SIAPA bilang olahraga itu bebas dari kepentingan politik? Sebagai aktivitas fisik, olahraga memang netral. Lari pagi ya gerak berlari di pagi hari. Tapi, sebagai “gaya hidup”, atau sebagai “peristiwa”, olahraga sangat dekat dengan politik.
Teman saya menyukai olahraga golf. Dia baru belajar golf setelah menjadi pejabat. Mengapa golf? Kata dia, banyak urusan kantor bisa diselesaikan di lapangan golf. Di sana bisa bertemu dengan para eksekutif dari bermacam-macam kantor.
“Golf membuka ruang lobi,” kata teman saya.
Baca juga: Ganjar Lari Pagi 9 Kilometer di Cirebon, Sapa Warga dan Relawan
Maklum, golf tergolong olahraga elite. Partisipan golf umumnya kalangan pengusaha dan pejabat.
Apa itu bukan politik?
Saya melihat Ganjar Pranowo menyandingkan lari pagi yang menjadi kegemarannya dengan politik. Dia ingin mendapatkan efek politis dari lari pagi.
Menurut pemberitaan berbagai media massa, Gubernur Jawa Tengah itu memang menyukai olahraga, terutama lari pagi dan bersepeda. Seminggu bahkan dia bisa tiga kali lari pagi. Kalau bepergian ke luar kota, konon, selalu membawa sepatu dan pakaian olahraga. Tak jarang pula membawa sepeda.
Tak bisa dipungkiri, lari pagi yang dilakukan Ganjar akhir-akhir ini bermuatan politik. Bukan sekadar fenomena olahraga, melainkan telah menjadi fenomena politik.
Apa ada norma kepatutan yang dilanggar? Saya tidak melihatnya. Justru produktif. Apakah berdampak elektoral? Entahlah.
Sejak dideklarasikan sebagai bakal calon presiden (bacapres) dari PDI-P (Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan) pada 21 April 2023, Ganjar langsung “berlari”. Di antaranya melalui hobi lari pagi.
Saya mencatat, setiap akhir pekan, Sabtu dan Minggu, Ganjar mengunjungi kota-kota di Indonesia. Juga di hari libur nasional. Pilihan akhir pekan, atau hari libur, saya kira, terkait dengan kedinasan Ganjar yang masih aktif sebagai Gubernur Jawa Tengah. Di hari-hari aktif sangat tidak elok meninggalkan tugas kedinasan demi efek politis lari pagi.
Di setiap kota yang dikunjungi, Ganjar selalu memulai kegiatan politiknya dengan lari pagi. Hingga awal Juni 2023, setidaknya sudah 10 lokasi. Minggu, 30 April, Ganjar lari pagi di GBK (Gelora Bung Karno). Sabtu, 6 Mei, di Surabaya, lalu lanjut Minggu, 7 Mei, di Jember.
Sepekan kemudian, Minggu, 14 Mei, dia lari pagi di Bandung. Saat libur nasional, Kamis, 18 Mei, mengunjungi Manado dan lari pagi di sana. Sabtu, 20 Mei, lari pagi di Jambi. Seminggu lagi, Minggu, 28 Mei, di Serang.
Saat libur nasional, Jumat, 2 Juni, mengunjungi Cibinong dan lari pagi di sana. Sabtu, 3 Juni, geser ke Cirebon, juga lari pagi di sana. Dari Cirebon geser ke Jakarta. Minggu, 4 Juni, lari pagi di sekitar Glodok, Jakarta.
Di mata saya, pilihan lari pagi itu kreatif dan menarik. Sebuah tantangan sendiri. Meski gampang, tak setiap orang mampu. Tak mungkin dilakukan tanpa kesiapan fisik yang prima. Hal urgen pula bagi calon pemimpin. Kesehatan fisik berkontribusi besar bagi kesuksesan kepemimpinan.
Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.