MADINAH, KOMPAS.com - Jemaah haji lansia diminta tidak memaksakan diri menjalankan salat berjamaah di Masjid Nabawi atau pun arbain di Masjid Nabawi.
Pasalnya, jemaah haji lansia harus menjaga tenaga menuju Makkah untuk persiapan puncak haji.
Mirza Deswani, pembimbing ibadah kloter 5 mengatakan, di kloter 5 hampir 65 persennya masuk kategori lansia. Tantangan terberat yang dihadapi dirinya dalam melakukan sosialisasi adalah soal komunikasi.
Baca juga: Jemaah Haji Wafat Jadi 4 Orang, Sakit 84 Orang hingga 30 Mei
“Kami ngomongnya harus pelan-pelan, karena memang mereka tidak bisa paham kalau terlalu cepat. Dan harus berkala. Itu sih sebenarnya tantangan terberat memberi pemahaman ke lansia,” ungkap Mirza, Senin (29/5/2023).
Untuk itu, ia mensiasatinya dengan cara door to door. Harus masuk satu pintu ke pintu menjemput jemaah lansia. Harus diberi pemahaman secara perlahan untuk bisa menyimpan staminanya agar tidak terlalu lelah.
"Pemikiran jemaah haji itu, kalau di Madinah wajib melaksanakan arbain. Tapi bagi lansia, arbain itu berat, apalagi harus bolak - balik masjid hotel sehari lima kali,” tambah dia.
Ia mengaku selalu mengingatkan jemaah jangan memaksa ke masjid utamanya lansia. Arbain adalah sunnah. Sedangkan rukun haji wajib dilaksanakan. Sehingga, perlu ada pengaturan stamina dan tenaga.
Jangan sampai, sunnahnya dikejar tapi nanti yang wajib tertinggal. Itu justru hajinya menjadi tidak sah karena meninggalkan yang wajib. Nanti ibadah puncak hajinya ada di Makkah.
“Saya keliling, masuk satu pintu ke pintu yang lain. Temui jemaah lansia dan yang ada di kamar itu. Kami berikan sosialisasi, kami beri wawasan agar tidak memaksa,” lanjut Mirzani Deswani.
Dia mengaku sempat menghentikan beberapa jemaah lansia yang akan pergi arbain. Bukan melarang, tapi mengimbau untuk tidak memaksakan bisa salat jemaah lima waktu di Masjid Nabawi.
“Semisal sehari dua kali salat berjamaah, itu lebih baik. Jangan memaksa harus lima kali dalam sehari. Itu berat dan akan menguras tenaga jemaah lansia. Jadi harus pintar-pintar mengatur ritme,” sambungnya.
Dari sosialisasi yang dilakukan secara berkelanjutan, ia mengaku sudah ada dampak yang signifikan. Mulai banyak jemaah yang mengikuti masukan dan patuh tidak memaksakan shalat berjamaah di Nabawi.
“Bahkan, kami juga dibantu jemaah lainnya. Semisal ada jemaah lansia di satu kamar, nanti ada bergantian jemaah yang tidak ke Nabawi. Jemaah itu mendampingi jemaah lansia yang tidak pergi ke masjid,” jelasnya.
Ia menguraikan, itu justru menjadi sesuatu hal yang positif. Sebab, kesadaran untuk tidak memaksa melakukan salat berjamaah itu sudah diterima dengan baik. Sehingga jemaah lansia bisa istirahat dan staminanya prima.
Warsini, jemaah lansia asal Medan mengaku ikhlas tidak melaksanakan shalat arbain di Masjid Nabawi.
Ia mengaku ingin bisa istirahat agar tidak mudah sakit dan staminanya terjaga selama di Madinah atau Makkah.
“Iya saya ikhlas. Tadi kata bapak-ibu petugas, yang paling penting itu ibadah wajib ya, rukun haji harus dilaksakan semuanya. Kalau sunnah, jangan memaksakan agar tetap sehat sampai selesai wajib haji,” tutupnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.