JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Agama (Kemenag) Republik Indonesia mengumumkan kematian seorang jemaah haji di masa operasional Penyelenggaraan Ibadah Haji 1444 Hijriah atau 2023 Masehi.
Kepala Biro Perencanaan Kementerian Agama Ramadhan Harisman mengatakan, sampai hari kelima operasional Penyelangaraan Ibadah Haji, terdapat satu jemaah yang meninggal dunia.
"Jemaah yang wafat hingga hari ke-5 masa operasional berjumlah satu orang," tulis Ramadhan dalam keterangannya, Sabtu (27/5/2033).
Baca juga: Kemenag Buka Hotline Pengaduan Terkait Layanan Haji, Sertifikasi Halal, dan Pernikahan
Adapun jemaah itu bernama Suprapto Tarlim Kerto Wijoyo yang merupakan jemaah Kloter SOC-03. Dia wafat pada 25 Mei 2023 di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah.
Selain itu, ada 21 jemaah di Madinah yang mendapat perawatan.
"Sebanyak 13 jemaah dirawat di KKHI Madinah, delapan jemaah dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi di Madinah," jelas Ramadhan.
Dalam kesempatan itu, Ramadhan memaparkan data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) yang mencatat sebanyak 20.455 jemaah yang terbagi dalam 53 kelompok terbang (kloter) telah diberangkatkan dari Indonesia menuju Tanah Suci.
"Jumlah tersebut, khusus jemaah. Tidak termasuk petugas kloter yang menyertai. Para jemaah ini mendarat di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz (AMAA) Madinah," kata Ramadhan.
Baca juga: Menengok Kondisi Asrama Haji Cipondoh yang Bikin Wali Kota Tangerang Ngamuk...
Menurutnya, jemaah tersebut akan berada di Madinah selama kurang lebih sembilan hari.
Ramadhan pun mengimbau, bagi jemaah yang telah berada di Madinah untuk tetap menjaga kondisi fisik dan kesehatannya.
"Bagi jemaah lansia jangan memaksakan diri, jika kondisi fisiknya tidak memungkinkan ikut salat berjemaah di Masjid Nabawi. Jemaah juga bisa menunaikan salat di hotel, untuk menghindari kelelahan," pesan Ramadan.
Dia mengingatkan, bagi jemaah yang ingin melakukan ibadah di luar pemondokan atau melakukan ziarah di Madinah, agar selalu menggunakan alat pelindung diri.
Ramadhan menambahkan agar para jemaah membawa alat pelindung diri seperti payung atau topi agar tidak terpapar panas langsung dari sinar matahari yang terik serta selalu membawa air yang cukup agar terhindar dari dehidrasi.
Saat meninggalkan hotel, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) juga mengimbau jemaah agar memastikan kamarnya terkunci dan menitipkan kunci kamar ke resepsionis hotel.
"Bawa uang secukupnya dan jangan memakai perhiasan mencolok. Bila akan belanja, jangan berlebihan, karena masa tinggal jemaah di Tanah Suci masih lama," ujar Ramadhan.
Baca juga: Alasan Pemeriksaan Dokumen Jamaah Haji Dilakukan di Bandara Kertajati
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.