Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

EBT Makin Populer, Pemerintah Diminta Buat Skema Penggunaan untuk Industri dan Rumahan

Kompas.com - 26/05/2023, 08:00 WIB
A P Sari

Penulis

 

 

KOMPAS.com - Wakil Ketua Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Doni Maryadi Oekon meminta Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk membuat skema kapasitas penggunaan energi baru terbarukan (EBT) bagi industri dan rumahan.

Upaya itu, sebutnya, penting dilakukan mengingat eksistensi EBT yang semakin populer dari hari ke hari. Masyarakat pun banyak yang sudah memahami penggunaan EBT saat ini.

"Jadi, yang paling betul adalah kapasitas dari industri atau kapasitas dari rumah itu memasang jangan melebihi kapasitas, jadi mereka di bawah kapasitas yang dibutuhkan, sehingga produksi dari PLN pun bisa diserap sebagian di industri atau rumah tangga," tutur Doni, dikutip dari keterangan persnya, Jumat (26/5/2023).

Hal tersebut disampaikan Doni usai melakukan pertemuan dengan Direksi dan Jajaran PLN Unit Induk Distribusi (UID) Jawa Barat (Jabar) di Bandung, Kamis (25/05/2023).

Baca juga: Revisi UU MK, DPR Sebut Pemerintah Sepakat Masa Jabatan Hakim MK Turun Jadi 10 Tahun

Dia menilai bahwa upaya tersebut perlu cepat dijalankan agar listrik menjadi bersih. Keberadaan listrik EBT juga penting di tengah masyarakat.

Ia menambahkan, selama ini, aturan ekspor dan impor terkait EBT masih belum memiliki kejelasan.

"Meskipun semula PLN memiliki concern terhadap ekspor impor EBT, tetapi sampai hari ini PLN tidak dapat memproduksi baterai sendiri. Jelas memang tadinya, PLN ada concern buat ekspor impor, jadi hasil dari PLTS ini kalau tidak diserap oleh rumah akan masuk ke jaringan PLN," paparnya.

Transformasi energi pada 2035-2060

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberi arahan bahwa Indonesia harus bisa berhenti menggunakan batu bara pada 2035-2060. Ia ingin ada transfer energi, dari semua fosil ke EBT.

Doni menjelaskan, Sukabumi merupakan daerah dengan nilai rasio elektrifikasi di Jabar sebesar 99.99.

Baca juga: CCTV di Tol Cipali Berkualitas Rendah, DPR: Betapa Malunya!

"Hal ini perlu dipelajari kenapa bisa terjadi, mengingat di Sukabumi juga memiliki pembangkit. Perlu dicari tahu apakah disebabkan oleh jaringan atau sistem yang ada. Namun, secara keseluruhan, kinerja PLN UID Jawa Barat dinilai cukup bagus, hanya saja mereka perlu lebih cepat masuk ke daerah-daerah terpencil agar segera mendapatkan aliran listrik," paparnya.

Menurutnya, aliran listrik yang mengalir di desa masih belum berjalan lancar. Campur tangan pihak swasta akan masalah ini juga perlu diregulasi dengan jelas agar tidak membebani masyarakat.

"Baik ini nantinya diatur dengan peraturan yang jelas, berapa mereka boleh jualannya atau cepat pemerintah masuk ke dalam daerah itu untuk listrik di daerah itu," tutur Doni.

Perlu diketahui, kunjungan tersebut turut dihadiri sejumlah anggota DPR, di antaranya Adian Napitupulu, Mercy Chriesty Barends), Ridwan Hisjam, Arkanata Akram, Abdul Kadir Karding, Hendrik Sitompul, Mulyanto, Andi Yuliani Paris, dan Asman Abnur.

Baca juga: APBN Surplus Rp 234,7 Triliun, Ketua Banggar DPR Apresiasi Kinerja Pemerintah

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Nasional
Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Jokowi Bertemu Bos Apple di Istana Besok Pagi, Akan Bahas Investasi

Nasional
Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Otto Hasibuan Sebut Kubu Anies dan Ganjar Tak Mau Tahu dengan Hukum Acara MK

Nasional
Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Sekjen PDI-P Ungkap Bupati Banyuwangi Diintimidasi, Diperiksa Polisi 6 Jam

Nasional
Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Menteri ESDM Jelaskan Dampak Konflik Iran-Israel ke Harga BBM, Bisa Naik Luar Biasa

Nasional
Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Jawab PAN, Mardiono Bilang PPP Sudah Akui Kemenangan Prabowo-Gibran

Nasional
Kubu Anies-Muhaimin: Ada Fakta Tak Terbantahkan Terjadi Nepotisme Gunakan Lembaga Kepresidenan

Kubu Anies-Muhaimin: Ada Fakta Tak Terbantahkan Terjadi Nepotisme Gunakan Lembaga Kepresidenan

Nasional
Tim Hukum Anies-Muhaimin Sampaikan 7 Fakta Kecurangan Pilpres di Dalam Dokumen Kesimpulan

Tim Hukum Anies-Muhaimin Sampaikan 7 Fakta Kecurangan Pilpres di Dalam Dokumen Kesimpulan

Nasional
Pasca-serangan Iran ke Israel, Kemenlu Terus Pantau WNI di Timur Tengah

Pasca-serangan Iran ke Israel, Kemenlu Terus Pantau WNI di Timur Tengah

Nasional
Temui Megawati, Ganjar Mengaku Sempat Ditanya karena Tak Hadiri 'Open House' di Teuku Umar

Temui Megawati, Ganjar Mengaku Sempat Ditanya karena Tak Hadiri "Open House" di Teuku Umar

Nasional
Kubu Prabowo-Gibran Kritik Megawati Ajukan 'Amicus Curiae' ke MK

Kubu Prabowo-Gibran Kritik Megawati Ajukan "Amicus Curiae" ke MK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com