JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Joko Widodo akan berkunjung ke sejumlah negara di Uni Eropa pada 17 hingga 23 April 2016 mendatang.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung menegaskan, kunjungan kerja Presiden ini bukanlah kunjungan basa-basi.
"Presiden menekankan, bukan kunjungan basa-basi. Dalam setiap negara yang dikunjungi, akan diminta sesuatu yang done. Artinya, sesuatu yang terlaksana, bukan sekadar kunjungan," ujar Pramono di Istana, Jumat (15/4/2016).
Menurut Pramono, agenda kunjungan kali ini masih seputar mempererat hubungan dagang, peningkatan kerja sama sektor ekonomi, pembahasan isu-isu Timur Tengah, dan persoalan pemberantasan terorisme.
Selain itu, diselipkan pula agenda kerja sama di bidang maritim dengan salah satu negara yang bakal dikunjungi Presiden serta rombongan.
Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong menjelaskan, salah satu yang ingin dicapai dalam kunjungan kerja kali ini adalah penegasan tahap awal negosiasi Comprehensive Economic Partnership Agreement (CEPA) antara Uni Eropa dan Indonesia.
"Itu akan menjadi satu perjanjian perdagangan dan kerja sama ekonomi raksasa karena menyangkut 28 negara anggota Uni Eropa," ujar Thomas.
Wakil Menteri Luar Negeri Muhammad Fachir menambahkan, Presiden dijadwalkan bertemu kepala komisi Uni Eropa, Dewan Uni Eropa, beserta parlemennya.
"Kunjungan ini intinya yakni, pertama, memperkokoh kemitraan Indonesia dengan Uni Eropa. Kedua, menampilkan Indonesia sebagai negara yang terbuka sekaligus kompetitif," ujar Fachir.