Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Moch N Kurniawan
Dosen

Dosen Ilmu Komunikasi Swiss German University | Praktisi Kehumasan | Mantan Jurnalis Energi, Lingkungan, Olahraga

Pancasila, Gen Z, Milenial, dan Gen X

Kompas.com - 05/06/2023, 16:59 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DALAM satu kesempatan di suatu sekolah, keluarlah dua anak SMP dari mobil SUV seharga sekitar Rp 600 juta yang baru saja parkir.

Tidak ada yang aneh, mengingat mereka berdua adalah penumpang. Beberapa saat kemudian, keluarlah seorang anak SMP lagi, namun kali ini dari kursi pengemudi.

Ya, pengemudinya adalah anak SMP yang tidak menunjukkan rasa was-was karena mungkin sudah terbiasa.

Peristiwa kecil ini menyisakan beberapa isu penting, yakni bibit flexing/pamer harta anak SMP, lalu perilaku melanggar adab berkendara dan aturan lalu lintas, potensi munculnya perilaku melanggar hal-hal lain secara berkelompok. Perilaku negatif ini berpotensi berlanjut pada generasi selanjutnya.

Bibit flexing harta jelas teridentifikasi, mengingat tidak ada urgensi anak SMP ini membawa mobil ke sekolah dan belum cukup umur juga untuk bertanggung jawab dalam menyetir mobil.

Namun perilaku ini dapat toleransi atau dibiarkan oleh orangtuanya, mungkin karena sang orangtua gemar melakukan flexing juga, sehingga ini menjadi kebiasaan yang 'benar'.

Meskipun peristiwa ini tidak beredar di media sosial, tapi perilaku flexing tetaplah flexing.

Secara aturan, anak SMP (12-15 tahun) tentu belum memenuhi syarat untuk memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM), yakni 17 tahun, sehingga mengendarai mobil bagi mereka sudah pasti melanggar hukum.

Orangtua kembali menjadi faktor utama kegagalan melarang dan menangani sejak dini perilaku melanggar hukum ini. Repotnya hal ini tidak hanya melibatkan satu anak, tapi tiga anak dan lebih luas lagi tiga keluarga.

Kemungkinan teman-teman dekat mereka yang lain juga sudah terbiasa melakukan hal yang sama. 

Kekhawatiran lain adalah bahwa perilaku menyimpang ini akan diturunkan kepada generasi berikutnya, kecuali ada langkah korektif mandiri.

Di samping itu, perilaku flexing harta oleh anak remaja ini dan pelanggaran lalu lintas yang dilakukannya, seringkali berbarengan dengan perilaku unjuk kekuasaan maupun kekerasan kepada orang lain, tidak peduli haram atau halal harta yang diperoleh - misalnya hasil korupsi - serta tidak takut atas semua aturan hukum.

Serangkaian perilaku negatif ini sebagaimana viral belakangan ini, sebetulnya bukan hanya milik remaja saja, yang merupakan Gen Z (lahir 1997-2012 mengacu pada riset dari pewresearch.org, beresfordresearch.org), tapi juga generasi orangtuanya yang tergolong Milenial (lahir 1981-1996) atau Gen X (lahir 1965-1980).

Gen Z, Milenial, dan Gen X mendominasi jumlah penduduk Indonesia, dengan persentase mencapai hampir 75 persen total jumlah penduduk Indonesia 270,2 juta jiwa, menurut hasil sensus penduduk dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2020.

Ketiga generasi ini adalah tulang punggung Indonesia saat ini untuk memutus perilaku negatif, baik itu warisan masa lalu, misalnya, korupsi dan unjuk kekuasaan, maupun tren negatif kekinian seperti flexing harta dan kekerasan yang kemudian dipertontonkan di media sosial, dan di sisi sebaliknya meneruskan perilaku baik yang sesuai kearifan dan budaya lokal.

Halaman Selanjutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Dukung Indonesia Jadi Poros Karbon Dunia, PIS Siapkan Strategi Turunkan Emisi

Dukung Indonesia Jadi Poros Karbon Dunia, PIS Siapkan Strategi Turunkan Emisi

Nasional
Indonesia Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Libya, Totalnya Rp 13,9 Miliar

Indonesia Kirim Bantuan Kemanusiaan ke Libya, Totalnya Rp 13,9 Miliar

Nasional
Kereta Whoosh Diresmikan, Jokowi Ingatkan Semua Pihak Tak Takut Belajar Saat Bangun Infrastruktur

Kereta Whoosh Diresmikan, Jokowi Ingatkan Semua Pihak Tak Takut Belajar Saat Bangun Infrastruktur

Nasional
Momen Paspampres Beri Kejutan Ulang Tahun untuk Iriana Jokowi, Danpaspampres Dapat 'First Cake'

Momen Paspampres Beri Kejutan Ulang Tahun untuk Iriana Jokowi, Danpaspampres Dapat "First Cake"

Nasional
Syahrul Yasin Limpo dan Riwayat 2 Adiknya dalam Kubangan Korupsi

Syahrul Yasin Limpo dan Riwayat 2 Adiknya dalam Kubangan Korupsi

Nasional
Hari Ini, Amanda Manopo Akan Diperiksa Bareskrim Terkait Situs Judi 'Online'

Hari Ini, Amanda Manopo Akan Diperiksa Bareskrim Terkait Situs Judi "Online"

Nasional
Febri Diansyah Akan Datangi KPK Penuhi Panggilan Penyidik

Febri Diansyah Akan Datangi KPK Penuhi Panggilan Penyidik

Nasional
Jokowi Jelaskan Arti Nama Kereta Cepat 'Whoosh' yang Baru Diresmikan

Jokowi Jelaskan Arti Nama Kereta Cepat "Whoosh" yang Baru Diresmikan

Nasional
Mendagri Lantik Agus Fatoni Jadi Pj Gubernur Sumsel dan Akmal Malik sebagai Pj Gubernur Kaltim

Mendagri Lantik Agus Fatoni Jadi Pj Gubernur Sumsel dan Akmal Malik sebagai Pj Gubernur Kaltim

Nasional
Jokowi Resmikan Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang Dinamai 'Whoosh'

Jokowi Resmikan Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang Dinamai "Whoosh"

Nasional
KPK Duga Ada Tim Broker yang Setor Uang ke Andhi Pramono

KPK Duga Ada Tim Broker yang Setor Uang ke Andhi Pramono

Nasional
Gerindra Anggap Megawati Hormati Prabowo Usai Beri Sinyal Tolak Wacana Duet dengan Ganjar

Gerindra Anggap Megawati Hormati Prabowo Usai Beri Sinyal Tolak Wacana Duet dengan Ganjar

Nasional
KPK Panggil Eks Jubir Febri Diansyah dan Eks Pegawai Jadi Saksi Kasus di Kementan

KPK Panggil Eks Jubir Febri Diansyah dan Eks Pegawai Jadi Saksi Kasus di Kementan

Nasional
Ketum PBNU: Soal Politik yang Penting Kita Lewat dengan Selamat

Ketum PBNU: Soal Politik yang Penting Kita Lewat dengan Selamat

Nasional
Wacana Duet Ganjar-Prabowo, Megawati: Yang Ngomong Siapa, Kok Aku Ketumnya Enggak Ngerti?

Wacana Duet Ganjar-Prabowo, Megawati: Yang Ngomong Siapa, Kok Aku Ketumnya Enggak Ngerti?

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com