Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menurut Kalla, 255 Juta Penduduk Indonesia Jadi Daya Tarik Dunia

Kompas.com - 21/09/2015, 16:11 WIB
Icha Rastika

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan bahwa jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 255 juta jiwa sedianya dikelola sebagai potensi yang menguntungkan negara.

Menurut Kalla, jumlah penduduk yang besar merupakan suatu keuntungan, bukan suatu beban, asalkan potensi tersebut bisa dikelola dengan baik. Besarnya jumlah penduduk merupakan daya tarik dunia karena Indonesia menjadi pangsa pasar yang besar bagi negara lain.

"Jumlah penduduk yang 255 juta ini merupakan tenaga kerja, produktivitas yang tinggi sekaligus konsumen yang besar. Karena pada dewasa ini dua hal itulah yang menjadi daya tarik di dunia, konsumen dan produktivitas," kata Kalla saat menyampaikan sambutannya dalam seminar tingkat tinggi tentang kependudukan dan pembangunan Indonesia, di Jakarta, Senin (21/9/2015).

Ia juga mengingatkan agar bonus demografi yang diperoleh Indonesia bisa dimanfaatkan dengan baik. Bonus demografi, kata Kalla, bisa berdampak positif apabila diseimbangkan dengan pembangunan di bidang pertanian dan industri.

Kendati demikian, Kalla mengingatkan bahwa pembangunan yang terjadi juga memunculkan risiko urbanisasi, atau perpindahan warga dari desa ke kota. Menurut dia, perpindahan warga dari desa ke kota mustahil dibendung. Meskipun sektor pertanian maju, Kalla menilai bahwa urbanisasi akan tetap terjadi karena kurangnya lapangan pekerjaan di desa.

"Kalaupun pertanian berhasil, maka biasanya produktivitas naik. Timbul intensifikasi, maka terjadi juga pekerja di pedesaan pindah ke kota. Jadi, berhasil atau tidaknya pertanian selalu terjadi urbanisasi," kata Kalla.

Arus urbanisasi akan semakin deras apabila pengembangan sektor pertanian di pedesaan berujung pada kegagalan. Oleh karena itu, Kalla menekankan bahwa langkah terpenting yang harus dilakukan pemerintah adalah memperluas lapangan pekerjaan melalui industrialisasi. Pemerintah tidak bisa hanya mengandalkan sektor pertanian dalam membangun lapangan pekerjaan. Hal ini mengingat lahan pertanian yang terbatas.

Kalla lantas mencontohkan keterbatasannya lahan pertanian di Jawa. "Pertanian punya lahan yang terbatas, tidak semua bahwa kalau di Jawa satu keluarga rata-rata hanya memiliki seperempat hektar sawah atau kebun, hal itu tentu sulit untuk menghidupi empat orang keluarga," ujar Kalla.

Tanpa industrialisasi, sambung dia, akan menjadi sulit untuk membangun penduduk dengan penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan mendasar. Pendapatan penduduk akan meningkat jika bekerja di sektor industri dibandingkan dengan sektor pertanian.

"Berdasarkan pedoman yang ada, dengan lahan yang cuma 2,5 hektar beras, maka penghasilan petani maksimum adalah Rp 800.000 hingga Rp 900.000 per bulan. Di lain pihak, kalau dia kerja di industri, bisa mendapatkan Rp 1,5 juta hingga Rp 2,5 juta walaupun upah minimum sekarang ini. Maka, tentu itu lebih baik dan pasti memberikan pendapatan dan kesejahteraan seluruh masyarakat yang ada," tutur dia.

Atas dasar itu, Kalla juga menyampaikan bahwa pemerintah harus melakukan upaya pembangunan baik di desa maupun di kota. Pembangunan harus menitikberatkan pada perencanaan yang baik, sistem yang baik, penerapan teknologi, serta memperluas akses pendidikan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Inklusivitas Gender Jadi Pembahasan Pansel Capim KPK

Inklusivitas Gender Jadi Pembahasan Pansel Capim KPK

Nasional
Putus Internet ke Kamboja dan Filipina, Menkominfo: Upaya Berantas Judi 'Online'

Putus Internet ke Kamboja dan Filipina, Menkominfo: Upaya Berantas Judi "Online"

Nasional
Pemerintah Putus Akses Internet Judi 'Online' Kamboja dan Filipina

Pemerintah Putus Akses Internet Judi "Online" Kamboja dan Filipina

Nasional
Upaya Berantas Judi 'Online' dari Mekong Raya yang Jerat 2,3 Juta Penduduk Indonesia...

Upaya Berantas Judi "Online" dari Mekong Raya yang Jerat 2,3 Juta Penduduk Indonesia...

Nasional
Keamanan Siber di Pusat Data Nasional: Pelajaran dari Gangguan Terbaru

Keamanan Siber di Pusat Data Nasional: Pelajaran dari Gangguan Terbaru

Nasional
Tanggal 26 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Letjen Suryo Prabowo Luncurkan Buku 'Mengantar Provinsi Timor Timur Merdeka Menjadi Timor Leste'

Letjen Suryo Prabowo Luncurkan Buku "Mengantar Provinsi Timor Timur Merdeka Menjadi Timor Leste"

Nasional
Resmikan Destinasi Wisata Aglaonema Park di Sleman, Gus Halim: Ini Pertama di Indonesia

Resmikan Destinasi Wisata Aglaonema Park di Sleman, Gus Halim: Ini Pertama di Indonesia

Nasional
Drag Fest 2024 , Intip Performa Pertamax Turbo untuk Olahraga Otomotif

Drag Fest 2024 , Intip Performa Pertamax Turbo untuk Olahraga Otomotif

Nasional
2.000-an Nadhliyin Hadiri Silaturahmi NU Sedunia di Mekkah

2.000-an Nadhliyin Hadiri Silaturahmi NU Sedunia di Mekkah

Nasional
TNI AD: Prajurit Gelapkan Uang untuk Judi 'Online' Bisa Dipecat

TNI AD: Prajurit Gelapkan Uang untuk Judi "Online" Bisa Dipecat

Nasional
Airlangga Yakin Jokowi Punya Pengaruh dalam Pilkada meski Sebut Kearifan Lokal sebagai Kunci

Airlangga Yakin Jokowi Punya Pengaruh dalam Pilkada meski Sebut Kearifan Lokal sebagai Kunci

Nasional
TNI AD Mengaku Siapkan Pasukan dan Alutsista untuk ke Gaza

TNI AD Mengaku Siapkan Pasukan dan Alutsista untuk ke Gaza

Nasional
Mitigasi Gangguan PDN, Ditjen Imigrasi Tambah 100 Personel di Bandara Soekarno-Hatta

Mitigasi Gangguan PDN, Ditjen Imigrasi Tambah 100 Personel di Bandara Soekarno-Hatta

Nasional
Pusat Data Nasional Diperbaiki, Sebagian Layanan 'Autogate' Imigrasi Mulai Beroperasi

Pusat Data Nasional Diperbaiki, Sebagian Layanan "Autogate" Imigrasi Mulai Beroperasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com