JAKARTA, KOMPAS.com – Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) masih mendalami keterlibatan oknum Polri yang menjadikan rumahnya sebagai tempat penampungan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) di wilayah Lampung. Saat ini, Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) Polda Lampung yang menyelidikinya.
“Saat ini masih didalami oleh Divpropam Polda Lampung,” kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat (Karo Penmas) Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan di Mabes Polri, Jakarta, Kamis (8/6/2023).
Meski begitu, Ramadhan memastikan Polri berkomitmen dan serius menangani TPPO.
Apalagi, saat ini Polri sudah membentuk Satuan Tugas (Satgas) TPPO baik di tingkat pusat maupun daerah.
Baca juga: 80 Persen Korban Perdagangan Orang adalah Perempuan, Pemerintah Bakal Bentuk Direktorat PPA dan TPPO
Ramadhan pun menegaskan pihaknya akan menindak tegas setiap pelaku TPPO, termasuk jika ada anggota polisi yang terlibat.
“Kita akan melakukan tindakan yg tegas termasuk bila ada oknum anggota Polri yang terlibat kita akan tindak tegas,” ucap dia.
Sebelumnya, Kapolda Lampung Irjen Helmy Santika mengatakan, ada rumah anggota polisi yang diduga menjadi tempat penampungan korban TPPO sebelum dikirim di luar negeri.
Helmy bahkan menyebut rumah itu adalah milik seorang anggota kepolisian yang bertugas di Mabes Polri.
"Benar, dari hasil penyelidikan rumah itu adalah milik anggota Polri," kata Helmy kepada wartawan, Rabu (7/6/2023) sore.
Baca juga: Polri Pastikan Buru dan Tindak Beking 5 Sindikat TPPO
Namun, pihaknya masih mendalami keterlibatan anggota itu dalam perkara TPPO ini ataukah hanya sekadar dikontrakkan saja.
"Masih dalam proses (penyelidikan), bagaimana mereka (korban dan pelaku) ada di rumah itu," kata Helmy.
Adapun dalam rumah tersebut terdapat 24 warga NTB yang menjadi korban TPPO. Saat ini, rumah itu dipasang garis polisi.
Pantauan Kompas.com di lokasi yang berada di Jalan Padat Karya, Gang H Anwar, Kecamatan Rajabasa Raya, pada Kamis (8/6/2023) pagi, kondisi rumah itu telah disegel.
Rumah bercat cokelat krim itu berukuran besar dengan perkiraan luas mencapai setengah hektare.
Kemudian, rumah ini memilki akses masuk berupa gerbang besar beraksen batu alam dengan pagar berwarna cokelat.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.