeri ini,” kata Kalla.

(Baca: Sudah 18 Orang Ditetapkan sebagai Tersangka Kerusuhan Tanjungbalai)

Kerusuhan Tanjung Balai bermula dari perbedaan pendapat antar ummat beragama di wilayah tersebut. Akibatnya, sejumlah rumah ibadah ummat Budha dirusak. Sejauh ini, sudah 18 orang yang ditetapkan sebagai tersangka akibat kerusuhan tersebut.

Kalla mengatakan, keberadaan masjid yang yang menjadi rumah ibadah umat Islam selama ini juga tidak terlepas dari masalah.

Sebagai contoh, di Jakarta, setiap jarak 500 meter terdapat sebuah masjid. Masing-masing masjid dilengkapi dengan speaker yang digunakan untuk mengumandangkan adzan.

“Masalah teknis yang selalu kita bicarakan agar masjid di samping masalah pekerjaan, tapi masih banyak masalah disebabkan karena loud speaker,” kata dia.

(Baca: Penyebar Ujaran Kebencian Terkait Kerusuhan Tanjungbalai di Facebook Ditangkap di Jagakarsa)

Menurut Kalla, karena jarak antar masjid yang relatif rapat, maka tidak perlu dibekali dengan speaker yang dapat mengeluarkan suara nyaring. Sebab, masyarakat tentu sudah dapat mengetahui kapan waktu sholat akan dilaksanakan.

Terlebih, kata dia, pada umumnya, sebelum adzan dikumandangkan biasanya ada pengajiann terlebih dahulu.

“Jadi, nggak usah terlalu besar karena mengganggu siapa saja, termasuk mengganggu kita,” ucap dia.

Kompas TV Polisi Bekuk Pemilik Akun Penyebar Isu SARA Kerusuhan Tanjungbalai
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 19 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’  ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Megawati Serahkan ‘Amicus Curiae’ ke MK, Anies: Menggambarkan Situasi Amat Serius

Nasional
Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Nasional
Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Nasional
Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Nasional
Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com