Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jokowi Minta Masukan untuk Pilih Menteri, Rakyat Merasa Dihargai

Kompas.com - 26/07/2014, 17:16 WIB
Fathur Rochman

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com – Presiden terpilih 2014-2019, Joko Widodo, meminta pendapat publik dalam penyusunan kabinet pemerintahannya bersama wakil presiden terpilih Jusuf Kalla. Tindakan ini pun menuai apresiasi dari masyarakat.

Warga menilai cara Jokowi-JK ini sebagai sebuah inovasi. Rafi Fauzan, mahasiswa jurusan Pertanian dari Universitas Andalas, mengatakan sistem baru ini menjadikan kehendak rakyat sebagai elemen utama penentuan menteri.

Rakyat merasa dihargai karena diberi hak untuk menentukan sendiri siapa sosok yang paling memiliki kapabilitas di bidang tertentu.

“Ini kemajuan demokrasi Indonesia. Rakyat menjadi elemen yang utama. Menurut saya secara pribadi, calon menteri harus berdasarkan kapabilitas yang dimiliki,” ujar Rafi ketika ditemui di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Sabtu (26/7/2014).

Padahal, menurut Rafi, Jokowi punya hak prerogatif untuk menentukan sendiri siapa yang akan mendapatkan jabatan menteri.

Rafi pun paham keputusan untuk menentukan menteri tetap ada pada presiden terpilih. Namun, mengajak rakyat untuk ikut memilih sebelum menentukan dinilai langkah yang tepat.

Hal senada juga disampaikan oleh Amanda Restia. Mahasiswi berusia 21 tahun ini mengatakan sistem penjaringan aspirasi yang dilakukan Jokowi dalam menentukan menteri adalah terobosan yang bagus.

Namun, dia mengaku tidak banyak mengenal nama-nama calon menteri yang diusulkan. Oleh karena itu, dia merasa terhambat untuk berpartisipasi.

“Tapi dari sekian banyak nama yang tertera disana, saya cuma tahu beberapa. Jadi harus cari tahu lebih jauh sebelum berpartisipasi,” ujar Amanda.

Sedikit berbeda dengan Rafi dan Amanda, Avi Harwati, memiliki pandangan sendiri tentang sistem penentuan menteri saat ini. Dirinya menyayangkan daftar nama calon menteri yang ada saat ini merupakan usulan dari tim sukses Jokowi-JK.

Perempuan yang bekerja sebagai karyawati ini berharap Jokowi dan Jusuf Kalla dapat mengusulkan sendiri nama calon yang dinilai kompeten, profesional, dan bersih. Walau demikian, Avi tetap menganggap sistem saat ini sebagai cara yang inovatif. Alasan utamanya, karena rakyat terlibat dalam menentukan menteri.

“Hal terpenting sekarang rakyat bisa turut partisipasi aja. Jadi enggak pasif dan enggak cuma terima jadi,” ujarnya.

Sebelumnya, dalam akun resmi kubu Jokowi-JK di Facebook dengan nama Jokowi Center, publik diminta berpartisipasi dalam memberi pandangan mengenai siapa yang cocok menjadi pembantu presiden dan wakil presiden periode mendatang.

Dalam akun tersebut, diunggah lembaran yang diberi nama Kabinet Alternatif Usulan Rakyat (KAUR). Tertulis, para relawan merasa perlu terus mengawal perjalanan politik Jokowi-JK dengan berbagai cara setelah dinyatakan sebagai pemenang pilpres. Jokowi Center dan Radio Jokowi akhirnya memutuskan untuk ikut mengawal proses penjaringan nama-nama calon menteri yang dianggap layak oleh rakyat.

Ada 34 daftar menteri yang dimintai pendapat. Masing-masing pos ada tiga calon. Ada pula opsi untuk mengisi sendiri nama tokoh di luar tiga calon yang ada.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Putus Internet ke Kamboja dan Filipina, Menkominfo: Upaya Berantas Judi 'Online'

Putus Internet ke Kamboja dan Filipina, Menkominfo: Upaya Berantas Judi "Online"

Nasional
Pemerintah Putus Akses Internet Judi 'Online' Kamboja dan Filipina

Pemerintah Putus Akses Internet Judi "Online" Kamboja dan Filipina

Nasional
Upaya Berantas Judi 'Online' dari Mekong Raya yang Jerat 2,3 Juta Penduduk Indonesia...

Upaya Berantas Judi "Online" dari Mekong Raya yang Jerat 2,3 Juta Penduduk Indonesia...

Nasional
Keamanan Siber di Pusat Data Nasional: Pelajaran dari Gangguan Terbaru

Keamanan Siber di Pusat Data Nasional: Pelajaran dari Gangguan Terbaru

Nasional
Tanggal 26 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 Juni 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Letjen Suryo Prabowo Luncurkan Buku 'Mengantar Provinsi Timor Timur Merdeka Menjadi Timor Leste'

Letjen Suryo Prabowo Luncurkan Buku "Mengantar Provinsi Timor Timur Merdeka Menjadi Timor Leste"

Nasional
Resmikan Destinasi Wisata Aglaonema Park di Sleman, Gus Halim: Ini Pertama di Indonesia

Resmikan Destinasi Wisata Aglaonema Park di Sleman, Gus Halim: Ini Pertama di Indonesia

Nasional
Drag Fest 2024 , Intip Performa Pertamax Turbo untuk Olahraga Otomotif

Drag Fest 2024 , Intip Performa Pertamax Turbo untuk Olahraga Otomotif

Nasional
2.000-an Nadhliyin Hadiri Silaturahmi NU Sedunia di Mekkah

2.000-an Nadhliyin Hadiri Silaturahmi NU Sedunia di Mekkah

Nasional
TNI AD: Prajurit Gelapkan Uang untuk Judi 'Online' Bisa Dipecat

TNI AD: Prajurit Gelapkan Uang untuk Judi "Online" Bisa Dipecat

Nasional
Airlangga Yakin Jokowi Punya Pengaruh dalam Pilkada meski Sebut Kearifan Lokal sebagai Kunci

Airlangga Yakin Jokowi Punya Pengaruh dalam Pilkada meski Sebut Kearifan Lokal sebagai Kunci

Nasional
TNI AD Mengaku Siapkan Pasukan dan Alutsista untuk ke Gaza

TNI AD Mengaku Siapkan Pasukan dan Alutsista untuk ke Gaza

Nasional
Mitigasi Gangguan PDN, Ditjen Imigrasi Tambah 100 Personel di Bandara Soekarno-Hatta

Mitigasi Gangguan PDN, Ditjen Imigrasi Tambah 100 Personel di Bandara Soekarno-Hatta

Nasional
Pusat Data Nasional Diperbaiki, Sebagian Layanan 'Autogate' Imigrasi Mulai Beroperasi

Pusat Data Nasional Diperbaiki, Sebagian Layanan "Autogate" Imigrasi Mulai Beroperasi

Nasional
Satgas Judi 'Online' Akan Pantau Pemain yang 'Top Up' di Minimarket

Satgas Judi "Online" Akan Pantau Pemain yang "Top Up" di Minimarket

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com