Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/05/2023, 20:14 WIB
Irfan Kamil,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) menggelar sidang perdana gugatan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati terhadap Indonesia Corruption Watch (ICW) terkait putusan Komisi Informasi Pusat (KIP) Nomor 016/VII/-KIP-PS/2020.

Gugatan dengan nomor perkara 47/G/KI/2023/PTUN.JKT itu diajukan Sri Mulyani terkait permintaan data hasil audit program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) yang dimenangkan ICW di KIP.

Dalam persidangan ini, pihak Kemenkeu memberikan bukti berupa berkas yang berisi pokok-pokok keberatan terhadap putusan KIP.

Sementara itu, pihak ICW juga memberikan berkas yang pada pokoknya berisi tanggapan terhadap gugatan tersebut.

Baca juga: ICW Minta Pembahasan RUU Perampasan Aset Terbuka dan Akomodasi Masukan Publik

Ketua Majelis Hakim Dikdik Somantri yang didampingi oleh Faisal Zed dan Irvan Mawardi itu kemudian meminta Kemenkeu untuk menambahkan pembuktian terhadap gugatannya tersebut.

"Sidang selanjutnya kami tetapkan pada Kamis 25 Mei 2023 Pukul 11.00 WIB dengan acara pembuktian dari penggugat," kata Hakim Dikdik dalam sidang di PTUN, Jakarta Timur, Rabu (17/5/2023).

Ditemui selepas persidangan, Tim Legal Kemenkeu, Octavia Maya Soraya mengungkapkan, gugatan di PTUN dilakukan lantaran lembaga bendahara negara itu tidak menguasai permintaan informasi yang dimenangkan oleh ICW.

Selain itu, permintaan data hasil audit program JKN oleh BPKP juga merupakan informasi yang dikecualian untuk dibuka kepada publik.

"Kita keberatan terhadap putusan (KIP), satu memang itu informasi yang dikecualikan, kedua memang kita tidak menguasai (data) itu," ujar Octavia.

Sementara itu, ICW meminta dokumen hasil audit program JKN oleh BPKP dibuka kepada publik.

Baca juga: ICW: Parpol Berkewajiban Buka Laporan Keuangan secara Berkala

 

Peneliti ICW Dewi Anggraeni menilai, dokumen itu penting untuk melihat Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) program JKN oleh BPKP.

"Jadi kalau misalnya memang informasinya tidak bisa dibuka kepada publik, tetapi yang kami minta kan dokumennya. Kalau sesuai Undang-Undang Keterbukaan Informasi Publik jika memang informasinya itu tertutup atau dikecualikan, ya mari hitamkan saja, tapi tidak dokumennya," kata Dewi.

ICW memandang, Kemenkeu perlu membuka audit BPKP terhadap program JKN yang dikelola oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).

Padahal, audit terhadap program JKN itu diminta sendiri oleh Kemenkeu.

"Dugaan kami, mengapa sampai diminta LHP dilakukan audit? Oh jangan-jangan ada masalah. Untuk mengatasi praduga itu, kami meminta informasinya, meminta dokumennya. Hasilnya seperti apa sih dari audit itu. Dokumen audit berbunyi seperti apa," papar Dewi.

"Kalau bisa dibilang itu hak kita juga, uang kita yang dikelola, uang kita digunakan dalam program JKN, sehingga kepentingan publik besar di situ untuk mengetahui tata kelolanya. Defisit karena alasan apa? yang bisa kita tahu, itu bisa kita tahu dari laporan audit itu," kata dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Profil Mayjen Saleh Mustafa, Eks Pangdam Cenderawasih yang Jadi Pangkostrad

Profil Mayjen Saleh Mustafa, Eks Pangdam Cenderawasih yang Jadi Pangkostrad

Nasional
Prabowo dan Gibran Akan Lebih Banyak Kampanye Terpisah, TKN Ungkap Alasannya

Prabowo dan Gibran Akan Lebih Banyak Kampanye Terpisah, TKN Ungkap Alasannya

Nasional
Ganjar Curhat Pemilih Pemula Kini Tak Tertarik Visi-Misi, Malah Gimik Politik

Ganjar Curhat Pemilih Pemula Kini Tak Tertarik Visi-Misi, Malah Gimik Politik

Nasional
Genjot Investasi Perkapalan, PIS Teken MoU Kerja Sama Pembiayaan dengan K-Sure dan KEXIM

Genjot Investasi Perkapalan, PIS Teken MoU Kerja Sama Pembiayaan dengan K-Sure dan KEXIM

Nasional
Data KPU Diduga Bocor, Ganjar Minta Penegak Hukum Segera Bertindak

Data KPU Diduga Bocor, Ganjar Minta Penegak Hukum Segera Bertindak

Nasional
Hari Ini, Eks Pimpinan KPK Saut Situmorang Jadi Saksi Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Hari Ini, Eks Pimpinan KPK Saut Situmorang Jadi Saksi Kasus Dugaan Pemerasan SYL

Nasional
Kampanye Hari Ke-3, Ganjar Hadiri Dialog Santai dengan Dewan Pers dan PWI

Kampanye Hari Ke-3, Ganjar Hadiri Dialog Santai dengan Dewan Pers dan PWI

Nasional
Data Pemilih Diduga Bocor, Ganjar Minta KPU Perbaiki Sistem

Data Pemilih Diduga Bocor, Ganjar Minta KPU Perbaiki Sistem

Nasional
Menhan Sibuk Kampanye, Penambahan Anggaran Belanja Alutsista Diperkirakan Tak Efektif

Menhan Sibuk Kampanye, Penambahan Anggaran Belanja Alutsista Diperkirakan Tak Efektif

Nasional
Polri: Ada 26 Laporan ke Rocky Gerung, Beberapa di Antaranya Dicabut

Polri: Ada 26 Laporan ke Rocky Gerung, Beberapa di Antaranya Dicabut

Nasional
Gugatan Ulang Syarat Usia Cawapres Ditolak, Gerindra: Setop 'Framing' Jahat Pencalonan Gibran Cacat Hukum!

Gugatan Ulang Syarat Usia Cawapres Ditolak, Gerindra: Setop "Framing" Jahat Pencalonan Gibran Cacat Hukum!

Nasional
Usai Kunjungan ke Dubai, Presiden Jokowi Dijadwalkan Kembali ke Tanah Air Minggu Pagi

Usai Kunjungan ke Dubai, Presiden Jokowi Dijadwalkan Kembali ke Tanah Air Minggu Pagi

Nasional
Jadwal Debat Capres-Cawapres Pemilu 2024, Digelar 5 Kali

Jadwal Debat Capres-Cawapres Pemilu 2024, Digelar 5 Kali

Nasional
Cakra Data: Prabowo-Gibran Terpopuler di Jagat Maya, tapi Sentimen Negatif Tertinggi

Cakra Data: Prabowo-Gibran Terpopuler di Jagat Maya, tapi Sentimen Negatif Tertinggi

Nasional
Politisi, Belajarlah dari Para Pendiri Bangsa

Politisi, Belajarlah dari Para Pendiri Bangsa

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com