Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/06/2023, 20:58 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP PDI-P Djarot Saiful Hidayat menganggap survei bukan patokan dalam mengukur peluang kemenangan tokoh bakal calon presiden (bacapres) di Pilpres 2024 , melainkan sekadar pengetahuan.

Hal ini disampaikan Djarot menanggapi hasil survei Litbang Kompas terkini yang menunjukkan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto paling banyak dipilih oleh warga Nahdlatul Ulama (NU) sebagai presiden, unggul tipis dibandingkan bakal calon presiden dari PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo.

"Jadi begini, survei itu bukan patokan. Survei itu pengetahuan ya," kata Djarot ditemui di kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Jakarta, Senin (5/6/2023).

Djarot menilai hasil survei bisa berubah atau dinamis seiring berjalannya waktu.

Baca juga: Prabowo: Saya Tak Akan Pernah Lupa dengan Dukungan Nahdliyin

Oleh sebab itu, PDI-P tak mempersoalkan tingginya elektoral Prabowo dibandingkan Ganjar dalam survei Litbang Kompas.

Djarot pun menganggap hasil survei itu sebagai bahan masukan bagi PDI-P dan Ganjar sendiri.

"Ini menjadi masukan bagi partai. Bagi Pak Ganjar dan PDI-P untuk merumuskan pola-pola kampanye untuk bisa menggaet pemilih muda, salah satunya dengan warga Nahdliyyin," ujarnya.

Sementara itu, mantan Gubernur DKI Jakarta ini mengeklaim hubungan PDI-P dan NU sangat erat.

Namun, Djarot tak memungkiri jika hasil survei Litbang Kompas tetap menjadi pembelajaran bagi PDI-P untuk semakin mendekatkan diri pada warga NU dan organisasi kemasyarakatan lainnya.

"Sehingga kita lebih fokus lagi, aktif lagi untuk bisa bergerak bersama dengan rakyat NU, bersama Muhammadiyah. Dan bersama organisasi kemasyarakatan," pungkasnya.

Diberitakan sebelumnya, Prabowo Subianto merupakan sosok dengan elektabilitas tertinggi di kalangan warga NU untuk dipilih sebagai presiden, unggul tipis dibandingkan bakal calon presiden dari PDI Perjuangan, Ganjar Pranowo.

Berdasarkan hasil survei Litbang Kompas pada Mei 2023, Prabowo memperoleh elektabilitas sebesar 25,8 persen di kalangan warga NU.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas Prabowo Tertinggi di Kalangan NU, Naik 7 Persen sejak Januari 2023

"Di survei Mei 2023 nama Prabowo meraih elektabilitas paling tinggi di kelompok pemilih nahdliyin. Menteri Pertahanan ini meraih 25,8 persen, naik sekitar 7 persen dibandingkan survei Januari 2023," tulis Litbang Kompas, dikutip dari Kompas.id.

Sebaliknya, hasil survei menunjukkan bahwa Ganjar yang berada di posisi paling atas pada Januari 2023, elektabilitasnya justru turun pada Mei 2023.

Berdasarkan survei, elektabilitas gubernur Jawa Tengah ini berada di angka 24,7 persen pada Mei 2023, turun 3 persen dari survei pada Januari 2023.

"Meskipun posisinya tergeser oleh Prabowo dalam raihan elektabilitas di kelompok pemilih NU, dominasi pemilih Ganjar di kelompok pemilihnya masih lebih banyak warga NU," tulis Litbang Kompas.

Survei menunjukkan, 66,9 persen responden pemilih Ganjar berasal dari warga nahdliyin. Sedangkan, di kelompok pemilih Prabowo, angkanya sedikit di bawahnya, yakni 65,3 persen.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang


Terkini Lainnya

900 Petugas Haji Ikut Bimtek, Beda Pola dengan Tahun Lalu

900 Petugas Haji Ikut Bimtek, Beda Pola dengan Tahun Lalu

Nasional
Proses Sengketa Pemilu Berlangsung Jelang Lebaran, Pegawai MK Disumpah Tak Boleh Terima Apa Pun

Proses Sengketa Pemilu Berlangsung Jelang Lebaran, Pegawai MK Disumpah Tak Boleh Terima Apa Pun

Nasional
Budi Arie Mengaku Belum Dengar Keinginan Jokowi Ingin Masuk Golkar

Budi Arie Mengaku Belum Dengar Keinginan Jokowi Ingin Masuk Golkar

Nasional
PKB Ingin Hasil Pemilu 2024 Diumumkan Malam Ini

PKB Ingin Hasil Pemilu 2024 Diumumkan Malam Ini

Nasional
Hasto Bilang Suara Ganjar-Mahfud Mestinya 33 Persen, Ketum Projo: Halusinasi

Hasto Bilang Suara Ganjar-Mahfud Mestinya 33 Persen, Ketum Projo: Halusinasi

Nasional
KPK Duga Pelaku Korupsi di PT PLN Rekayasa Anggaran dan Pemenang Lelang

KPK Duga Pelaku Korupsi di PT PLN Rekayasa Anggaran dan Pemenang Lelang

Nasional
Prabowo-Gibran Menang di Jawa Barat, Raih 16,8 Juta Suara

Prabowo-Gibran Menang di Jawa Barat, Raih 16,8 Juta Suara

Nasional
KPK Usut Perkara Baru di PLN Unit Sumatera Bagian Selatan Terkait PLTU Bukit Asam

KPK Usut Perkara Baru di PLN Unit Sumatera Bagian Selatan Terkait PLTU Bukit Asam

Nasional
Menko Polhukam Pastikan Data Aman meski Sirekap Terhubung Server Luar Negeri

Menko Polhukam Pastikan Data Aman meski Sirekap Terhubung Server Luar Negeri

Nasional
Soal Maksud Jokowi Panggil 2 Menteri PKB, Budi Arie: Kita Perlu Persatuan

Soal Maksud Jokowi Panggil 2 Menteri PKB, Budi Arie: Kita Perlu Persatuan

Nasional
MER-C Indonesia Kirim 11 Relawan Medis ke Gaza

MER-C Indonesia Kirim 11 Relawan Medis ke Gaza

Nasional
Projo Bilang Kaesang dan Erina Tak Maju Pilkada 2024

Projo Bilang Kaesang dan Erina Tak Maju Pilkada 2024

Nasional
Dapat Restu Jokowi, Sekretaris Pribadi Iriana Maju Pilwalkot Bogor 2024

Dapat Restu Jokowi, Sekretaris Pribadi Iriana Maju Pilwalkot Bogor 2024

Nasional
Rapat dengan DPR, Risma Dicecar soal Banjir Bansos Jelang Pencoblosan

Rapat dengan DPR, Risma Dicecar soal Banjir Bansos Jelang Pencoblosan

Nasional
Tiga Anak Mantan Presiden Raup Suara Besar di Pileg: Trah Soekarno, Soeharto, dan SBY

Tiga Anak Mantan Presiden Raup Suara Besar di Pileg: Trah Soekarno, Soeharto, dan SBY

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com