Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biaya Satu Kali Survei Politik Berkisar Rp 500-700 Juta

Kompas.com - 18/05/2023, 14:55 WIB
Singgih Wiryono,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Perhimpunan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) Philip J Vermonte mengungkapkan bahwa biaya satu kali survei politik berkisar antara Rp 500-700 juta.

"Kira-kira survei itu saya kira sekitar Rp 500-600 (juta), paling banyak 700 Rp (juta) tergantung respondennya 1.000-1.200," ujar Philip dalam acara Gaspol! Kompas.com dikutip Kamis (18/5/2023).

Baca juga: GASPOL! Hari Ini: Lembaga Survei Abal-abal Jelang Pemilu 2024

Biaya yang tinggi tersebut, kata Philip, lebih banyak untuk biaya logistik survei di seluruh Indonesia. Sebab, untuk mendapatkan data yang akurat melalui random sampling, survei harus mencakup seluruh Provinsi di Indonesia.

"Misalnya kalau kamu nih kalau bikin survei random, salah satu provinsi harus kena, misalnya Papua. Papua kan wilayahnya luas, random respondennya yang kamu tarik ada di pegunungan Jaya Wijaya," kata dia.

"Atau, misalnya respondennya di-random ketemunya kabupatennya jauh-jauh, misalnya di Jateng ada yang di Magelang, ada yang di mana yang jauh," sambung Philip.

Oleh sebab itu, mahalnya ongkos survei bukan untuk kantong pribadi peneliti survei, melainkan untuk biaya penyelenggaraan itu sendiri.

"Jadi mahalnya di logistik, angkanya itu uangnya habis untuk pelaksanaan. Tapi orang mikir lembaga survei biaya segitu untuk dia semua, padahal ada pengeluaran yang mahal-mahal," kata dia.

Baca juga: Persepi Ungkap Pernah Depak Lembaga Survei Karena Hasil Hitung Cepat

Di sisi lain, Philip mengatakan ada pilihan survei yang lebih murah biayanya, yaitu menggunakan metode telepon.

Akan tetapi, metode telepon tersebut tidak memiliki akurasi data yang baik seperti survei data lapangan yang lumrah dilakukan.

"Jadi ada survei telepon, jadi dia ngambil sampelnya dari populasi yang ada di buku telepon, itu mungkin lebih murah tapi akurasi lebih rendah," kata Philip.

"Karena mungkin kayak HP ada list-nya, kalau telepon itu kan yang ada di rumah, berarti yang masih ada yang semakin kecil yang namanya ada di buku telepon," pungkas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com