JAKARTA, KOMPAS.com - Upaya Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mendukung anak bungsu Presiden Joko Widodo (Jokowi), Kaesang Pangarep, untuk menjadi Wali Kota Depok dinilai menjadi wujud melanggengkan praktik politik dinasti.
Menurut Direktur Pusat Kajian Politik (Puskapol) Universitas Indonesia (UI) Hurriyah, jika Kaesang benar-benar diusung oleh partai politik sebagai bakal kandidat calon Wali Kota Depok, maka hal itu sama artinya dengan melanggengkan praktik politik dinasti.
Penyebabnya adalah saat ini terdapat 2 anggota keluarga Presiden Jokowi yang menduduki jabatan publik. Mereka adalah kakak tertua Kaesang yang juga putra sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka, tengah menjabat sebagai Wali Kota Solo.
Selain itu, menantu Presiden Jokowi, Bobby Nasution, tengah menjabat sebagai Wali Kota Medan.
Baca juga: Saat PSI Mulai Serius Dukung Kaesang Jadi Wali Kota Depok...
“Saya melihat ini sebagai sinyal buruk untuk demokratisasi kita karena ini lagi-lagi melanggengkan praktik politik dinasti yang kita lihat di 2020 kemarin itu mulai menguat, sekarang kemungkinan akan berulang lagi di 2024,” kata Hurriyah dalam progam Kompas Petang, seperti dikutip dari Kompas TV, Rabu (31/5/2023).
Menurut Hurriyah, jika Kaesang diusung menjadi pejabat publik maka hal itu sama saja memberikan contoh yang tidak baik dalam berpolitik.
“Ini kan juga memberikan pelajaran yang tidak baik. Bahkan praktik politik dinasti kok jadinya dilanggengkan dengan mekanisme demokrasi,” ucap Hurriyah.
Politik dinasti merupakan kekuasaan politik yang dijalankan oleh sekelompok orang yang masih terkait dalam hubungan keluarga.
Baca juga: Pasang Baliho Kaesang di Depok, PSI: Inisiatif Kader yang Ingin Perubahan...
Hurriyah juga menilai sikap PSI yang ingin mendukung Kaesang menjadi calon Wali Kota Depok tidak mempertimbangkan berbagai faktor lain. Salah satunya Kaesang tidak memiliki rekam jejak sebagai politikus.
Selain itu Hurriyah menilai dukungan PSI terhadap Kaesang untuk menjadi calon Wali Kota Depok hanya mempertimbangkan aspek popularitas dan elektabilitas.
“Ini bukan hal yang baik buat demokrasi. Harusnya parpol menjadi kendaraan bagi para politisi yang memang menggeluti politik, bekerja untuk partai, agar mereka bisa ditempatkan sebagai pejabat publik,” ucap Hurriyah.
“Jadi bukan asal comot, orang-orang yang populer dicalonkan maenjadi kepala daerah,” sambung Hurriyah.
Baca juga: PSI Pasang Baliho di Margonda, Dukung Kaesang Jadi Calon Wali Kota Depok
Seperti diberitakan sebelumnya, dukungan PSI terhadap Kaesang Pangarep untuk menjadi calon Wali Kota Depok terlihat pada pemasangan baliho raksasa di Jalan Margonda, Depok, Jawa Barat.
Jalan Margonda adalah salah satu jalur penghubung utama dari Depok menuju Jakarta.
Tampak foto Kaesang yang tengah memegang bunga mawar dan logo PSI. Baliho tersebut bertuliskan “PSI Menang, Walikota Kaesang”.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.