Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KSAU: Beli Helikopter AgustaWestland karena PT DI Lamban

Kompas.com - 30/11/2015, 14:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Agus Supriatna menyatakan, rencana pembelian helikopter "VVIP" buatan Italia, AgustaWestland AW101, muncul lantaran kinerja PT Dirgantara Indonesia lamban.

Sebelumnya, ada beberapa pesanan TNI AU yang hingga kini belum dikirimkan.

"Seperti pesanan enam helikopter Super Cougar atau yang juga dikenal sebagai Eurocopter EC725 Caracal untuk rencana strategis (renstra) I pada 2010-2014, itu seharusnya datang pada Mei 2015 lalu," kata Agus saat menghadiri HUT ke-44 Korpri di Mabes TNI AU, Cilangkap, Jakarta Timur, Senin (30/11/2015), seperti dikutip Antara.

Dari pesanan enam helikopter transportasi taktis jarak jauh itu, sudah ada beberapa yang siap dikirimkan. Namun, TNI AU tidak mau menerima jika pesanan belum lengkap. (Baca: Fadli Zon: Sebaiknya Presiden Pakai Helikopter Produksi Dalam Negeri)

Kontrak ditandatangani pada tahun 2012, dan seharusnya selesai dalam waktu 38 bulan. Perjanjian pun diamendemen sehingga waktunya mundur.

"Sudah masuk sebelumnya di PT DI, tetapi belum kami terima karena ada item pending. Semoga tahun 2016 bisa masuk dua unit," kata KSAU.

Ia menyebutkan, saat membeli pesawat dari PT DI, TNI Angkatan Udara harus melihat terlebih dulu produsen alutsista asing yang sedang bekerja sama dengan PT DI untuk produk tertentu. (Baca: Menyoal AgustaWestland AW101 Jadi Helikopter Kepresidenan RI)

TNI AU akan kaji kekurangan dan kelebihannya. Untuk pesanan Eurocopter EC725 misalnya, PT DI bekerja sama dengan Airbus dari Perancis.

"Sebelum beli heli angkut sedang kita lihat kerja sama dengan siapa. (Misalnya) seperti beli Super Puma, kita beli di PT DI, kerja sama dengan Airbus," ujar Agus yang juga sebagai Komisaris Utama PT DI.

Proses produksi PT DI yang lama pun menjadi salah satu alasan TNI AU memilih AW-101 dari Italia untuk helikopter kepresidenan dan tamu VVIP. (Baca: Chappy Yakin Pemerintah Tak Sembarangan Pilih AgustaWestland untuk Presiden)

"PT DI dari mana heli dan pesawat? Ya beli, (misalkan) dari Amerika, beli dari luar kan. Jadi PT DI belum sanggup. Contoh, heli Apache, sanggup enggak?" ucap Agus.

Untuk pengadaan helikopter VVIP, TNI AU tidak ingin sembarangan. Selain untuk memastikan keamanan dan kenyamanan Presiden, Wapres, tamu negara, dan VVIP lainnya, TNI AU dalam renstra kedua ini harus membeli alutsista baru dengan spesifikasi naik satu tingkat dari sebelumnya.

"Kasihan nanti adik-adik penerus kita untuk alusista yang akan diwariskan. Makanya, kita tambah, agar ada pemeliharaan, dan ada yang siap dioperasikan," ujarnya. (Baca: Seskab: Helikopter Presiden untuk Keamanan, Bukan Kemewahan)

KSAU menambahkan, kebutuhan skuadron cuma bisa dipenuhi sebanyak delapan unit dengan pagu anggaran yang ada. Agar adil, seharusnya setiap skuadron memiliki satu unit.

Skuadron yang akan mengoperasikan heli AW-101 tersebut adalah Skuadron Udara 8, Skuadron Udara 6, dan Skuadron Udara 45. (Baca: Luhut Pastikan AgustaWestland Helikopter Terbaik untuk Presiden)

"Pagu anggaran kami sanggup beli delapan heli AW, tetapi kami minta satu lagi biar adil, jadi ada sembilan unit. Anggaran kami dari pinjaman luar negeri itu renstra lima tahun," tuturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Checks and Balances' terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

"Checks and Balances" terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasional
PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

Nasional
Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Nasional
Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Nasional
Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com