JAKARTA, KOMPAS.com - Suhardi Alius mengatakan, tanggung jawab baru yang diembannya sebagai Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), adalah tugas yang berat.
Seusai dilantik, Suhardi mendapatkan arahan langsung dari Presiden Jokowi tentang penanggulangan terorisme yang harus dijalankannya.
Ia berkomitmen mewujudkan program Presiden tersebut.
"Ini tugas yang berat untuk saya. Tapi arahan Beliau akan coba saya implementasikan," ujar Suhardi, seusai dilantik di Kompleks Istana Kepresidenan, Rabu (20/7/2016).
BNPT akan tetap mengedepankan deradikalisasi dan antiradikalisasi.
Deradikalisasi akan dilakukan terhadap mereka yang telah memiliki pemahaman radikalisme.
Sementara, program antiradikalisasi akan dilakukan terhadap kelompok yang belum tersentuh pemahaman tersebut.
"Kami ingin mengajak kembali masyarakat berpikir jernih bahwa konsep jihad bukan kekerasan. Ini yang akan kami kedepankan," ujar Suhardi.
BNPT akan menyasar kantong-kantong masyarakat yang terdata rentan terpengaruh radikalisme.
Dua wilayah yang akan disasar, yakni Pulau Jawa dan Nusa Tenggara Barat.
Dalam pelaksanaan program-program itu, BNPT akan merangkul semua stakeholder, mulai dari lembaga swadaya masyarakat, organisasi masyarakat, pimpinan komunitas agama hingga unsur pemerintah lainnya.
"Semua akan kami libatkan sehingga betul-betul tanggung jawab ada di kami dan leading sector-nya adalah BNPT," ujar Suhardi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.