JAKARTA, KOMPAS.com - Partai Buruh mengaku memiliki 5 argumentasi di balik permohonan uji formil terhadap Undang-undang Nomor 6 Tahun 2023 ke Mahkamah Konstitusi (MK).
UU ini merupakan undang-undang yang menetapkan Perppu Nomor 2 Tahun 2022 tentang Cipta Kerja (Ciptaker).
Salah satu dari 5 argumentasi tersebut diklaim akan menjadi "argumentasi yang tak dapat dibantah oleh siapa pun, termasuk MK", yaitu fakta bahwa penetapan Perppu Ciptaker menjadi UU melampaui batas waktu yang diatur.
"Kekuasaan DPR dalam mengesahkan sebuah perppu menjadi undang-undang tegas dibatasi," kata koordinator kuasa hukum Partai Buruh, Said Salahuddin, kepada wartawan di MK pada Rabu (3/5/2023).
Baca juga: Partai Buruh Ajukan Uji Formil UU Cipta Kerja ke MK
Ia merujuk Pasal 22 ayat (2) UUD 1945 serta Penjelasan Pasal 52 ayat (1) UU Nomor 13 Tahun 2022 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (UU PPP).
Dalam Pasal 22 UUD 1945, disebutkan bahwa perppu harus disetujui DPR RI dalam "persidangan berikut". Jika tidak disetujui, maka perppu harus dicabut.
Lalu, UU PPP menegaskan bahwa "persidangan berikut" adalah masa sidang pertama setelah perppu ditetapkan.
Masalahnya, Perppu Ciptaker diundangkan pada 30 Desember 2022. Merujuk regulasi di atas, DPR mestinya menyetujuinya jadi undang-undang pada Rapat Paripurna masa sidang pertama yang jatuh pada tanggal 10-16 Januari 2023.
Baca juga: Tolak UU Cipta Kerja tapi Dukung Ganjar, KSPSI: Kenapa Kami Harus Benci Dia?
Namun, para anggota Dewan di Senayan baru menyetujuinya pada DPR pada Rapat Paripurna tanggal 21 Maret 2023.
"Jadi, kalau DPR bilang mereka sudah memberikan persetujuan terhadap Perpu Cipta Kerja pada masa sidang pertama, yaitu tanggal 15 Januari, itu jelas kebohongan publik," jelas Said.
"DPR tidak pernah menggelar Rapat Paripurna di bulan Januari dengan agenda memberikan persetujuan terhadap Perpu Cipta Kerja. Yang ada, pada tanggal 15 Januari 2023 DPR baru sebatas menyepakati Perpu Cipta Kerja di forum rapat Pembicaraan Tingkat Satu," lanjutnya.
Said menilai, persetujuan di tingkat satu tidak memiliki kekuatan hukum sekuat Rapat Paripurna yang dapat mengesahkan undang-undang.
Sebelumnya diberitakan, Partai Buruh resmi telah mengajukan uji formil ini tepat pada Hari Buruh, 1 Mei 2023 lalu, kemudian hari ini datang langsung ke MK menyerahkan berkas fisik.
"Momentum itu kami pilih untuk membangun persepsi dikalangan buruh bahwa Mayday adalah hari perlawanan terhadap UU Cipta Kerja," sebut Said.
"Terhadap permohonan itu MK sudah memberikan tanda terima nomor 44/PAN.ONLINE/2023," lanjutnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.