Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Harus Serius Jalankan UU Otsus Papua

Kompas.com - 20/10/2011, 22:13 WIB
Ary Wibowo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR Efenddi Choirie mengatakan, pemerintah harus serius menjalankan Undang-Undang No 21 tahun 2001 tentang Otonomi Khusus Papua. Menurut Choirie, apa yang dilakukan oleh masyarakat Papua untuk merdeka, merupakan bentuk protes kepada pemerintah pusat yang terkesan tidak serius menjalankan UU tersebut.

"UU Otsus itu sebetulnya adalah kompromi dan kristalisasi dari sebuah masalah besar, kemudian dirumuskan menjadi UU, dan menjadi solusi. Dan itu harus dilakukan, tapi tidak dilakukan. Kita menyesal kepada pemerintah pusat ini," ujar Choirie di Warung Daun, Jakarta, Kamis (20/10/2011).

Ia diminta tanggapannya mengenai konflik setelah adanya Kongres Rakyat Papua (KRP) III, Rabu kemarin. Choirie yang biasa disapa Gus Choi ini menilai, jika otsus tersebut dilakukan secara sempurna oleh pemerintah, tidak akan terjadi gejolak di Papua.

Menurutnya, pendekatan dalam UU otsus tersebut saat ini terkesan dilakukan secara security, bukan melalui pendekatan komprehensif dalam bidang kesejahteraan, hak asasi manusia, hak perempuan, dan masyarakat Papua.

"Mulai dari zaman Megawati hingga SBY memang tidak mau melaksanakan itu. Karena itu, kalau pemerintah pusat tidak mau merealisasikan UU tersebut, maka wajar kalau mereka protes, dan mengibarkan bendera. Karena pemerintah pusat tak kunjung merealisasikan UU otsus itu," kata Gus Choi.

Dikatakannya, saat ini pemikiran pemerintah, khususnya militer mengenai adanya otsus tersebut terbatas. Ia menilai, saat ini banyak pemikiran yang menganggap dengan adanya Otsus tersebut, Papua akan dapat memerdekakan diri dari Indonesia.

"Padahal UU otsus itu dibuat agar mereka tetap bergabung kepada NKRI, karena kepentingannya dilayani. Sebetulnya di situ. Dan pikiran teman-teman di DPR dulu, dengan otsus itu, adalah solusi yang bertujuan agar mereka tetap bergabung dengan NKRI," kata Gus Choi.

Kongres Rakyat Papua digelar sejak Senin dan diikuti sekitar 4.000 orang dari beberapa wilayah Papua. Pada hari ketiga dibahas antara lain hasil rapat komisi dan pemilihan pemimpin. Terpilih saat itu adalah Ketua Dewan Adat Papua Forkorus Yaboisembut sebagai presiden dan Edison Waromi dari West Papua National Authority sebagai perdana menteri.

Forkorus lalu mendeklarasikan hasil kongres, antara lain pembentukan Negara Federasi Papua Barat dengan lagu kebangsaan "Hai Tanahku Papua " dan Bintang Fajar sebagai bendera nasional.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

    Jokowi Teken Keppres, Tunjuk Bahlil Jadi Ketua Satgas Percepatan Swasembada Gula

    Nasional
    Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

    Anak Buah SYL Disebut Temui Ahmad Ali saat Penyelidikan Kasus Kementan di KPK

    Nasional
    Halalbihalal Merawat Negeri

    Halalbihalal Merawat Negeri

    Nasional
    Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

    Tak Ada Tim Transisi pada Pergantian Pemerintahan dari Jokowi ke Prabowo

    Nasional
    Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

    Kasasi KPK Dikabulkan, Eltinus Omaleng Dihukum 2 Tahun Penjara

    Nasional
    Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

    Penetapan Presiden di KPU: Prabowo Mesra dengan Anies, Titiek Malu-malu Jadi Ibu Negara

    Nasional
    Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

    Gibran Bertemu Ma'ruf Amin, Saat Wapres Termuda Sowan ke yang Paling Tua

    Nasional
    Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

    Anies Dinilai Masih Berpeluang Maju Pilkada Jakarta, Mungkin Diusung Nasdem dan PKB

    Nasional
    Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

    Petuah Jokowi-Ma'ruf ke Prabowo-Gibran, Minta Langsung Kerja Usai Dilantik

    Nasional
    Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

    Kejagung Periksa 3 Saksi Terkait Kasus Korupsi Timah, Salah Satunya Pihak ESDM

    Nasional
    Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

    Tak Dukung Anies Maju Pilkada Jakarta, PKS Dinilai Ogah Jadi “Ban Serep” Lagi

    Nasional
    2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

    2 Prajurit Tersambar Petir di Mabes TNI, 1 Meninggal Dunia

    Nasional
    Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

    Usung Perubahan Saat Pilpres, PKB-Nasdem-PKS Kini Beri Sinyal Bakal Gabung Koalisi Prabowo

    Nasional
    [POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

    [POPULER NASIONAL] Anies-Muhaimin Hadir Penetapan Presiden-Wapres Terpilih Prabowo-Gibran | Mooryati Soedibjo Tutup Usia

    Nasional
    Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

    Sejarah Hari Posyandu Nasional 29 April

    Nasional
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com