Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Din Syamsuddin: Sebaiknya Pak Jokowi Tak Sering Undang Parpol, Ini Bukan Cawe-cawe Lagi melainkan Atur-atur

Kompas.com - 23/05/2023, 20:13 WIB
Fika Nurul Ulya,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin meminta Presiden Joko Widodo tidak sering mengundang elite partai politik untuk menemuinya, terutama jika berkaitan dengan Pemilihan Presiden 2024.

Sebab, menurut dia, pilpres bukan program pemerintah yang perlu diatur oleh presiden.

Hal ini diungkapkan Din setelah bertemu Presiden PKS Ahmad Syaikhu di kediamannya di wilayah Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (23/5/2023).

"Sebaiknya Presiden Jokowi jangan sering undang partai politik, apalagi yang dibicarakannya pilpres. Ini bukan cawe-cawe lagi, tapi sudah atur-atur. Ini bukan sikap kenegarawanan," kata Din, Selasa.

Baca juga: Rombongan PKS Kunjungi Din Syamsuddin, Syaikhu: Mencari Cawapres

Mulanya, Din membicarakan soal adanya upaya penjegalan terhadap pihak-pihak tertentu untuk maju sebagai calon presiden (capres). Ia menyesalkan adanya upaya-upaya seperti itu.

Menurut dia, upaya tersebut merupakan praktik politik negatif dan bersifat merusak.

Ia menilai, politik penjegalan merupakan cara bagi mereka yang tidak siap bertanding secara adil (fair), positif, dan konstruktif.

"Ini sungguh perbuatan tercela yang jauh dari etika politik. Saya meyakini bila ada seseorang atau sebuah parpol yang dihinakan, didiskreditkan, ini justru membuka pintu bagi rahmat Allah SWT untuk memenangkan," ujar Din.

Dia pun meminta semua pihak untuk menghentikan cara-cara tersebut. Ia meminta semua pihak bermain adil dan jujur.

Din juga mengingatkan agar pemangku amanat alias pemegang kekuasaan tidak melibatkan diri dalam pencapresan.

"Itu tidak menunjukkan seorang negarawan," tutur Din.

Baca juga: Rombongan PKS Kunjungi Din Syamsuddin, Syaikhu: Mencari Cawapres

Menurut dia, jika ada seorang presiden yang melibatkan diri dalam ranah pencapresan atau menempatkan diri sebagai "king maker", akan membuka praduga dari masyarakat bahwa ada sesuatu yang ingin diraihnya.

"Ini akan menguatkan dugaan dari rakyat, jangan-jangan dalam rangka untuk menyelamatkan diri, untuk menyelamatkan keluarga, untuk menyelamatkan kepentingan khususnya bisnis," kata Din.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Menteri Bahlil Tegaskan Tak Anak Emaskan Investor China di Proyek Pulau Rempang

Menteri Bahlil Tegaskan Tak Anak Emaskan Investor China di Proyek Pulau Rempang

Nasional
PKB Ingin 'Disiplinkan' Menag Gara-gara Ucapannya, Gus Yaqut: Ya Monggo

PKB Ingin "Disiplinkan" Menag Gara-gara Ucapannya, Gus Yaqut: Ya Monggo

Nasional
Kunjungi Galangan Kapal Selam di Jerman, KSAL: Kami Ajukan ke Kemenhan Mana yang Cocok

Kunjungi Galangan Kapal Selam di Jerman, KSAL: Kami Ajukan ke Kemenhan Mana yang Cocok

Nasional
MK Tak Masalah Proses Penetapan UU Ciptaker Tak Selaras UUD 1945

MK Tak Masalah Proses Penetapan UU Ciptaker Tak Selaras UUD 1945

Nasional
Momen Ganjar, Moeldoko, dan Hary Tanoe Satu Panggung Rayakan HUT PSMTI

Momen Ganjar, Moeldoko, dan Hary Tanoe Satu Panggung Rayakan HUT PSMTI

Nasional
Saksi Sebut Beri Rp 100 Juta ke Perusahaan Rafael Alun untuk Pendampingan Pajak

Saksi Sebut Beri Rp 100 Juta ke Perusahaan Rafael Alun untuk Pendampingan Pajak

Nasional
Soal Bakal Cawapres Ganjar, Puan: Nama-nama yang Masuk Punya Kesempatan Sama

Soal Bakal Cawapres Ganjar, Puan: Nama-nama yang Masuk Punya Kesempatan Sama

Nasional
Jokowi Antarkan SBY hingga Mobil Sebelum Tinggalkan Istana Bogor

Jokowi Antarkan SBY hingga Mobil Sebelum Tinggalkan Istana Bogor

Nasional
Bantah 'Main Uang' di Proyek Pulau Rempang, Menteri Bahlil: Kalau Ada, Saya Berhenti Jadi Menteri

Bantah "Main Uang" di Proyek Pulau Rempang, Menteri Bahlil: Kalau Ada, Saya Berhenti Jadi Menteri

Nasional
Mahfud atau Khofifah, Mana Lebih Cocok Dampingi Ganjar Jadi Cawapres?

Mahfud atau Khofifah, Mana Lebih Cocok Dampingi Ganjar Jadi Cawapres?

Nasional
DPR dan Pemerintah Setujui RUU Pelarangan Senjata Nuklir Dibawa ke Rapat Paripurna, Akan Disahkan Jadi UU

DPR dan Pemerintah Setujui RUU Pelarangan Senjata Nuklir Dibawa ke Rapat Paripurna, Akan Disahkan Jadi UU

Nasional
Tanggal 3 Oktober Memperingati Hari Apa?

Tanggal 3 Oktober Memperingati Hari Apa?

Nasional
Politikus PPP Ungkap Mahfud dan Khofifah Sudah Bertemu Megawati

Politikus PPP Ungkap Mahfud dan Khofifah Sudah Bertemu Megawati

Nasional
Laut Indonesia Disebut Punya Banyak “Internal Wave”, Kapal Selam Tak Berani Masuk

Laut Indonesia Disebut Punya Banyak “Internal Wave”, Kapal Selam Tak Berani Masuk

Nasional
Hadapi Ancaman ke Depan, TNI AL Jajaki Pembelian Kapal Selam dan Kembangkan Satelit Militer

Hadapi Ancaman ke Depan, TNI AL Jajaki Pembelian Kapal Selam dan Kembangkan Satelit Militer

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com