Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyumbang Fiktif, Sopir Anggota DPRD Beri Dana Rp 50 Juta untuk Risma-Wisnu

Kompas.com - 21/12/2015, 15:06 WIB
Nabilla Tashandra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kelompok Kerja Nasional Pengawasan Partisipatif Dana Kampanye (Pokjanas) menemukan sejumlah fakta terkait dana kampanye pada Pilkada Serentak 2015.

Salah satu temuan terkait dengan penerimaan dana kampanye pasangan calon yang diduga fiktif.  

Koordinator Pokjanas, Yusfitriadi mengungkapkan ada sopir salah satu anggota DPRD Provinsi yang tercatat menjadi penyumbang untuk calon walikota dan wakil walikota Surabaya, Tri Rismaharini dan Whisnu Saktibuana.

"Setelah kami telusuri, dapat dua. Yang pertama adalah sopir salah satu anggota DPRD Provinsi. Dia menyuruh sopirnya untuk menyumbang dana kampanye," ujar Yusfitriadi usai konferensi pers di Gedung Badan Pengawas Pemilu, Senin (21/12/2015).

Pria yang akrab disapa Yus tersebut menjabarkan, pada awalnya Pokjanas menemukan 10 orang dalam Laporan Penerimaan Sumbangan Dana Kampanye (LPSDK) Risma-Whisnu yang menyumbang sebesar Rp 50 juta. 

Besaran tersebut tak melanggar karena batas sumbangan dana kampanye perseorangan adalah Rp 50 juta. Namun, Pokjanas menemukan kejanggalan saat menelusuri satu per satu nama yang ada. 

Kebetulan, salah satu dari dua penyumbang yang dijadikan sampel adalah sopir anggota DPRD tersebut. Yus menambahkan, ada dua pelanggaran yang dilakukan oleh anggota DPRD Provinsi yang bersangkutan.

Pertama, karena melakukan kebohongan publik. Sedangkam yang kedua adalah adanya upaya merekayasa.

"Siapa tahu dia mau menyumbang lebih dari Rp 50 juta tapi kemudian dipecah-pecah. Salah satunya lewat sopir," kata Yus.

Yus menambahkan, anggota DPRD tersebut mengaku menyesal apalagi jika harus berurusan dengan publik. Namun, Yus menolak membeberkan nama dan posisi anggota DPRD itu.

"Di sana ada namanya. Tapi silakan nanti konfirmasi ke Bawaslu," ucap Yus.

Rencananya, Pokjanas akan memberikan dokumen dan kelengkapan temuannya, termasuk rekaman pembicaraan dengan anggota DPRD Provinsi, kepada Bawaslu secara lengkap.

Namun, karena pimpinan Bawaslu saat itu tak ada di tempat, maka Pokjanas menunda pemberian dokumen tersebut.

Selain temuan penyumbang fiktif dana kampanye di Kota Surabaya, Pokjanas jiga menemukan kasus serupa terkait penerimaan dana kampanye di daerah lainnya, yaitu di Jembrana, Samarinda, Bontang, Bukittinggi, Manado, Ternate, Surakarta, Kotawaringin Timur, Binjai, dan Tasikmalaya.

Terhadap temuan-temuan itu, Pokjanas merekomendasikan Bawaslu untuk melakukan penelusuran lebih lanjut.

Sementara untuk KPU, Pokjanas meminta penyelenggara pilkada setempat menjatuhkan sanksi administrasi kepada pasangan calon yang menerima sumbangan melebihi batas serta penyumbang yang tidak jelas identitasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Prabowo Disebut Sudah Minta AHY Berikan Nama Kader Demokrat untuk Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Pangkoarmada I Akan Buat Kajian agar Kapal Patroli yang Dibeli dari Italia Ditempatkan di Wilayahnya

Nasional
Pakar: 'Amicus Curiae' untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Pakar: "Amicus Curiae" untuk Sengketa Pilpres Fenomena Baru

Nasional
Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Densus 88 Polri Kembali Tangkap 1 Teroris Jaringan JI di Sulteng, Totalnya Jadi 8

Nasional
Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Yusril Tertawa Ceritakan Saksi Ganjar-Mahfud Bawa Beras 5 Kg untuk Buktikan Politisasi Bansos

Nasional
Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Jelang Putusan Sengketa Pilpres, Karangan Bunga Bernada Sindiran Muncul di MK

Nasional
Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Yusril Akui Sebut Putusan 90 Problematik dan Cacat Hukum, tapi Pencalonan Gibran Tetap Sah

Nasional
Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Bukan Peserta Pilpres, Megawati Dinilai Berhak Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim 'Amicus Curiae' ke MK

Perwakilan Ulama Madura dan Jatim Kirim "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

PPP Tak Lolos ke DPR karena Salah Arah Saat Dukung Ganjar?

Nasional
Kubu Prabowo Sebut 'Amicus Curiae' Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Kubu Prabowo Sebut "Amicus Curiae" Megawati soal Kecurangan TSM Pilpres Sudah Terbantahkan

Nasional
BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

BMKG Minta Otoritas Penerbangan Waspada Dampak Erupsi Gunung Ruang

Nasional
Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Demokrat Tak Resisten jika Prabowo Ajak Parpol di Luar Koalisi Gabung Pemerintahan ke Depan

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Kubu Prabowo-Gibran Yakin Gugatan Anies-Muhaimin dan Ganjar-Mahfud Ditolak MK

Nasional
Aktivis Barikade 98 Ajukan 'Amicus Curiae', Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Aktivis Barikade 98 Ajukan "Amicus Curiae", Minta MK Putuskan Pemilu Ulang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com