Novanto meyakini bahwa kasus pemufakatan jahat permintaan saham PT Freeport Indonesia yang tengah disidik Kejaksaan Agung saat ini tidak akan mengganggu pencalonannya.
"Ya, tentu pasti sudah ada dukungan yang diberikan DPD I, saya minta doa," kata Novanto di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (15/2/2016).
Novanto menilai kasus pemufakatan jahat yang menyeret namanya tidak akan berpengaruh terhadap pencalonan yang dia lakukan. Sebab, dia merasa tidak bersalah dalam kasus tersebut.
"Hal yang terpenting saya tidak pernah melanggar hukum, tidak pernah melakukan permintaan saham dan mencatut presiden. Itu sudah disampaikan Kapolri, itu sudah tidak ada lagi," ucap Novanto.
(Baca: Jaksa Agung: Hak Setya Novanto untuk Tidak Mengaku)
Jika terpilih sebagai ketua umum, Setya Novanto mengaku akan mempersatukan Partai Golkar dari pusat hingga daerah, yang selama lebih dari setahun ini terpecah karena dualisme kepemimpinan.
Menurut dia, Golkar di pusat dan daerah harus segera solid agar bisa kembali menjadi partai nomor satu se-Indonesia.
"Dalam waktu dekat kami targetkan Golkar bisa meraih kemenangan di 2019," ucapnya.
(Baca: "Sangat Lihai, Novanto Masih Memiliki Jabatan 'Powerful' di DPR")
Selain Novanto, calon lain yang sudah menyatakan maju saat ini antara lain Ade Komarudin, Aziz Syamsudin, Mahyudin, Idrus Marham, dan Roem Kono.
Munas Golkar akan digelar di bawah kepengurusan DPP hasil Munas Riau demi persatuan antara kubu Aburizal Bakrie dan Agung Laksono yang selama lebih dari satu tahun berkonflik. Baik Aburizal maupun Agung sudah sepakat untuk tidak maju lagi dalam kontestasi munas tersebut. Panitia munas rencananya akan dibentuk pada akhir Februari 2016.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.