JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menegaskan bahwa harus ada kerja ekstra demi menurunkan prevalensi stunting hingga mencapai target 14 persen pada tahun 2024 mendatang.
Ia menyebutkan, kerja ekstra harus dilakukan karena upaya penanganan stunting selama ini diprediksi hanya mampu menurunkan stunting hingga angka 16 persen pada 2024, atau belum mencapai target.
"Kalau biasa-biasa saja berarti hanya (turun) 5 persen lebih, padahal mestinya kita menurunkan itu 7,6 persen. Jadi, kalau menurut kemarin berjalan itu (prevalensi stunting pada) 2024 itu hanya 16 persen, tidak sampai 14 persen," kata Ma'ruf saat memimpin rapat percepatan penurunan stunting di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (25/5/2023).
Baca juga: Alasan Pasutri di Jepara Bunuh Bayinya yang Berumur 3 Bulan, Stunting dan Tak Ada Biaya
Ia menuturkan, berdasarkan survei status gizi Indonesia, prevalensi stunting tahun 2022 berada di angka 21,6 persen turun 9,2 persen dibanding 2018.
Namun, bila dibandingkan secara year on year, penurunan stunting di Indonesia hanya turun 2,8 persen dari 24,4 persen pada 2021 menjadi 21,6 persen pada 2022.
Dengan demikian, pemerintah harus menurunkan tingkat stunting sebesar 7,6 persen untuk mencapai target 14 persen pada 2024.
Sedangkan, sisa waktu yang dimiliki pemerintah hanya 2 tahun sehingga upaya menangani stunting harus dilakukan secara ekstra.
Baca juga: Ganjar Tantang Bidan Puskesmas di Grobogan Tuntaskan Stunting dalam 3 Bulan
"Untuk itu harus dilakukan intervensi strategis guna mendorong penurunan stunting lebih cepat lagi," kata Ma'ruf.
Lebih lanjut, Ma'ruf memaparkan data bahwa ada beberapa kabupaten yang penurunan prevalensi stuntingnya cukup tinggi, seperti Nagan Raya, Pidie, Mandailing Natal, Lampung Selatan, Fakfak, Mojokerto, dan Banjar.
"Ada beberapa kabupaten yang luar biasa tinggi yang mestinya bisa kita jadikan model. Ya kita replikasi, kalau laporan ini benar, bagaimana kita lakukan itu," ujar Ma'ruf.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.