Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 09/06/2023, 13:27 WIB
Ardito Ramadhan,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Akademisi sekaligus pegiat media sosial (medsos) Ade Armando mengaku tidak dibayar oleh siapa pun untuk membela Presiden Joko Widodo di media sosial.

"Itu semua sukarela, bersih, enggak pernah ada dibayar saya sedikit pun oleh mereka itu, enggak ada. Oleh pemerintah? Oleh rezim? Atau oleh kubu Jokowi, PDI-P dan seterusnya? Ya enggak lah," kata Ade dalam acara Gaspol! Kompas.com, Kamis (8/6/2023).

Baca juga: Cerita Ade Armando Takut Blusukan Setelah Jadi Korban Pengeroyokan...

Ade mengatakan, dalam membela sesuatu yang dianggap benar, seseorang tidak mungkin memikirkan bayaran yang bisa didapatkannya.

Ia mengeklaim, hal itulah yang mendasarinya bertindak vokal membela Jokowi pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 dan 2019, serta terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pada Pilkada 2017.

Ade menyebutkan bahwa ia bukan satu-satunya orang yang vokal membela Jokowi, karena ada banyak jutaan relawan yang mendukung Jokowi.

"Saya kebetulan terkenal, kan bedanya di situ saja, barangkali karena saya mainnya di medsos, ternyata banyak yang suka dengan gaya saya berkomunikasi, sehingga orang jadi follower," kata dia.

Kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) ini pun menilai, cap 'buzzer' yang dialamatkan kepadanya oleh lawan politik Jokowi karena mereka tidak menerima ada orang yang sengotot dirinya membela Jokowi.

Menurut Ade, lawan politik Jokowi itu berpikir bahwa Ade akan mendapatkan jabatan tertentu setelah mengantarkan Jokowi sebagai presiden selama dua periode.

Baca juga: Cerita Ade Armando Sempat Akui Dukung Anies...

Ia mengakui bahwa sempat ada tawaran untuk duduk di kursi pemerintahan, tetapi menolaknya.

Alasannya, Ade ingin berada di luar pemerintah supaya tetap dapat menyuarakan kritik terhadap hal-hal yang menurutnya tidak benar.

"Kita tahu bahwa di pemerintah pasti ada banyak persoalan kan, saya misalnya enggak mengkritik kementerian di mana saya berada, tapi saya harus mengkritik kementerian yang lain kan? Enggak bisa dong, capek hidup kita," ujar Ade.


Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Soal Isu PSN yang Disusupi 'Titipan', Jokowi: Proyek yang Mana, yang Titip Siapa?

Soal Isu PSN yang Disusupi "Titipan", Jokowi: Proyek yang Mana, yang Titip Siapa?

Nasional
Ditanya soal Isu 'Reshuffle', Jokowi: Dengar dari Mana?

Ditanya soal Isu "Reshuffle", Jokowi: Dengar dari Mana?

Nasional
Mahfud: Perkuat Persatuan pada Tahun Politik, Biasanya Bibit Perpecahan Akan Muncul

Mahfud: Perkuat Persatuan pada Tahun Politik, Biasanya Bibit Perpecahan Akan Muncul

Nasional
Soal Kaesang Jadi Ketum PSI Usai 2 Hari Gabung, Grace Natalie: Buat Apa Kaderisasi Bertahun-tahun kalau Ujungnya Korupsi?

Soal Kaesang Jadi Ketum PSI Usai 2 Hari Gabung, Grace Natalie: Buat Apa Kaderisasi Bertahun-tahun kalau Ujungnya Korupsi?

Nasional
Parade Istana Berbatik, Gubernur hingga Dubes Negara Sahabat Jalan di Catwalk di Hadapan Jokowi

Parade Istana Berbatik, Gubernur hingga Dubes Negara Sahabat Jalan di Catwalk di Hadapan Jokowi

Nasional
TNI AL Punya Drone Baru untuk Pengamanan SDA Maritim Indonesia

TNI AL Punya Drone Baru untuk Pengamanan SDA Maritim Indonesia

Nasional
Istrinya Anggota KY, Hakim MK Terpilih Arsul Sani: Tak Ada Benturan Kepentingan

Istrinya Anggota KY, Hakim MK Terpilih Arsul Sani: Tak Ada Benturan Kepentingan

Nasional
24 Jam Setelah Kaesang Jadi Ketum, Grace Natalie Sebut Anggota PSI Bertambah Lebih dari 1.000

24 Jam Setelah Kaesang Jadi Ketum, Grace Natalie Sebut Anggota PSI Bertambah Lebih dari 1.000

Nasional
Cerita Megawati Tak Boleh Kuliah karena Anak Bung Karno...

Cerita Megawati Tak Boleh Kuliah karena Anak Bung Karno...

Nasional
Grace Natalie Sebut Kaesang Representasi Politikus Anak Muda

Grace Natalie Sebut Kaesang Representasi Politikus Anak Muda

Nasional
Megawati: Enggak Mungkin Orang Lain Tiba-tiba Jadi Ketum di PDI-P

Megawati: Enggak Mungkin Orang Lain Tiba-tiba Jadi Ketum di PDI-P

Nasional
Rekomendasi Rakernas IV PDI-P soal Pangan: Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati dan Kurangi Impor

Rekomendasi Rakernas IV PDI-P soal Pangan: Pemanfaatan Keanekaragaman Hayati dan Kurangi Impor

Nasional
PDI-P Tutup Peluang Ganjar Jadi Cawapres pada Pemilu 2024

PDI-P Tutup Peluang Ganjar Jadi Cawapres pada Pemilu 2024

Nasional
Rakernas IV PDI-P Terbitkan 8 Rekomendasi Terkait Pemenangan Pemilu

Rakernas IV PDI-P Terbitkan 8 Rekomendasi Terkait Pemenangan Pemilu

Nasional
Megawati Singgung Arab Saudi Akan Lakukan Penghijauan, Sedangkan Orang Indonesia Gemar Tebang Pohon

Megawati Singgung Arab Saudi Akan Lakukan Penghijauan, Sedangkan Orang Indonesia Gemar Tebang Pohon

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com