Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Denny Indrayana Klaim Ketua DPD juga Dapat Informasi MK Bakal Putuskan Sistem Tertutup dan Potensi Pemilu Ditunda

Kompas.com - 04/06/2023, 11:25 WIB
Nicholas Ryan Aditya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pakar hukum tata negara Denny Indrayana mengklaim tak hanya dirinya yang mendapatkan informasi bahwa Mahkamah Konstitusi (MK) akan memutuskan sistem pemilihan legislatif menjadi proporsional tertutup.

Denny bercerita bahwa sebelum dia mengungkapkan informasi tersebut ke publik, Ketua DPD La Nyalla Mattallitti sudah menyatakan soal rumor itu kepadanya.

"Bahkan, beberapa saat yang lalu, sebelum saya mendapatkan informasi yang saya twit ini. Informasi yang relatif kurang lebih sama datang dari Ketua DPD, Ketua Dewan Perwakilan Daerah, Bapak La Nyalla," kata Denny dalam acara Gaspol! Kompas.com, yang dikutip Minggu (4/6/2023) di YouTube.

"Dia mengatakan, 'Mas Denny, ini MK akan memutuskan sistem proporsional tertutup'. Nah, waktu itu Pak La Nyalla juga punya informasi, cuma saya tidak twit. Gitu lho," sambung dia.

Baca juga: Denny Indrayana Ngaku Diminta Mahfud MD Bantu Anies Baswedan Jadi Capres Agar Demokrasi Lebih Sehat

Selain itu, Denny mengungkapkan bahwa La Nyalla juga memperkirakan pengubahan sistem pemilu tersebut akan berdampak pada pelaksanaan pemilu yang bisa tertunda.

Menurut dia, pelaksanaan pemilu bisa tertunda semisal tiga bulan dari yang direncanakan sebelumnya, Februari 2024.

"Jadi beliau mengatakan ini MK akan memutuskan sistem proporsional tertutup, dan karenanya nanti pemilunya ditunda tiga bulan sekian lama supaya KPU-nya punya waktu persiapan akibat perubahan gitu," jelas Denny.

Lebih jauh, mantan Wakil Menteri Hukum dan HAM ini tak memungkiri bahwa pemilu memang bisa saja ditunda.

Baca juga: Denny Indrayana Khawatir Putusan MK soal Sistem Pemilu Picu Penundaan Pesta Demokrasi

Tak hanya pemilu yang ditunda, dia juga memperkirakan bisa saja isu perpanjangan masa jabatan presiden terealisasi.

Namun Denny tak menjabarkan lebih detail terkait argumentasinya soal perpanjangan masa jabatan presiden ini.

Ia kemudian menyatakan bahwa rumor yang disampaikannya ini dapat berimplikasi pada anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Kata dia, anggota DPR yang tak setuju sistem pemilu diubah, mengancam bakal melakukan boikot terhadap putusan MK.

"Nah kalau anggota dewannya boikot, pemilunya kan ditunda. Apakah ini yang dimaksud diharapkan sebenarnya, jadi kan tidak bagus juga kalau kemudian ini menjadi pintu membuka ruang bagi penundaan pemilu. Mestinya penundaan pemilu kita tutup," tegas Denny.

Baca juga: Minta Publik Awasi Sebelum MK Putuskan Sistem Pemilu, Denny Indrayana: Kalau Sudah Diputus, Tak Bisa Dikoreksi

Oleh sebab itu, Denny berharap apa yang disampaikannya kepada publik terkait rumor putusan MK dapat menjadi perhatian.

Terutama, jelas Denny, kepada MK yang akan memutuskan sistem pemilu dalam waktu dekat agar lebih hati-hati sebelum bertindak.

"Harapan saya tidak ada penundaan pemilu tapi kalau kemudian saling ngotot yang satu enggak mau diubah menjadi tertutup, yang satu ngotot supaya diubah menjadi tertutup," ujarnya.

"Kemudian antara kekuatan-kekuatan politik tidak ada titik temu, dan itu menyebabkan saling boikot dan saling kunci, ya bisa terbuka kemungkinan situasi politik memanas dan itu yang tidak kita harapkan pemilunya ditunda," pungkas Denny.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com