Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPBD DKI: Cuaca Ekstrem Masih Berpotensi Terjadi di Jakarta hingga 14 Maret 2024

Kompas.com - 08/03/2024, 18:47 WIB
Tria Sutrisna,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI mengumumkan bahwa cuaca ekstrem masih berpotensi terjadi di Ibu Kota hingga 14 Maret 2024

Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta Isnawa Adji menjelaskan, potensi cuaca ekstrem dalam bentuk hujan lebat disertai angin kencang berpotensi terjadi pada 8-14 Maret 2024.

“Hasil analisis terkini mengidentifikasi adanya potensi peningkatan curah hujan intensitas sedang-lebat yang disertai kilat, angin kencang pada 08-14 Maret 2024 di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya,” ujar Isnawa dalam keterangan resminya, Jumat (8/3/2024).

Baca juga: BPBD DKI: Waspada Cuaca Ekstrem di Jakarta dan Sekitarnya pada 1-8 Maret 2024

Menurut Isnawa, cuaca ekstrem di Jakarta sebelumnya diprediksi terjadi pada 1 - 8 Maret 2024. Namun hasil analisis terbaru BMKG mengungkapkan bahwa kondisi yang sama masih berpotensi terjadi hingga 14 April 2024.

Isnawa mengimbau masyarakat untuk mewaspadai dampak dari cuaca ekstrem tersebut, di antaranya banjir hingga pohon tumbang.

Deputi Bidang Meteorologi Guswanto sebelumnya mengungkapkan, cuaca ekstrem ini dipengaruhi oleh adanya aktivitas Madden Jullian Oscillation (MJO) atau fenomena perambatan awan yang memasuki wilayah Indonesia.

“Kemudian aktivitas gelombang Rossby Ekuatorial di sebagian wilayah Indonesia, serta terbentuknya pola perlambatan, pertemuan, dan belokan angin yang terbentuk di sebagian wilayah Indonesia,” kata Guswanto dalam keterangan resminya, Jumat (1/3/2024).

Baca juga: BPBD DKI Sebut Kerugian akibat Bencana Sepanjang 2023 Capai Rp 272 Miliar

Fenomena ini, lanjut Guswanto, meningkatkan potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang disertai kilat dan angin kencang.

Dia menambahkan, cuaca ekstrem ini tidak hanya berpotensi terjadi di Jakarta, tetapi juga di daerah Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.

“Secara umum perlu diwaspadai dalam sepekan ke depan masih terdapat potensi hujan dengan intensitas ringan - lebat yang disertai kilat/angin kencang di wilayah Jabodetabek,” ungkap Guswanto.

Baca juga: Sekuriti yang Tusuk Pemuda di Kafe Kemang Buang Pisau di Taman

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Beli Tiket Masuk Monas dan Harga Tiketnya

Cara Beli Tiket Masuk Monas dan Harga Tiketnya

Megapolitan
Dishub Jaksel Cabut Pentil 823 Kendaraan Roda Dua karena Parkir Sembarangan

Dishub Jaksel Cabut Pentil 823 Kendaraan Roda Dua karena Parkir Sembarangan

Megapolitan
'Tapera Bakal Jadi Beban Tambahan Guru dengan Gaji Sangat Kecil dan Kurang'

"Tapera Bakal Jadi Beban Tambahan Guru dengan Gaji Sangat Kecil dan Kurang"

Megapolitan
Belajar dari Kasus Ibu Cabuli Anak, KPAI: Orangtua Belum Tentu Menjamin Keamanan Anak

Belajar dari Kasus Ibu Cabuli Anak, KPAI: Orangtua Belum Tentu Menjamin Keamanan Anak

Megapolitan
KRL Manggarai-Kampung Bandan Jadi Sasaran Vandalisme, KCI Bakal Ambil Tindakan Tegas

KRL Manggarai-Kampung Bandan Jadi Sasaran Vandalisme, KCI Bakal Ambil Tindakan Tegas

Megapolitan
Berkurban 62 Ekor Sapi, PAM Jaya Siap Bantu Masyarakat yang Membutuhkan

Berkurban 62 Ekor Sapi, PAM Jaya Siap Bantu Masyarakat yang Membutuhkan

Megapolitan
Kronologi Kasus 'Bullying' Siswi SD di Depok, Mulanya Korban Ditantang Duel untuk Masuk Geng

Kronologi Kasus "Bullying" Siswi SD di Depok, Mulanya Korban Ditantang Duel untuk Masuk Geng

Megapolitan
Lari Pagi Bareng Zita Anjani, Sandiaga Uno Optimis Kepemimpinan Perempuan di Jakarta Berikan Efek Positif

Lari Pagi Bareng Zita Anjani, Sandiaga Uno Optimis Kepemimpinan Perempuan di Jakarta Berikan Efek Positif

Megapolitan
Rangkaian KRL Manggarai-Kampung Bandan Jadi Sasaran Aksi Vandalisme

Rangkaian KRL Manggarai-Kampung Bandan Jadi Sasaran Aksi Vandalisme

Megapolitan
Trotoar di Pulogadung Sempit, Warga Terpaksa Jalan di Jalur Sepeda

Trotoar di Pulogadung Sempit, Warga Terpaksa Jalan di Jalur Sepeda

Megapolitan
Siswi SD Korban 'Bullying' di Depok Dikenal sebagai Anak Yatim yang Pendiam

Siswi SD Korban "Bullying" di Depok Dikenal sebagai Anak Yatim yang Pendiam

Megapolitan
Ibu yang Cabuli Anak Kandung Menyerahkan Diri Setelah Tahu Diincar Polisi

Ibu yang Cabuli Anak Kandung Menyerahkan Diri Setelah Tahu Diincar Polisi

Megapolitan
Polisi Telusuri Kemungkinan Adanya Unsur Kelalaian dalam Kasus Keracunan Massal di Bogor

Polisi Telusuri Kemungkinan Adanya Unsur Kelalaian dalam Kasus Keracunan Massal di Bogor

Megapolitan
Trotoar di Pulogadung Jadi Tempat Parkir dan Jualan PKL, Pejalan Kaki Susah Lewat

Trotoar di Pulogadung Jadi Tempat Parkir dan Jualan PKL, Pejalan Kaki Susah Lewat

Megapolitan
Bahayanya Trotoar di Pulogadung, Banyak yang 'Berlubang' hingga Minim Penerangan

Bahayanya Trotoar di Pulogadung, Banyak yang "Berlubang" hingga Minim Penerangan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com