JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon ketua umum Partai Golkar, Mahyudin mengatakan, Golka harus segera bangkit dari keterpurukan.
Menurut dia, keterpurukan Golkar terlihat dari perolehan kursi dalam pemiu legislatif yang terus menurun.
Kondisi ini semakin parah dengan adanya konflik internal yang tengah terjadi di tubuh Golkar.
Hal tersebut disampaikan Mahyudin saat memberikan orasi pada sesi pertama kampanye dan sosialisasi caketum Golkar di Medan, Minggu (8/5/2016) malam.
Dalam sesi tersebut, Mahyudin adu debat dengan bakal calon ketua umum lainnya, Setya Novanto.
"Tahun 1999 dengan 126 (kursi) menurun menjadi 120 pada pemilu 2004. Lantas menurun kembali pada pemilu 2009 dengan 106 dan terakhir 2014 dengan 91 kursi DPR RI," kata Mahyudin, dalam keterangan tertulisnya, Senin (9/5/2016).
Mahyudin mengatakan, pendapatnya merujuk hasil survei salah satu lembaga survei beberapa waktu lalu.
Untuk mengatasi keterpurukan, Mahyudin mengaku telah menyiapkan empat strategi untuk Golkar jika terpilih sebagai ketua umum.
"Empat jurus itu konsolidasi menyeluruh, kaderisasi, rebranding, dan mensukseskan pembangunan nasional," ujar dia.
Konsolidasi, kata Mahyudin, dilakukan untuk menyatukan kembali faksi-faksi yang ada pasca-konflik yang terjadi selama 1,5 tahun terakhir.
Strategi ini perlu dilakukan untuk membangun militansi kader dalam menghadapi agenda politik nasional.
Berikutnya, program kaderisasi akan dilakukan dengan cara membangun sekolah kader. Sekolah tersebut nantinya akan digunakan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki setiap kader.
"Rebranding Partai Golkar merupakan keharusan agar Partai Golkar selalu selaras dengan perkembangan zaman. Partai Golkar dibangun sebagai partai bersih modern, santun, dan membumi," kata dia.