JAKARTA, KOMPAS.com - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) bersama serikat buruh lainnya menuntut Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk melakukan penghentian pengiriman batu bara ke Filipina.
Hal itu disampaikan Presiden KSPI Said Iqbal menanggapi upaya pembebasan warga negara Indonesia yang disandera kelompok bersenjata Abu Sayyaf.
"Buruh menuntut janji Wapres Jusuf Kalla untuk stop batu bara. Kasih pelajaran," kata Said saat konferensi pers di kantor LBH Jakarta, Rabu (13/7/2016).
(Baca: Indonesia Ancam Stop Pengiriman Batu Bara ke Filipina)
Said mengatakan anak buah kapal tidak bisa dilarang untuk tidak melewati zona merah dalam mengangkut batu bara ke Filipina. Kata dia, jika menggunakan jalur lain, maka ongkos angkut menjadi lebih besar.
"Jangan dilarang lagi lewat sana. Itu rute yang paling murah disana," ucap Said.
Said mengatakan KSPI bersama serikat buruh lainnya akan melakukan aksi ke Duta Besar Filipina untuk menuntut pembebasan sepuluh WNI. Buruh meminta kesungguhan pemerintah Filipina dalam membebaskan mereka.
(Baca: Panglima TNI: Biarkan Saja Filipina Mati Lampu)
Sebelumnya, pemerintah mengancam akan menghentikan pengiriman batu bara ke Filipina apabila negara tersebut tidak serius menangani upaya pembebasan WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan, Pemerintah Indonesia, Malaysia dan Filipina beberapa waktu lalu telah sepakat untuk melaksanakan patroli bersama di wilayah perairan perbatasan ketiga negara.
“Di Yogya sudah ketemu, malah Presiden Jokowi hadir juga di pertemuan itu untuk memberikan suatu atensi besar,” kata Kalla, di Istana Wakil Presiden, Selasa (12/7/2016).