Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dubes Sudan Prediksi Kegiatan Belajar Kembali Normal 3-4 Bulan ke Depan, WNI Bisa Kembali ke Sana

Kompas.com - 03/05/2023, 21:35 WIB
Fika Nurul Ulya,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Duta Besar Sudan untuk Indonesia, Yassir Mohamed Ali memprediksi kondisi belajar mengajar di Sudan akan kembali membaik dalam tiga hingga empat bulan ke depan.

Ketika situasi membaik, ia berharap Warga Negara Indonesia (WNI) yang sebelumnya menempuh pendidikan di Sudan bisa kembali ke negara tersebut untuk menyelesaikan studinya.

"Kami memprediksi situasi ini akan kembali normal mungkin sekitar 3-4 bulan. Insya Allah akan kembali normal sehingga mereka (WNI) dapat kembali ke Sudan dan menyelesaikan studinya," kata Yassir Mohamed Ali saat ditemui di kediaman Duta Besar Sudan, Patra Kuningan, Jakarta Selatan Rabu (3/5/2023).

Baca juga: Kabarkan Situasi di Sudan, Dubes Sudan: Kita Bakal Temui Menlu Retno

Ia mengungkapkan, kegiatan belajar mengajar mahasiswa RI di Sudan memang terhenti akibat konflik memanas di negara itu. Saat konflik terjadi, banyak mahasiswa asal Indonesia yang akhirnya dievakuasi oleh KBRI Khartoum.

Menurut Yassir, mayoritas WNI berstatus pelajar itu berada di ibu kota Sudan, Khartoum.

"Mereka belajar di beberapa universitas di Khartoum. Kami memang memiliki banyak universitas di Sudan, di banyak tempat, dan (banyak dari mereka) berada di Khartoum. Sekarang mereka sudah dievakuasi," ucap Yassir.

Dalam proses evakuasi, Indonesia bekerja sama dengan beberapa negara meliputi Arab Saudi, Mesir, dan Uni Emirat Arab.

Baca juga: Konflik di Sudan Berlanjut, Dubes Harapkan Bantuan Kemanusiaan dari Indonesia

Sejauh ini, terdapat 949 WNI yang berhasil dievakuasi dari wilayah konflik di Sudan. Rinciannya, 930 orang dievakuasi via Jeddah, 13 orang dievakuasi via Mesir, dan 6 orang dievakuasi via Persatuan Emirat Arab.

Sementara itu, 929 WNI telah tiba di Tanah Air, yang dipulangkan dalam empat tahap.

"Mereka telah dievakuasi dengan selamat dari Jeddah ke Jakarta melalui Kedutaan Besar RI di Khartoum. Saya harap mereka akan kembali ke Sudan segera setelah (situasi normal), bagi mereka yang mau melanjutkan studi," tuturnya.

Sebagai informasi, konflik militer di Sudan antara Sudan Armed Forces dan Rapid Support Forces terjadi pada tanggal 15 April 2023.

Baca juga: Militer Sudan dan RSF Sepakat Gencatan Senjata 7 Hari Mulai Besok

Konflik tersebut mengancam situasi keamanan di Sudan sehingga KBRI Khartoum menetapkan status Siaga II pada tanggal 16 April 2023.

Dengan meningkatnya eskalasi konflik tersebut, pada tanggal 20 April 2023, KBRI Khartoum menetapkan status Siaga I.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Antisipasi Banjir Jakarta, TNI Modifikasi Perahu Karet hingga Dapur Lapangan

Antisipasi Banjir Jakarta, TNI Modifikasi Perahu Karet hingga Dapur Lapangan

Nasional
BPJS Ketenagakerjaan Bekerja Sama dengan ALB Kadin Berikan Perlindungan untuk Para Pekerja

BPJS Ketenagakerjaan Bekerja Sama dengan ALB Kadin Berikan Perlindungan untuk Para Pekerja

Nasional
DPR Akan Bentuk Pokja Bersama Organisasi Kades Bahas Revisi UU Desa

DPR Akan Bentuk Pokja Bersama Organisasi Kades Bahas Revisi UU Desa

Nasional
Gibran Salah Sebut Asam Folat Jadi Asam Sulfat, Wakil Ketua TKN: Ia Mengerti Apa yang Disampaikan

Gibran Salah Sebut Asam Folat Jadi Asam Sulfat, Wakil Ketua TKN: Ia Mengerti Apa yang Disampaikan

Nasional
Draf RUU DKJ Memuat Pasal Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden, Anggota DPR: Kemunduran Demokrasi

Draf RUU DKJ Memuat Pasal Gubernur Jakarta Ditunjuk Presiden, Anggota DPR: Kemunduran Demokrasi

Nasional
Hasbi Hasan Tolak Sidang Digabung dengan Orang yang Didakwa Menyuapnya

Hasbi Hasan Tolak Sidang Digabung dengan Orang yang Didakwa Menyuapnya

Nasional
KSAL Berharap Segera Ada Kontrak Kapal Selam Baru, Minimal pada 2024

KSAL Berharap Segera Ada Kontrak Kapal Selam Baru, Minimal pada 2024

Nasional
Kampanye di Kaltim, Ganjar Berencana Sambangi IKN

Kampanye di Kaltim, Ganjar Berencana Sambangi IKN

Nasional
Hasbi Hasan Tak Ajukan Keberatan Didakwa Terima Suap Rp 11,2 Miliar dan Gratifikasi Rp 630 Juta

Hasbi Hasan Tak Ajukan Keberatan Didakwa Terima Suap Rp 11,2 Miliar dan Gratifikasi Rp 630 Juta

Nasional
Terima Audiensi Apdesi, Puan: Kami Pastikan Revisi UU Desa Akan Jalan

Terima Audiensi Apdesi, Puan: Kami Pastikan Revisi UU Desa Akan Jalan

Nasional
Ridwan Kamil Ingin Manfaatkan Media Sosial untuk Sampaikan Gagasan Prabowo-Gibran

Ridwan Kamil Ingin Manfaatkan Media Sosial untuk Sampaikan Gagasan Prabowo-Gibran

Nasional
TNI AL Bangun Pertahanan Pantai untuk Halau Serangan Amfibi

TNI AL Bangun Pertahanan Pantai untuk Halau Serangan Amfibi

Nasional
Panglima TNI Sebut Patroli Situasi Papua Juga Menggunakan Drone

Panglima TNI Sebut Patroli Situasi Papua Juga Menggunakan Drone

Nasional
Belum Tahan Aspri Wamenkumham, KPK: Kami Butuh Waktu

Belum Tahan Aspri Wamenkumham, KPK: Kami Butuh Waktu

Nasional
Bahlil: Kalau Ada Capres yang Tak Setuju Proyek IKN, Dia Tak Ingin Indonesia Maju

Bahlil: Kalau Ada Capres yang Tak Setuju Proyek IKN, Dia Tak Ingin Indonesia Maju

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com