Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkes: 10 dari 15 Jemaah Haji yang Wafat adalah Lansia, Jantung Koroner Jadi Penyebab Utama

Kompas.com - 05/06/2023, 14:56 WIB
Miska Ithra Syahirah,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI melaporkan ada 10 jemaah haji yang berusia 60 tahun ke atas wafat per 4 Juni 2023 pukul 16.00 Waktu Arab Saudi (WAS).

Angka tersebut bagian dari total 15 jemaah haji yang wafat atau sebesar 66,67 persen.

"Usia jemaah wafat yang terbanyak adalah di atas 60 tahun, lansia itu ada 10 orang. Jadi artinya 2/3 yang wafat adalah jemaahnya lansia," ujar Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji Kemenkes RI Liliek Marhaendro Susilo saat konferensi pers virtual pada Senin (5/6/2023).

Liliek mengatakan, penyebab terbanyak dari wafatnya 15 jemaah haji adalah penyakit jantung iskemik atau dikenal dengan jantung koroner yang diidap oleh lima orang.

Berdasarkan penuturan Kepala Bidang Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi M. Imran, jantung koroner bisa disebabkan oleh faktor kelelahan dan dehidrasi sehingga memicu terjadinya serangan jantung.

"Yang kedua adalah memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya. Kemudian, yang ketiga memiliki riwayat penyakit hipertensi dan diabetes melitus," kata Imran, Senin.

Baca juga: Jemaah Haji Bisa Dapat Bimbingan Manasik di Tanah Suci lewat Offline atau Online

Untuk mencegah kelelahan dan dehidrasi saat melaksanakan ibadah, Imran mengimbau kepada para jemaah untuk memperbanyak istirahat dan menggunakan kursi roda jika ingin melaksanakan aktivitas fisik.

Selain itu, ia juga menganjurkan untuk menjauhi paparan sinar matahari dengan cara memakai payung. Keemudian, memperbanyak minum air putih dan memakai masker.

"Satu hal yang penting adalah bahwa penderita jemaah haji dengan penderita penyakit bawaan dari tanah air, juga senantiasa harus mematuhi minum obat, jangan sampai terlambat," ujar Imran.

Baca juga: Bertambah 2, Jemaah Haji Indonesia yang Meninggal Jadi 10 Orang

Sementara itu, penyakit lain yang menjadi penyebab wafatnya jemaah haji Indonesia adalah infark miokard akut yang dialami tiga jemaah.

Kemudian, syok septik, aritmia jantung, pneumonia, syok kardiogenik, mitral valve disease, venous embolism anf thrombosis, dan perdarahan saluran cerna yang masing-masing diidap satu orang.

Lebih lanjut, Liliek mengatakan, Rumah Sakit Arab Saudi (RSAS) menjadi tempat terbanyak wafatnya jemaah haji asal Indonesia, yakni tujuh orang.

"Di Rumah Sakit Arab Saudi yang dirawat adalah jemaah dengan tingkat keparahan penyakit yang tinggi sehingga wajar bila yang banyak wafat di Rumah Sakit Arab Saudi," ujarnya.

Liliek juga mengatakan, asal embarkasi dengan jemaah haji dengan wafat terbanyak adalah embarkasi Surabaya (SUB), yakni 6 orang. Disusul dengan Jakarta-Bekasi (JKS) 4 orang; Solo (SOC) 3 orang; Aceh (BTJ) 1 orang; dan Jakarta-Pondok Gede (JKG) 1 orang.

Baca juga: Keberangkatan 328 Jemaah Haji Tertunda, Kemenag Protes Keras ke Garuda Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasdem-PKB Sepakat Tutup Buku Lama, Buka Lembaran Baru

Nasional
Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Tentara AS Hilang di Hutan Karawang, Ditemukan Meninggal Dunia

Nasional
Lihat Sikap Megawati, Ketua DPP Prediksi PDI-P Bakal di Luar Pemerintahan Prabowo

Lihat Sikap Megawati, Ketua DPP Prediksi PDI-P Bakal di Luar Pemerintahan Prabowo

Nasional
PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa 'Abuse of Power'

PDI-P Harap Pilkada 2024 Adil, Tanpa "Abuse of Power"

Nasional
PKS Belum Tentukan Langkah Politik, Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

PKS Belum Tentukan Langkah Politik, Jadi Koalisi atau Oposisi Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

KPK Duga Biaya Distribusi APD Saat Covid-19 Terlalu Mahal

Nasional
Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Anggap Jokowi dan Gibran Masa Lalu, PDI-P: Enggak Perlu Kembalikan KTA

Nasional
Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Naik Kereta Cepat, Ma'ruf Amin Kunjungan Kerja ke Bandung

Nasional
Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Harga Bawang Merah Melonjak, Mendag Zulhas: Karena Tidak Ada yang Dagang

Nasional
Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Dua Tersangka TPPO Berkedok Magang Sembunyi di Jerman, Polri Ajukan Pencabutan Paspor

Nasional
Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Tak Dukung Anies Maju Pilkada DKI, PKS: Beliau Tokoh Nasional, Jangan Kembali Jadi Tokoh Daerah

Nasional
Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

Zulhas Ungkap Arahan Prabowo soal Buka Pintu Koalisi

Nasional
Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

Menpan-RB Minta Pemprov Kalbar Optimalkan Potensi Daerah untuk Wujudkan Birokrasi Berdampak

Nasional
Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Prabowo Mau Kasih Kejutan Jatah Menteri PAN, Zulhas: Silakan Saja, yang Hebat-hebat Banyak

Nasional
Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Selain Bima Arya, PAN Dorong Desy Ratnasari untuk Maju Pilkada Jabar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com