Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/05/2023, 18:16 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menyampaikan, pemerintah China masih melakukan upaya pencarian untuk menemukan awak kapal yang hilang di Samudera Hindia.

Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI Judha Nugraha mengatakan, operasi pencarian terbatas selama 48 jam tersebut akan berakhir besok, Kamis (25/5/2023).

"Pemerintah RRT (Republik Rakyat Tiongkok/China) saat ini masih melakukan operasi pencarian terbatas selama 48 jam dan akan berakhir pada tanggal 25 Mei 2023 (atau) hari ke-10 sejak kapal dinyatakan terbalik (16 Mei)," kata Judha melalui pesan singkat, Rabu (24/5/2023).

Baca juga: UPDATE Kapal Ikan China Bawa 17 WNI Terbalik, Penyelidikan Awal Sebut Tak Ada Awak yang Selamat

Adapun saat ini, jumlah awak kapal yang berhasil ditemukan mencapai tujuh orang, termasuk dua orang yang telah ditemukan sebelumnya.

Informasi ini dia terima setelah mendapat konfirmasi dari Kedutaan Besar China di Jakarta.

"Kemlu telah dapat konfirmasi dari Kedubes RRT Jakarta bahwa tujuh jenazah sudah ditemukan," tutur dia.

Ketujuh jenazah tersebut belum dapat dipastikan berkewarganegaraan Indonesia atau bukan. Hal ini mengingat, korban bukan hanya berasal dari Indonesia.

Saat tenggelam, kapal penangkap ikan tersebut berawak total 39 orang, terdiri dari 17 warga negara China, 17 orang WNI, dan lima warga negara Filipina.

Judha pun tidak berkomentar lebih jauh terkait nasib awak kapal lain yang masih hilang, ketika pencarian sudah dihentikan.

"Kita tunggu hasil akhir dari proses pencarian tersebut besok," ucapnya.

Sebagai informasi, kapal penangkap ikan berbendera China, Lu Peng Yuan Yu 028 dilaporkan hilang pada tanggal 16 Mei 2023. Kapal tersebut terbalik di Samudera Hindia.

Baca juga: Kemenlu: Kapal Penangkap Ikan China Bawa 17 WNI Ditemukan, Awak Kapal Masih Dicari

Atas insiden tersebut, upaya pencarian multinasional sedang dilakukan.

Saat menerima kabar, Kemenlu segera berkoordinasi dengan Badan SAR Nasional (Basarnas).

Karena lokasi pancaran sinyal EPIRB (emergency positional indicator radio beacon) kapal Lu Peng Yuan Yu 028 berada di Samudera Hindia, maka Basarnas berkomunikasi dengan Otoritas Keselamatan Maritim Australia ( Australian Maritime Safety Authority/AMSA).

Hal ini mengingat lokasi tersebut berada dalam koordinasi SAR Australia.

Selanjutnya, AMSA Australia melakukan operasi SAR di sekitar lokasi dengan mengerahkan aset baik pesawat dan kapal, termasuk meminta dukungan dari kapal niaga yang sedang berlayar di sekitar lokasi.

Hasilnya, kapal penangkap ikan tersebut sudah ditemukan dalam kondisi terbalik.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com