JAKARTA, KOMPAS.com - Akademisi sekaligus pegiat media sosial Ade Armando mengaku sedih harus meninggalkan aktivitasnya mengajar sebagai dosen tetap di Departemen Ilmu Komunikasi Universitas Indonesia (UI) karena memilih bergabung ke Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Ade mengatakan, dirinya mesti meninggalkan statusnya sebagai dosen tetap di UI karena ia merupakan pegawai negeri di kampus tersebut. Sedangkan pegawai negeri tidak boleh bergabung ke partai politik.
"Kalau Anda tanya itu sedih, sedih, kalau saja ada sebuah cara agar saya bisa gabung sama PSI dan menjadi caleg tanpa meninggalkan mengajar, pasti diambil," kata Ade dalam program Gapsol! Kompas.com, Rabu (7/6/2023).
Baca juga: Ade Armando Putuskan Gabung PSI karena Kerap Kritik Anies
Ade menuturkan, baginya mengajar adalah sebuah panggilan hidup. Ia mengaku senang ketika mengajar dan melihat mahasiswa-mahasiswanya belajar kepadanya.
Namun, 'panggilan hidup' itu mesti ia tinggalkan dengan keputusannya terjun ke dunia politik dan bergabung ke PSI.
Ade pun mengungkapkan alasannya rela meninggalkan aktivitas yang sudah digelutinya selama puluhan tahun tersebut.
Menurut dia, dengan statusnya sebagai dosen dan aktivis, ia memang bisa menyuarakan aspirasinya tentang berbagai hal, tetapi tidak bisa mengubah situasi yang ada.
"Saya bisa bersuara keras bilang undang-undang ini ngaco, undang-undang ini enggak pro rakyat, dan seterusnya, tapi saya sebatas memberi masukan," kata Ade.
Dengan terjun ke dunia politik praktis, Ade berharap ia dapat berkontribusi untuk membuat perubahan dari dalam sistem yang ada.
"At the end memang ada para pengambil keputusan yang berada dalam sistem dan busuk, sudah berpuluh tahun busuk dan akan terus busuk kalau tidak kita ubah," ujar dia.
Baca juga: GASPOL! Hari Ini: Alasan Ade Armando Bela Jokowi dan Kritik Anies Mati-matian
Untuk diketahui, Ade merupakan kader PSI dan berniat untuk maju sebagai anggota DPR lewat partai tersebut pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Menurut Ade, DPR adalah salah satu institusi terpenting di Indonesia, tetapi publik lebih sering berpikir soal memilih presiden dan gubernur yang baik, seolah lupa bahwa ada lembaga legislatif di samping eksekutif.
"Kita harus memperbanyak orang baik dan pintar dan bersih untuk masuk ke DPR. Karena itu, saya rela untuk mengorbankan kenyamanan saya mengajar dengan berjuang untuk masuk PSI, untuk masuk parlemen," ujar Ade, 11 April 2023.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.