Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ari Junaedi
Akademisi dan konsultan komunikasi

Doktor komunikasi politik & Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama.

Menanti Beringin Rebah ke Ganjar atau Prabowo

Kompas.com - 27/04/2023, 12:16 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SUATU ketika Abunawas berharap bisa menyunting gadis cantik, rajin beribadah, tidak sombong, serta cerdas. Doa yang dipanjatkan Abunawas dengan menyebut semua kriteria yahud serta ciamik tersebut ternyata tidak digubris sama sekali oleh Allah SWT.

Begitu rapalan doanya tidak mendapat sambutan, Abunawas berganti strategi yakni dengan tidak menyebutkan spesifikasi perempuan idamannya. Abunawas hanya berdoa secara “generik”, yakni minta dipertemukan dengan gadis yang baik hati.

Ribuan doa seperti ini juga diacuhkan oleh Allah pemilik semesta alam. Tidak kalah akal, dengan “sat-set” Abunawas bersalin strategi untuk meluluhkan Yang Maha Kuasa.

Kali ini Abunawas memohon agar ibundanya yang sudah tua renta dan telah berjasa besar kiranya bisa mendapat menantu yang cantik, rajin beribadah, tidak sombong dan cerdas. Entah kenapa, kali ini permintaan Abunawas dikabulkan Sang Khalik.

Baca juga: Ganjalan Besar Wacana Duet Ganjar dan Prabowo di Pilpres 2024...

Mencermati kegigihan Abunawas dalam mendapatkan jodoh, saya jadi teringat dengan lagak, manuver, serta kecerdikan akal bulus partai-partai politik jelang Pemilu Presiden (Pilpres) 2024. Ego setiap partai demikian tingginya karena menganggap “jagoan” yang diajukan punya kriteria yang diidamkan rakyat. Entah rakyat yang mana yang diklaim.

Walau belum pernah sekalipun menjabat di jajaran pemerintahan, belum berpengalaman di parlemen, bahkan tidak pernah menjadi ketua rukun tetangga (RT) atau rukun warga (RW) sekalipun, nekad diajukan sebagai calon pemimpin negeri oleh partainya. Sepertinya kita dipaksa menerima calon pemimpin negeri yang warganya mendamba minuman kopi instan sasetan.

Orang yang pernah menjadi menteri juga jemawa, merasa berhak menjadi calon presiden (capres) sekalipun jabatann ketua umum partai digamitnya tetapi elektoralnya terus meragukan.

Demikian pula dengan zise partai yang “imut” karena raihan suaranya minim di pemilu-pemilu sebelumnya, tetapi merasa berhak mendikte siapa saja yang berhak mengajukan cawapres (calon wakil presiden). Raihan suara minimal tetapi mahar politiknya maksimal.

Ikatan partai yang terikat dalam koalisi, walaupun semula diikhtiarkan akan permanen tetapi pada kenyataannya akan mudah goyah, mirip rumah bedeng di lokasi proyek. Ambisi masing-masing partai hanya mengejar posisi kekuasaan tanpa berpikir mengokohkan jaminan untuk menang di pileg (pemilu legislatif) apalagi di pilpres (pemilu presiden).

Ketika posisi tawarnya tidak digubris calon mitra koalisinya, dia jajakan diri ke calon partner yang lain. Mirip dengan gadis centil, lemah gemulai ke sana kemari mendekati banyak pria hidung belang. Begitu tawarannya mentok alias tidak laku, diajak berkoalisi tanpa syarat pun akhirnya menyerah.

Sementara di lain pihak, penawarannya begitu tinggi tanpa bisa ditawar apalagi didiskon. Selalu menjajakan diri sebagai kecap nomor satu sementara merek tersebut mulai tidak laku di pasaran karena kemasannya “jadul”.

Harusnya cara Abunawas bisa dijadikan pelajaran partai-partai dalam memainkan posisi tawar dalam berkoalisi.

Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto ketika diterima silaturahmi dengan Presiden Joko Widodo di kediamannya di Solo, Sabtu (22/4/2023).dok. Agus Suparto Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto ketika diterima silaturahmi dengan Presiden Joko Widodo di kediamannya di Solo, Sabtu (22/4/2023).
PPP Hengkang, PAN Menyusul, Kemana Arah KIB?

Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang usai digelar Rabu (26/04/2023) di Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, telah menetapkan dukungannya kepada capres yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Ganjar Pranowo.

Langkah PPP itu menyusul Hanura yang juga telah mengikhtiarkan untuk memenangkan Gubernur Jawa Tengah itu di Pilpres 2024. PPP merasa jalinan kerjasama yang telah dibangunnya selama ini bersama PDI-P ternyata menuai manfaat untuk amar ma’ruh nahi munkar, yakni menegakkan kebenaran dan menjauhi yang salah.

Baca juga: Setelah PPP Dukung Ganjar, Golkar Dinilai Harus Gerak Cepat Tawarkan RK Cawapres

Kesamaan sejarah sebagai sama-sama partai yang ditindas Soeharto dan Orde Baru, pernah berkolaborasi dalam era kepemimpinan Megawati Soekarnoputeri – Hamzah Haz. PPP juga telah mendukung penuh pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) selama dua periode serta dalam tataran yang lebih khusus, bahu-membahu dalam Pilgub Jawa Tengah 2018 antara duet Ganjar Pranowo dengan putra KH Maimoen Zubair yang juga kader PPP, Taj Yasin.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Temui Nelayan di Tangerang, Anies: Berangkat-Pulang Kena Pajak, Kapan Bisa Makmur?

Temui Nelayan di Tangerang, Anies: Berangkat-Pulang Kena Pajak, Kapan Bisa Makmur?

Nasional
Antam dan Kodam XVI/Pattimura Kerja Sama Perkuat Pengamanan di Wilayah Operasi Maluku Utara

Antam dan Kodam XVI/Pattimura Kerja Sama Perkuat Pengamanan di Wilayah Operasi Maluku Utara

Nasional
Prabowo Minta Maaf Baru Kampanye di Tasikmalaya Lagi: Satu Masalahnya, Saya Kalah

Prabowo Minta Maaf Baru Kampanye di Tasikmalaya Lagi: Satu Masalahnya, Saya Kalah

Nasional
Sapa Warga Sragen, Gibran: Pilihan Apa Saja Silakan, yang Penting Bersaudara

Sapa Warga Sragen, Gibran: Pilihan Apa Saja Silakan, yang Penting Bersaudara

Nasional
KPU Sebut Ada 1,7 Juta Pemilih di Luar Negeri Bakal Nyoblos Pemilu Lebih Awal

KPU Sebut Ada 1,7 Juta Pemilih di Luar Negeri Bakal Nyoblos Pemilu Lebih Awal

Nasional
Penerbangan Terlambat, Ganjar Pranowo Batal Hadiri Konferensi Kebijakan Luar Negeri di Jakarta

Penerbangan Terlambat, Ganjar Pranowo Batal Hadiri Konferensi Kebijakan Luar Negeri di Jakarta

Nasional
Resmikan Kantor Baru DPW, Cak Imin Ingin PKB Menangkan Pilkada di Riau

Resmikan Kantor Baru DPW, Cak Imin Ingin PKB Menangkan Pilkada di Riau

Nasional
Singgung Penguatan Hukum, Anies: Dunia Internasional Akan Respons Positif Jika Sudah Dikerjakan

Singgung Penguatan Hukum, Anies: Dunia Internasional Akan Respons Positif Jika Sudah Dikerjakan

Nasional
Minta Masyarakat Ikut Sebarkan Narasi Perubahan, Cak Imin: Kami Bukan Penjual Tari-tarian

Minta Masyarakat Ikut Sebarkan Narasi Perubahan, Cak Imin: Kami Bukan Penjual Tari-tarian

Nasional
KPU Sebut Indonesia Sukses Selenggarakan Pemilu, Tak Ada Riwayat 'Pemilu Berdarah'

KPU Sebut Indonesia Sukses Selenggarakan Pemilu, Tak Ada Riwayat "Pemilu Berdarah"

Nasional
Ingin Hadiri Langsung Sidang Umum PBB Jika Jadi Presiden, Anies: Indonesia Perlu Hadir

Ingin Hadiri Langsung Sidang Umum PBB Jika Jadi Presiden, Anies: Indonesia Perlu Hadir

Nasional
Muzani: Insya Allah Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran

Muzani: Insya Allah Prabowo-Gibran Menang Satu Putaran

Nasional
Anies Klaim Bakal Tegakkan Supremasi Hukum jika Terpilih Jadi Presiden

Anies Klaim Bakal Tegakkan Supremasi Hukum jika Terpilih Jadi Presiden

Nasional
Anies Anggap Debat Khusus Cawapres Perlu: Menghormati Rakyat Indonesia

Anies Anggap Debat Khusus Cawapres Perlu: Menghormati Rakyat Indonesia

Nasional
Di Depan Mahasiswa UMRI, Muhaimin Cerita Ada Kader PKB Pernah Diculik Tim Mawar

Di Depan Mahasiswa UMRI, Muhaimin Cerita Ada Kader PKB Pernah Diculik Tim Mawar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com