Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Survei Litbang "Kompas": Demokrat Partai yang Paling Disukai, Disusul Golkar dan Gerindra

Kompas.com - 23/05/2023, 07:25 WIB
Irfan Kamil,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Hasil survei Litbang Kompas bulan Mei 2023 memperlihatkan, Demokrat menjadi partai politik (parpol) dengan tingkat kesukaan publik yang tertinggi, yakni sebesar 56,5 persen.

Kesukaan publik terhadap Partai Demokrat pada survei ini meningkat dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan pada bulan Januari 2023.

Di awal tahun ini, Partai Demokrat memperoleh angka 55,9 persen dalam konteks kesukaan publik.

Angka yang diperoleh Partai berlogo mercy biru ini masih berada di atas Partai Golkar dengan angka 51,4. Tingkat kesukaan publik terhadap partai beringin menurun dibandingkan dengan perolehan pada bulan Januari 2023, yang berada di angka 54,7 persen.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Demokrat Gusur Golkar meski Sama-sama Turun

Posisi kesukaan publik terhadap Partai Golkar ini disusul partai Gerindra yang berada di angka 50,1 persen pada bulan Mei. Angka ini pun menurun dibandingkan bulan Januari yang berada di angka 51,4 persen.

Survei Litbang Kompas: Tingkat Pengenalan dan Kesukaan Partai Politik, serta Tren Elektabilitas Partai Politik

Survei Litbang Kompas ini dilakukan secara tatap muka pada 29 April-10 Mei 2023.

Sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 30 provinsi Indonesia.

Survei ini memiliki tingkat kepercayaan 95 persen, dengan margin of error lebih kurang 2,83 persen.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Golkar Paling Populer Disusul PDI-P, Demokrat, dan Gerindra

Berdasarkan survei Litbang Kompas, tingkat kesukaan publik terhadap parpol sangat dipengaruhi berbagai faktor. Mulai dari prestasi hingga kontroversi.

Kasus-kasus yang menjerat kader partai politik juga menjadi salah satu indikator tingkat kesukaan publik terhadap partai politik.

Meski paling disukai, kader Partai Demokrat tidak sedikit yang menjadi perbincangan publik lantaran terjerat permasalahan. Misalnya, tersangkut kasus korupsi.

Terkini, Gubernur nonaktif Papua yang juga kader Partai Demokrat Lukas Enembe terjerat kasus dugaan suap, gratifikasi, dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Sebelum Lukas Enembe, elite partai Demokrat juga banyak yang terjerat kasus korupsi. Sebut saja, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Andi Mallarangeng.

Bahkan, eks Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum juga sempat dibui lantaran terlibat kasus proyek Hambalang. Tetapi, Anas kini telah menghirup udara bebas.

Baca juga: Survei Litbang Kompas: Elektabilitas PDI-P Masih Teratas, Diikuti Gerindra dan Demokrat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pakar Hukum Dorong Percepatan 'Recovery Asset' dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Pakar Hukum Dorong Percepatan "Recovery Asset" dalam Kasus Korupsi Timah yang Libatkan Harvey Moeis

Nasional
Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Sidak ke Kalteng, Satgas Pangan Polri Minta Pasar Murah Diintensifkan Jelang Lebaran

Nasional
Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com