JAKARTA, KOMPAS.com - Duta Besar Sudan untuk Indonesia, Yassir Mohamed Ali memprediksi kondisi belajar mengajar di Sudan akan kembali membaik dalam tiga hingga empat bulan ke depan.
Ketika situasi membaik, ia berharap Warga Negara Indonesia (WNI) yang sebelumnya menempuh pendidikan di Sudan bisa kembali ke negara tersebut untuk menyelesaikan studinya.
"Kami memprediksi situasi ini akan kembali normal mungkin sekitar 3-4 bulan. Insya Allah akan kembali normal sehingga mereka (WNI) dapat kembali ke Sudan dan menyelesaikan studinya," kata Yassir Mohamed Ali saat ditemui di kediaman Duta Besar Sudan, Patra Kuningan, Jakarta Selatan Rabu (3/5/2023).
Baca juga: Kabarkan Situasi di Sudan, Dubes Sudan: Kita Bakal Temui Menlu Retno
Ia mengungkapkan, kegiatan belajar mengajar mahasiswa RI di Sudan memang terhenti akibat konflik memanas di negara itu. Saat konflik terjadi, banyak mahasiswa asal Indonesia yang akhirnya dievakuasi oleh KBRI Khartoum.
Menurut Yassir, mayoritas WNI berstatus pelajar itu berada di ibu kota Sudan, Khartoum.
"Mereka belajar di beberapa universitas di Khartoum. Kami memang memiliki banyak universitas di Sudan, di banyak tempat, dan (banyak dari mereka) berada di Khartoum. Sekarang mereka sudah dievakuasi," ucap Yassir.
Dalam proses evakuasi, Indonesia bekerja sama dengan beberapa negara meliputi Arab Saudi, Mesir, dan Uni Emirat Arab.
Baca juga: Konflik di Sudan Berlanjut, Dubes Harapkan Bantuan Kemanusiaan dari Indonesia
Sejauh ini, terdapat 949 WNI yang berhasil dievakuasi dari wilayah konflik di Sudan. Rinciannya, 930 orang dievakuasi via Jeddah, 13 orang dievakuasi via Mesir, dan 6 orang dievakuasi via Persatuan Emirat Arab.
Sementara itu, 929 WNI telah tiba di Tanah Air, yang dipulangkan dalam empat tahap.
"Mereka telah dievakuasi dengan selamat dari Jeddah ke Jakarta melalui Kedutaan Besar RI di Khartoum. Saya harap mereka akan kembali ke Sudan segera setelah (situasi normal), bagi mereka yang mau melanjutkan studi," tuturnya.
Sebagai informasi, konflik militer di Sudan antara Sudan Armed Forces dan Rapid Support Forces terjadi pada tanggal 15 April 2023.
Baca juga: Militer Sudan dan RSF Sepakat Gencatan Senjata 7 Hari Mulai Besok
Konflik tersebut mengancam situasi keamanan di Sudan sehingga KBRI Khartoum menetapkan status Siaga II pada tanggal 16 April 2023.
Dengan meningkatnya eskalasi konflik tersebut, pada tanggal 20 April 2023, KBRI Khartoum menetapkan status Siaga I.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.