Pendeta Sebut Para Tahanan KPK Sudah Semakin Tegar

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendeta dari Gereja Protestan di Indonesia Bagian Barat (GPIB) Paulus, Freddy Tobing menceritakan, tak ada lagi tahanan yang menangis lagi saat ia memimpin ibadat Jumat Agung.

Menurutnya, masa itu telah lewat. Terlebih, para tahanan telah melewati lebih dari empat bulan masa tahanan.

"Setiap minggu kan (kami) bertemu. Mereka ada yang sudah 4, 5 bulan. Bahkan 8 bulan. Jadi, beda lah," ujar Freddy usai ibadat Jumat Agung di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (25/3/2016).

Menurutnya, perlu ditekankan agar para tahanan rajin berdoa dan semakin menebalkan imannya untuk semangat hidup. Mereka, kata Freddy, perlu meresapi bahwa saat di luar penjara banyak kesenangan duniawi yang mereka pikirkan.

Saat mereka di dalam penjara, barulah mereka mengenal 'Who is The Greatest'.

"Jadi, ini adalah waktu untuk mengingat bagi mereka, bagaimana penderitaan Yesus yang disalibkan," kata Freddy.

Arti Jumat Agung Jumat Agung memiliki arti tersendiri bagi salah satu tahanan KPK yang juga merupakan Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Bobby Reynold Mamahit.

Menurutnya, pada Jumat Agung yang diperingati, para umat harus kembali pada apa yang dialami Yesus Kristus yang mengalami penderitaan untuk menebus dosa umatnya.

"Ini sebagai introspeksi di hidup kita dari lahir sampai begini adalah karena karunia dan perlindungan Tuhan kita. Karena itu kita harus bisa kembali pada apa yang dikatakan Tuhan kita bahwa hiduplah kudus seperti Tuhan Yesus," tutur Bobby.

Namun, ia mengaku tak ada barang bawaan khusus yang diberikan keluarganya hari ini. "Enggak ada. Kemarin kan baru ketemu," ucapnya.