JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Kelima Republik Indonesia Megawati Soekarnoputri mengungkapkan isi percakapan enam ketua umum partai politik yang diundang makan malam di Istana Negara, Selasa (2/5/2023) bulan lalu.
Hal itu disampaikan Megawati saat pidato peresmian rumah sakit terapung Kapal Laksamana Malahayati di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (10/6/2023).
Awalnya, Megawati mengkritik media yang menyiarkan acara makan malam tersebut sebagai acara politik, padahal tidak seperti itu.
"Pak Jokowi mengatakan kepada saya, kalau lihat di TV itu saja langsung media ini kan kayak ngerti apa yang diomongkan saya suka ketawa, ini media suka tidak ada berita apa ya," ucap Mega.
Baca juga: Jokowi Bertemu 6 Ketum Parpol, Nasdem: Itu Pertemuan Koalisi Pemerintah atau Pilpres 2024?
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat PDI-Perjuangan ini kemudian menyebut, makan malam itu membahas bonus demografi yang ada di Indonesia.
"Padahal itu di makan malam yang diundang memang ada enam partai tapi yang diomongin itu apa yang sekarang suka saya gembar gembor, demografi," tutur Mega.
Mega memaparkan, demografi di Indonesia kini bisa dilihat dari berbagai sisi, termasuk sisi kematian bayi dan tingkat stunting yang masih tinggi.
Baca juga: Jokowi Bahas Strategi Pemilu 2024 Bareng 6 Ketum Parpol, Nasdem Sengaja Tak Diundang
Sehingga dalam pembicaraan itu, Megawati meminta agar Jokowi bisa memperhatikan penduduk yang masih mengalami stunting, terutama di daerah-daerah terluar Indonesia.
"Saya bilang gampang sama Pak Jokowi, 'Pak ini (tingkat stunting) beban negara ini beban pemerintahan, tolong deh anak buah Bapak itu diomongkan kalau Bapak ingin mengejar bahwa bonus demografi mulai tahun ini sampai 13 tahun ke depan'," ucap Mega.
Isu demografi tersebut juga, kata Mega, dibahas secara spesifik dalam rapat kerja nasional PDI-Perjuangan.
Oleh sebab itu, keberlanjutan program-progam yang bisa memperbaiki taraf hidup masyarakat Indonesia sudah semestinya dilanjutkan.
"Kami telah membuat di rakernas mengatakan itu hal yang akan diteruskan bukan karena itu bagian dari masa Pak Jokowi, tapi objektivitas memang harus diteruskan," imbuh dia.
"Kita ingin dong tidak hanya disebut negara berkembang, jadi kalau dengan seperti itu, bayangkan jadi masih banyak loh perlunya kapal seperti ini," ucap Mega.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.