Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PAN Klaim Banyak yang Inginkan Duet Airlangga-Zulhas, tapi Pilpres Harus Menang

Kompas.com - 05/06/2023, 21:40 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Amanat Nasional (PAN) Eddy Soeparno mengklaim banyak kader PAN di daerah yang mendorong agar duet Airlangga Hartarto-Zulkifli Hasan (Zulhas) untuk Pilpres 2024 terwujud.

Namun, Eddy mengingatkan bahwa dalam setiap kontestasi pilpres, partai politik pasti mengincar kemenangan.

"Banyak di antara teman-teman dari daerah justru ingin mendorong agar itu terealisasi, kalau bisa sesegera mungkin. Kita juga punya pertimbangan. Apa pertimbangannya? Pilpres itu juga harus menang," ujar Eddy saat ditemui di kantor DPP PAN, Jakarta Selatan, Senin (5/6/2023).

Eddy mengatakan, memenangkan pilpres adalah sebuah pertimbangan yang besar sebelum memutuskan siapa capres dan cawapres yang akan diusung.

Baca juga: PAN Perbanyak Opsi untuk Hadapi Pilpres 2024, Wacanakan Airlangga-Zulhas

Sebab, dengan berkontestasi di pilpres, maka akan ada efek elektoral terhadap partai tersebut, apalagi jika berhasil menang.

"Jadi sampai saat ini semuanya masih terbuka, kita masih berproses untuk kita kerucutkan lebih lanjut lagi. Dan ini teman-teman media saya kira akan semakin banyak nanti melihat silaturahmi politik di antara partai-partai politik," tuturnya.

Meski begitu, kata Eddy, PAN tidak menutup peluang terwujudnya duet Airlangga-Zulhas.

Pasalnya, bagi sebuah partai, jika bisa mengajukan kader terbaik untuk maju ke dalam pilpres, maka itu merupakan suatu kebanggaan.

Baca juga: Airlangga Tegaskan Dirinya Tetap Jadi Capres atau Cawapres yang Bakal Diusung Golkar

Adapun PAN pernah mengusung kader seperti Amien Rais dan Hatta Rajasa maju di kontestasi pilpres.

"Tentu kita ingin mengusung Pak Zul untuk maju di dalam perhelatan pilpres. Dan ini salah satu opsi terbuka hari ini bersama-sama mungkin dengan Partai Golkar yang akhir-akhir ini sering disebut," imbuh Eddy.

Wacana Airlangga-Zulhas

Wakil Ketua Umum PAN Yandri Susanto mengungkapkan para pengurus harian dan kader PAN berdebat panas dalam rapat internal perihal Pilpres 2024, khususnya terkait Capres 2024.

Yandri mengatakan, dalam rapat internal malam ini, PAN mencari calon dengan hitung-hitungan yang paling memungkinkan bisa memenangkan Pilpres 2024.

"Tadi sangat hangat dan luar biasa perdebatannya. Intinya itu bagaimana PAN menang dalam pilpres nanti di tahun 2024, sehingga hitung-hitungannya harus tepat dan pas," ujar Yandri saat ditemui di Kantor DPP PAN, Jakarta Selatan, Selasa (23/5/2023) malam.

Yandri mengakui PAN belum menyimpulkan siapa capres yang akan mereka dukung untuk Pilpres 2024 nanti.

Namun, Yandri memastikan PAN akan mendukung capres antara Ganjar Pranowo atau Prabowo Subianto. Sementara, cawapresnya antara Erick Thohir atau Zulkifli Hasan (Zulhas).

Akan tetapi, kata dia, dalam perdebatan tersebut, muncul opsi baru berupa paket capres-cawapres.

Para kader PAN menginginkan pasangan Airlangga Hartarto-Zulhas maju di Pilpres 2024.

Baca juga: PAN Ditawari PDI-P Dukung Ganjar, Zulhas: Kami Hormati Tawaran Itu, tapi...

"Di perdebatan teman-teman tadi, di rapat harian, memunculkan nama baru atau paket baru. Jadi ada Anies, ada Ganjar, ada Prabowo. Kenapa misalkan dari KIB tidak memunculkan nama sendiri? Yaitu Airlangga-Zulhas," tuturnya.

"Jadi juga banyak peserta rapat tadi, bahkan kalau yang diusulkan itu ketum, semua setuju tadi, pak ketum itu diusung jadi cawapres," sambung Yandri.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Alasan Prabowo Larang Pendukungnya Aksi Damai di Depan MK

Nasional
TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com