Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/05/2023, 07:26 WIB
Novianti Setuningsih

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei Litbang Kompas edisi Mei 2023 menunjukkan bahwa 90,3 persen responden menilai Presiden harus bersikap netral pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Survei ini memiliki margin of error lebih kurang 4,37 persen.

Kemudian, 7,6 persen responden menjawab biasa saja saat ditanyakan seberapa penting bagi presiden untuk bersikap netral dalam Pemilu 2024.

Dikutip dari Kompas.id, Senin (29/5/2023), hanya 1,9 persen responden yang menjawab tidak tahu saat ditanya perihal kenetralan Presiden tersebut.

Dari hasil survei yang sama, separuh responden (50,5 persen) yang menilai Presiden sudah besikap netral. Sedangkan 45,4 persen responden lainnya menganggap Presiden belum bersikap netral.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Meningkatnya Ketergantungan Publik atas Capres Pilihan Jokowi

Survei Litbang Kompas ini dilakukan secara wawancara melalui telepon pada 9-11 Mei 2023.

Sebanyak 506 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi Indonesia.

Survei ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen, dengan margin of error lebih kurang 4,37 persen.

Litbang Kompas/DDA/RGA Survei Litbang Kompas: Seberapa Penting Netralitas Presiden di Pemilu 2024

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Pemilih Perempuan Inginkan Capres Latar Belakang Militer dan Kepala Daerah

Sikap dan dukungan Presiden Joko Widodo (Jokowi) memang dianggap penting dalam kontestasi 2024 mendatang.

Dalam survei Litbang Kompas periode Mei 2023 yang diluncurkan sebelumnya, Presiden Jokowi memang tergambar memiliki pengaruh besar dalam dinamika politik ke depannya.

Terbukti, 16 persen responden mengaku akan memilih sosok yang didukung oleh Jokowi.

Sementara itu, 53 persen responden mengaku akan mempertimbangkan tokoh yang didukung Jokowi. Dengan kata lain, akan meilihat rekam jejak tokoh yang didukung tersebut.

Sebaliknya, hampir sepertiga responden cenderung menolak siapa pun sosok yang didukung Jokowi.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Faktor Jokowi Tertinggi di PDI-P, Nasdem Terendah

Dalam beberapa kesempatan, Presiden Jokowi memang kerap memberikan sinyal dan kode terkait pemimpin ke depannya.

Sebagai contoh, Jokowi pernah menyebut tentang pemimpin ke depan yang berambut putih dalam acara pertemuan para sukarelawan.

Mantan Wali Kota Solo itu juga pernah menyebut jatah pemimpin ke depan kemungkinan milik Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo di acara ulang tahun Partai Perindo.

“Di mata responden, aktivitas dan komunikasi politik presiden ini dikhawatirkan akan mengganggu kenetralannya. Hal ini terekam dalam jajak pendapat Kompas yang memperlihatkan seperlima responden menilai kehadiran atau keterlibatan Presiden dalam kampanye politik pihak tertentu juga menjadi bentuk ketidaknetralan yang harus dihindari,” tulis Litbang Kompas.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Prabowo Sosok Kandidat Capres Paling Populer

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Hari Besar Nasional dan Internasional Bulan Oktober 2023

Hari Besar Nasional dan Internasional Bulan Oktober 2023

Nasional
Tanggal 1 Oktober Memperingati Hari Apa?

Tanggal 1 Oktober Memperingati Hari Apa?

Nasional
SBY Kenang Saat Luhut Besuk Ani Yudhoyono di Singapura dan Sambut Jenazahnya

SBY Kenang Saat Luhut Besuk Ani Yudhoyono di Singapura dan Sambut Jenazahnya

Nasional
PDI-P Sependapat dengan Mahfud MD yang Sebut MK Lamban Putuskan Perkara Batas Usia Capres-Cawapres

PDI-P Sependapat dengan Mahfud MD yang Sebut MK Lamban Putuskan Perkara Batas Usia Capres-Cawapres

Nasional
Cegah Perundungan di Sekolah, Pendidikan Karakter Perlu Ditekankan

Cegah Perundungan di Sekolah, Pendidikan Karakter Perlu Ditekankan

Nasional
Soal Pertemuan 'Rempeyek' dengan Puan, Luhut Sebut Tak Ada Rayuan Politik

Soal Pertemuan "Rempeyek" dengan Puan, Luhut Sebut Tak Ada Rayuan Politik

Nasional
Kepada Prabowo, Luhut: Yang Sekarang Sedang Siap-siap Jadi Presiden, Semoga Sukses

Kepada Prabowo, Luhut: Yang Sekarang Sedang Siap-siap Jadi Presiden, Semoga Sukses

Nasional
Soal Kaesang Bakal Gerus Suara PDI-P, Hasto: Kami dan Keluarga Pak Jokowi Punya Cita-cita Bersama

Soal Kaesang Bakal Gerus Suara PDI-P, Hasto: Kami dan Keluarga Pak Jokowi Punya Cita-cita Bersama

Nasional
Anies-Muhaimin Bertemu Rizieq Shihab, PDI-P Tanggapi dengan Senyum

Anies-Muhaimin Bertemu Rizieq Shihab, PDI-P Tanggapi dengan Senyum

Nasional
Temui Pimpinan AL, KSAL Minta AS Berperan Aktif soal Isu ASEAN dan Pasifik Selatan

Temui Pimpinan AL, KSAL Minta AS Berperan Aktif soal Isu ASEAN dan Pasifik Selatan

Nasional
BPJS Ketenagakerjaan Raih 6 Penghargaan Bergengsi The Best Contact Center Indonesia 2023

BPJS Ketenagakerjaan Raih 6 Penghargaan Bergengsi The Best Contact Center Indonesia 2023

Nasional
Prabowo Mengaku Dijuluki 'Tom and Jerry' Saat Bersama Luhut

Prabowo Mengaku Dijuluki "Tom and Jerry" Saat Bersama Luhut

Nasional
Buka Peluang Cawapres Ganjar Perempuan, Sekjen PDI-P: Kami Tak Bedakan Gender

Buka Peluang Cawapres Ganjar Perempuan, Sekjen PDI-P: Kami Tak Bedakan Gender

Nasional
Sepakat dengan Prabowo soal Luhut, SBY: Kalau Dikasih Kerjaan Tuntas

Sepakat dengan Prabowo soal Luhut, SBY: Kalau Dikasih Kerjaan Tuntas

Nasional
Mahfud Mengaku Belum Dapat Tawaran Jadi Cawapres Ganjar dari PDI-P

Mahfud Mengaku Belum Dapat Tawaran Jadi Cawapres Ganjar dari PDI-P

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com