JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti memastikan pengejaran kelompok teroris Santoso tetap dilanjutkan.
Menurut dia, kecelakaan jatuhnya helikopter TNI yang menewaskan 13 anggota Operasi Tinombala 2016 tidak menghentikan operasi tersebut.
"Ini kan dinamika terus berjalan, operasi terus berjalan dan tidak terhenti dengan musibah seperti ini," ujar Badrodin di Mabes Polri, Jakarta, Senin (21/3/2016).
Badrodin mengatakan, tim Operasi Tinombala 2016 sudah berhasil memetakan penyebaran jaringan Santoso.
Tim tersebut, kata dia, sampai saat ini sudah memperketat penjagaan di sejumlah area tersebut. Namun, Badrodin enggan mengungkap di mana saja lokasinya.
"Kami akan lanjutkan karena kami sudah tahu mendeteksi lokasi-lokasi di mana mereka berada," kata Badrodin.
Meski kehilangan beberapa personelnya, tim gabungan belum berencana menambah personel. Jumlah tim saat ini masih dirasa cukup oleh Badrodin untuk melanjutkan operasi.
Ke-13 anggota TNI itu merupakan bagian dari operasi pengejaran kelompok Santoso. Kecelakan itu terjadi seusai melakukan pertemuan di Desa Watutau, Kecamatan Lore Peore, dalam kegiatan Operasi Tinombala 2016.
Dalam pengejaran kelompok Santoso, tim gabungan TNI-Polri, selain melibatkan ribuan pasukan, juga didukung oleh tiga helikopter, yaitu dua milik TNI dan satu milik Polri.
Salah satu heli yang jatuh merupakan milik TNI yang selama ini menjadi kendaraan operasional TNI-Polri yang dipergunakan untuk mendukung pelaksanaan Operasi Tinombala 2016.
Operasi itu akan berlangsung hingga bulan September mendatang.