JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengungkapkan, pemerintah akan menspesifikkan sejumlah anggaran untuk program penanganan stunting.
Hal ini ia sampaikan saat ditanya soal upaya pemerintah mempercepat penurunan stunting agar mencapai target di angka 14 persen pada 2024, yang artinya hanya sisa satu tahun lagi.
"Jadi (upayanya) memastikan anggaran yang lebih spesifik, sekarang ini anggaran intervensi spesifik tapi anggarannya generik," kata Muhadjir di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (25/5/2023).
Baca juga: Menko PMK: Penanganan Stunting Jadi Rebutan Kepala Daerah dan Wakilnya di Tahun Politik
Muhadjir menuturkan, selama ini ada banyak anggaran yang diklaim untuk penanganan stunting tetapi belum efektif menekan stunting karena digunakan untuk beragam kebutuhan.
Misalnya, di Kementerian Kesehatan terdapat anggaran triliunan rupiah yang diklaim untuk menangani stunting, tetapi anggaran itu juga digunakan untuk membiayai penerima bantuan iuran (PBI) jaminan kesehatan yang bukan hanya penderita stunting.
Oleh karena itu, Muhadjir menyebutkan, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) akan merekomendasikan sejumlah mata anggaran yang bakal difokuskan untuk penanganan stunting.
"Itu atas rekomendasi dari BKKBN, (setelah) itu baru dikeluarkan di kementerian yang sudah ada alokasinya itu betul-betul sehingga bisa digunakan untuk penanganan stunting," ujar dia.
Baca juga: Wapres Ingatkan Target Penurunan Stunting Tak Tercapai jika Kerja Biasa Saja
Diberitakan sebelumnya, Wakil Presiden Ma'ruf Amin menegaskan bahwa harus ada kerja ekstra demi menurunkan prevalensi stunting hingga mencapai target 14 persen pada 2024.
Untuk diketahui, berdasarkan survei status gizi Indonesia, prevalensi stunting 2022 berada di angka 21,6 persen turun 9,2 persen dibanding 2018.
Akan tetapi, bila dibandingkan secara year on year, penurunan stunting di Indonesia hanya turun 2,8 persen dari 24,4 persen pada 2021 menjadi 21,6 persen pada 2022.
Dengan demikian, pemerintah harus menurunkan tingkat stunting sebesar 7,6 persen untuk mencapai target 14 persen pada 2024.
"Kalau biasa-biasa saja berarti hanya (turun) 5 persen lebih, padahal mestinya kita menurunkan itu 7,6 persen. Jadi, kalau menurut kemarin berjalan itu (prevalensi stunting pada) 2024 itu hanya 16 persen, tidak sampai 14 persen," kata Ma'ruf, Kamis.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.