Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akil-Hambit Perang Mulut di Persidangan

Kompas.com - 17/03/2014, 22:48 WIB
Dian Maharani

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com — Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Akil Mochtar beradu mulut dengan Bupati Gunung Mas terpilih, Hambit Bintih. Silat lidah keduanya terjadi dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Senin (17/3/2014) malam.

Perang mulut itu terjadi ketika Akil sebagai terdakwa kasus dugaan suap pengurusan sengketa pemilihan kepala daerah di MK mendapat kesempatan bertanya kepada Hambit yang menjadi saksi di persidangan. Awalnya, Hambit membantah berinisiatif memberikan suap kepada Akil untuk sengketa Pilkada Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Hambit mengaku ditawari oleh politikus Partai Golkar, Chairun Nisa, dan orang dekat Akil bernama Dodi. Menurut Hambit, Nisa dan Dodi menawarkan untuk menghubungkan Hambit dengan Akil.

"Ibu Nisa tawarkan saya untuk ketemu terdakwa (Akil). Dodi juga mengaku dekat dengan terdakwa, jadi saya untuk check balance. Saya coba melalui keduanya," ujar Hambit.

Mendengar pengakuan itu, Akil menegaskan bahwa ia tak pernah meminta Nisa atau Dodi mendekati Hambit. Akil juga mengaku pernah menolak Dodi dan Hambit ketika ingin menemuinya.

"Ketika Dodi minta pada saya, Saudara mau ketemu saya dengan melas-melas, sebenarnya saya tidak mau terima Saudara. Itu saya sampaikan, saya bilang saya tidak bisa ketemu Saudara," kata Akil.

Namun, akhirnya Hambit bisa bertemu Akil. Menurut Akil, saat itu juga tidak ada pembicaraan soal uang. Hambit pun membenarkan tidak ada pembicaraan soal uang secara langsung kepada Akil. Meski demikian, menurut Hambit, setelah itu Akil mengatakan bahwa untuk urusan uang dapat melalui Nisa.

Mendengar pernyataan Hambit ini, Akil kembali naik darah. "Anda yang bilang urusan tadi sama Ibu (Nisa)," kata Akil dengan nada tinggi. "Ya, terserah Bapak," jawab Hambit.

Akil menuding Hambit telah berbohong di persidangan. "Saudara berbohong, tapi Tuhan kan tahu. Saudara beriman, kan? Belum budaya juga kan, Saudara nanti disumpah secara adat juga, loh," kata Akil. "Kita sama-sama beriman. Saya ngomong apa adanya," timpal Hambit dengan nada santai.

Suasana sidang sempat memanas. Jaksa Penuntut Umum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) berusaha membuka pembicaraan kepada Ketua Majelis Hakim Suwidya. Namun, ucapan jaksa dipotong oleh Akil. "Saya juga punya hak untuk bertanya," kata Akil dengan raut wajah emosi. "Tapi, jangan maksa kehendak," timpal jaksa.

Ketua Majelis Hakim juga beberapa kali menengahi perdebatan keduanya. Namun, Akil terus melanjutkan pertanyaan dan adu mulut kembali terjadi hingga akhirnya majelis hakim melakukan skors sidang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Komnas Perempuan Khawatir UU KIA Sebabkan Diskriminasi saat Perekrutan Pekerja

Komnas Perempuan Khawatir UU KIA Sebabkan Diskriminasi saat Perekrutan Pekerja

Nasional
Survei Litbang 'Kompas' Sebut KPK Dinilai Diintervensi, Wakil Ketua: Jalur Komando dari Instansi Luar Harus Diputus

Survei Litbang "Kompas" Sebut KPK Dinilai Diintervensi, Wakil Ketua: Jalur Komando dari Instansi Luar Harus Diputus

Nasional
Sengketa Pileg yang Dikabulkan MK Naik 3 Kali Lipat, KPU Sebut Ada Konteks yang Beda

Sengketa Pileg yang Dikabulkan MK Naik 3 Kali Lipat, KPU Sebut Ada Konteks yang Beda

Nasional
Masalah Lahan Jadi Kendala Pembangunan IKN, Mendagri Janji Bantu Basuki Hadimuljono

Masalah Lahan Jadi Kendala Pembangunan IKN, Mendagri Janji Bantu Basuki Hadimuljono

Nasional
Jokowi Kunjungi Posyandu di Bogor, Tinjau Upaya Cegah Stunting

Jokowi Kunjungi Posyandu di Bogor, Tinjau Upaya Cegah Stunting

Nasional
Ponsel Hasto PDI-P Disita KPK, Terkait Harun Masiku?

Ponsel Hasto PDI-P Disita KPK, Terkait Harun Masiku?

Nasional
Kemenlu Akan Lindungi WNI yang Ditangkap karena Haji Ilegal

Kemenlu Akan Lindungi WNI yang Ditangkap karena Haji Ilegal

Nasional
Gugatan Kandas di MK, PPP Cari Cara Lain untuk Masuk Parlemen

Gugatan Kandas di MK, PPP Cari Cara Lain untuk Masuk Parlemen

Nasional
Komnas Perempuan Sebut UU KIA Berisiko Sulit Diterapkan

Komnas Perempuan Sebut UU KIA Berisiko Sulit Diterapkan

Nasional
Sama-sama Pernah Menang di Jatim, PDI-P Beri Sinyal Koalisi dengan PKB pada Pilkada 2024

Sama-sama Pernah Menang di Jatim, PDI-P Beri Sinyal Koalisi dengan PKB pada Pilkada 2024

Nasional
Pemerintah Tak Ikut Campur soal PKPU Syarat Usia Calon Kepala Daerah

Pemerintah Tak Ikut Campur soal PKPU Syarat Usia Calon Kepala Daerah

Nasional
Judi Online Makan Korban Lagi, Menkominfo Mengaku Tak Bisa Kerja Sendiri

Judi Online Makan Korban Lagi, Menkominfo Mengaku Tak Bisa Kerja Sendiri

Nasional
Upacara 17 Agustus Tahun Ini, Jokowi Didampingi Prabowo di IKN, Ma'ruf-Gibran di Jakarta

Upacara 17 Agustus Tahun Ini, Jokowi Didampingi Prabowo di IKN, Ma'ruf-Gibran di Jakarta

Nasional
Diplomasi Prabowo untuk Gaza: Siap Kerahkan Pasukan Perdamaian, tapi Harus Tunggu Gencatan Senjata

Diplomasi Prabowo untuk Gaza: Siap Kerahkan Pasukan Perdamaian, tapi Harus Tunggu Gencatan Senjata

Nasional
[POPULER NASIONAL] Pemerintah Sebut 'Judol' Sudah Sangat Parah | KPK Sita Ponsel Hasto

[POPULER NASIONAL] Pemerintah Sebut "Judol" Sudah Sangat Parah | KPK Sita Ponsel Hasto

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com