Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Kemenkeu Diminta Siapkan Anggaran PMN Guna Penuhi Kebutuhan Listrik Desa

Kompas.com - 26/05/2023, 10:56 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia (RI) Mulyanto meminta Kementerian Keuangan (Kemenkeu) untuk menyiapkan anggaran Penyertaan Modal Negara (PMN) guna memenuhi kebutuhan listrik desa.

"Sementara dari komisi VII DPR RI akan mendorong ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) untuk program pemasangan baru listrik. Ini (adalah langkah) untuk bisa langsung memenuhi jumlah listrik yang belum menyala," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat (26/5/2023).

Hal tersebut, kata dia, penting untuk mencapai 100 persen rasio elektrifikasi. Seperti diketahui, rasio elektrifikasi saat ini adalah 99.99 persen.

Menurut Mulyanto, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN) selalu berdalih bahwa rasio elektrifikasi pada 2024 akan menjadi 100 persen.

Baca juga: Erick Thohir Pastikan BUMN Siap Dorong Percepatan Elektrifikasi

Namun berdasarkan realita yang ada, kata dia, elektrifikasi dari tahun ke tahun tidak pernah mencapai 100 persen.

"Ini kita amati pengalaman dari tahun ke tahun janjinya begitu terus setahun (bisa capai) 100 persen, tapi apa aksinya? Ternyata ini ada permasalahan-permasalahan, pertama masalah jaringan transmisi, kesiapan titik-titik, dan kemampuan bayar masyarakat yang belum match," kata Mulyanto kepada Parlementaria di Bandung, Kamis (25/5/2023).

Selain rasio, ia menyoroti tingkat elektrifikasi yang dibagi dua, yakni antara kontribusi PLN sebesar 97 persen dengan sisanya 1,8 persen merupakan kontribusi dari non-PLN.

Untuk kepastian data, Mulyanto mendorong agar data kontribusi non-PLN sebesar 1,8 persen dapat ditelusuri secara konkret untuk sumber listrik yang masih menyala dan yang sudah mati.

Baca juga: Simak Cara Cek Perkiraan Tagihan Listrik Lewat PLN Mobile

Pembangunan listrik di daerah 3T

Untuk pembangunan listrik di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), Mulyanto berharap, PLN dapat mengedepankan asas kenegaraan.

Dalam asas tersebut mencantumkan bahwa mencapai tujuan negara dibutuhkan mekanisme subsidi hingga kompensasi agar masyarakat dapat merasakan manfaat listrik.

"Solusi filosofis kita bernegara itu adalah dalam kerangka mencapai tujuan-tujuan negara. (Sementara itu), masyarakat yang merdeka adil bersatu dapat diartikan sebagai fungsi negara,” imbuh Mulyanto.

Oleh karenanya, lanjut dia, ketika ada wilayah-wilayah yang belum terjamah listrik, negara harus hadir.

Baca juga: Produsen Motor Listrik Asal China Ini Mau Masuk ke Indonesia

Untuk mewujudkannya, kata Mulyanto, dibutuhkan beberapa mekanisme, seperti subsidi, kompensasi, dan sebagainya.

Menurutnya, negara harus hadir menanggung kebutuhan tersebut agar penduduk wilayah pelosok bisa menikmati listrik.

Sebagai langkah lebih lanjut, Mulyanto menginginkan BUMN Energi dapat hadir secara utuh di masyarakat.

Selain hadir, kata dia, BUMN Energi harus mendukung berbagai proyek strategis negara dan tidak mengedepankan profit.

Baca juga: Disbud DKI Kaji Pengelolaan TIM, Sebut Investasi Kebudayaan Tak Bisa Dinilai dari Profit

"Disitulah bagiannya kenapa kita mengatakan (peran ini) masih (diemban) BUMN yang berbeda dari badan usaha pada umumnya, not for profit tapi yes for profit. Namun, juga tetap menjalankan proyek-proyek yang strategis, itulah BUMN," tuturnya.

Sebagai informasi, PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Barat (Jabar) memiliki pelanggan sebesar 16,48 juta (19,13 persen), dengan daya tersambung sebesar 30.600 Mega Volt Ampere (MVA) (18,80 persen), dan beban puncak tertinggi 8.172 Megawatt (MW), dengan pendapatan Rp 20,77 triliun (20,23).

PLN UID Jabar juga memiliki unit pelaksana 17 Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3), 1 Unit Pelaksana Pengatur Distribusi (UP2D), dab 1 Unit Pelaksana Proyek Ketenagalistrikan) (UP2K, dengan gardu induk sebanyak 106 buah, dan Trafo Gardu Induk 304 buah.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Ketua KPU Dilaporkan ke DKPP, TPN Ganjar-Mahfud: Harus Ditangani Serius

Nasional
Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Jokowi Ingatkan Pentingnya RUU Perampasan Aset, Hasto Singgung Demokrasi dan Konstitusi Dirampas

Nasional
Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Menko di Kabinet Prabowo Akan Diisi Orang Partai atau Profesional? Ini Kata Gerindra

Nasional
Selain 2 Oknum Lion Air,  Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Selain 2 Oknum Lion Air, Eks Pegawai Avsec Kualanamu Terlibat Penyelundupan Narkoba Medan-Jakarta

Nasional
Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Dirut Jasa Raharja: Efektivitas Keselamatan dan Penanganan Kecelakaan Mudik 2024 Meningkat, Jumlah Santunan Laka Lantas Menurun

Nasional
Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Hasto Minta Yusril Konsisten karena Pernah Sebut Putusan MK Soal Syarat Usia Cawapres Picu Kontroversi

Nasional
Suami Zaskia Gotik Dicecar soal Penerimaan Dana Rp 500 Juta dalam Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

Suami Zaskia Gotik Dicecar soal Penerimaan Dana Rp 500 Juta dalam Sidang Kasus Gereja Kingmi Mile 32

Nasional
Tambah Syarat Calon Kepala Daerah yang Ingin Diusung, PDI-P: Tidak Boleh Bohong

Tambah Syarat Calon Kepala Daerah yang Ingin Diusung, PDI-P: Tidak Boleh Bohong

Nasional
Terima Kunjungan Menlu Wang Yi, Prabowo Bahas Kerja Sama Pendidikan dan Latihan Militer RI-China

Terima Kunjungan Menlu Wang Yi, Prabowo Bahas Kerja Sama Pendidikan dan Latihan Militer RI-China

Nasional
Banyak Pihak jadi Amicus Curiae MK, Pakar Sebut karena Masyarakat Alami Ketidakadilan

Banyak Pihak jadi Amicus Curiae MK, Pakar Sebut karena Masyarakat Alami Ketidakadilan

Nasional
Alasan Hasto soal Jokowi Datang ke Anak Ranting PDI-P Dulu sebelum Bertemu Megawati

Alasan Hasto soal Jokowi Datang ke Anak Ranting PDI-P Dulu sebelum Bertemu Megawati

Nasional
Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Gelar Aksi di Depan MK, Hasto: Percayakan Hakim, Jangan Ditekan-tekan

Pendukung Prabowo-Gibran Bakal Gelar Aksi di Depan MK, Hasto: Percayakan Hakim, Jangan Ditekan-tekan

Nasional
Pemerintah Akan Bentuk Satgas untuk Atasi Pornografi Anak 'Online'

Pemerintah Akan Bentuk Satgas untuk Atasi Pornografi Anak "Online"

Nasional
Ketum Projo Nilai 'Amicus Curiae' Tak Akan Pengaruhi Putusan Sengketa Pilpres di MK

Ketum Projo Nilai "Amicus Curiae" Tak Akan Pengaruhi Putusan Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Pakar Hukum Tata Negara Sebut Amicus Curiae Bukan Alat Bukti, tapi Bisa jadi Pertimbangan Hakim

Pakar Hukum Tata Negara Sebut Amicus Curiae Bukan Alat Bukti, tapi Bisa jadi Pertimbangan Hakim

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com