Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/06/2023, 13:09 WIB
Vitorio Mantalean,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI-P Hasto Kristiyanto mengklaim bahwa partainya tidak melakukan upaya penjegalan apa pun terhadap siapa pun yang akan maju sebagai bakal calon presiden (capres), termasuk Anies Baswedan.

Di samping itu, Hasto menilai bahwa upaya-upaya penjegalan terhadap calon lawan bukannya tak pernah terjadi dalam sejarah kompetisi elektoral.

Namun, ia meyakini, kandidat dengan rekam jejak terbaik tetap akan keluar sebagai pemenang.

"Ketika kita lihat pengalaman dari Bapak Presiden Jokowi, ketika dari Gubernur (DKI Jakarta) melangkah menjadi calon presiden dan kemudian terpilih sebagai presiden, begitu banyak penjegalan," kata Hasto kepada wartawan di sela hari ketiga Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ketiga PDI-P, Kamis (8/6/2023).

Baca juga: Sekjen PDI-P: Pemimpin Tak Berprestasi Menciptakan Ganjalan Seolah-olah Ujian

"PDI-P tidak pernah menghambat (kandidat lain) karena kami belajar dari sejarah," ujarnya melanjutkan.

Hasto kemudian menyinggung sejarah PDI-P yang diwarnai dengan intervensi politik rezim orde baru (orba) untuk memecah-belah partai.

Kantor PDI Megawati di Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, juga pernah diserang kubu Soerjadi dan menimbulkan Tragedi Kudeta 27 Juli 1996 (Kudatuli).

PDI-P di bawah kepemimpinan Megawati kemudian berhasil melalui badai politik tersebut begitu orde baru tumbang.

Setelahnya, Megawati dipilih parlemen sebagai Wakil Presiden RI mendampingi Abdurrahman Wahid. Hingga akhirnya, didapuk sebagai Presiden begitu Gus Dur dimakzulkan oleh proyek politik MPR.

"Sikap Pak Jokowi, kemudian Pak Ganjar, PDI-P, selalu percaya kepada jalan keyakinan bahwa ketika politik berbasis kinerja. Ketika berpolitik itu mampu menyerap aspirasi rakyat yang dituangkan dalam aspirasi kemajuan, maka itu akan mendorong rakyat untuk bergerak bersama," kata Hasto.

Baca juga: Di Rakernas PDI-P, Jokowi Yakin Ganjar Bisa Pimpin Indonesia Jadi Negara Maju

"Ketika pemimpin bergerak dengan keyakinan mengakar ke rakyat, seluruh hambatan tidak mampu menggulung keyakinan dari pemimpin. Itu pelajaran terbaik. Itu dilakukan Bung Karno, Bu Mega, Presiden Jokowi, dan Pak Ganjar," ujarnya lagi.

Sebelumnya diberitakan, bermunculan tudingan bahwa partai penguasa saat ini berupaya untuk menjegal pencapresan eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan oleh Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang digawangi Partai Nasdem, Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

PDI-P sendiri sejak awal menyatakan harapannya agar Pilpres 2024 nanti hanya diikuti oleh dua pasangan capres dan calon wakil presiden (cawapres).

Baca juga: Disebut Dapat Iming-iming Tinggalkan Koalisi, Jubir: Tak Ubah Keputusan PKS Dukung Anies

Belakangan, Anies turut buka suara soal adanya kekhawatiran dirinya bakal dijegal maju pemilihan presiden (Pilpres) 2024 usai Jokowi menyampaikan akan "cawe-cawe" demi bangsa dan negara.

Hal ini disampaikan Anies dalam konferensi pers di Sekretariat Perubahan, Selasa (30/5/2023).

Anies juga mengatakan, masyarakat khawatir dengan ikut campurnya pimpinan negara terhadap proses demokrasi di Indonesia.

"Ada yang mengungkapkan kekhawatiran penjegalan, kriminalisasi, pemilu, tidak netral penyelenggara pemilu, caleg, parpol, capres, mendapat perlakuan tidak fair," kata Anies, dikutip dari Tribunnews.com.

Atas adanya kekhawatiran itu, Anies lantas berharap hal itu tidak terjadi.

Kemudian, Anies berharap kontestasi politik 2024 bisa berlangsung dengan jujur dan adil.

Baca juga: Sekjen PDI-P: Pemimpin Tak Berprestasi Menciptakan Ganjalan Seolah-olah Ujian

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com