JAKARTA, KOMPAS.com - Sandiaga Uno resmi pamit dari Partai Gerindra yang telah menjadi tempatnya bernaung sejak tahun 2015. Keputusan itu disampaikan pada Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, Minggu (23/4/2023).
Sandiaga mengatakan, keputusan diambil bertepatan dengan perayaan Idul Fitri 1444 Hijriah, karena menjadi waktu yang tepat untuk saling memaafkan. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) itu ingin memulai tugas baru di luar Gerindra.
“Tadi saya juga sudah mohon pamit dan mudah-mudahan di momen yang spesial ini di hari kedua, bulan suci Ramadhan sudah lewat dan bisa menyambut tugas-tugas berikutnya,” ujar Sandi di kediaman Dasco, kawasan Kuningan, Jakarta Selatan.
Baca juga: Beda Sikap Gerindra soal Hengkangnya Sandiaga Uno, Awalnya Legawa, Sekarang Kecewa...
Sepucuk surat dari Sandiaga untuk Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dititipkan pada Dasco. Isinya tentang curahan hati yang dirasakannya selama delapan tahun berjuang bersama mantan Danjen Kopassus itu.
Namun pada momen tersebut, Sandiaga masih enggan menyebut partai politik (parpol) yang akan menjadi pelabuhan baru untuknya. Sekali lagi, Sandiaga meminta semua pihak untuk bersabar.
Dalam kesempatan yang sama, Dasco mengaku, tak mendapatkan bocoran soal parpol yang dituju Sandiaga. Pasalnya, dalam pertemuan tersebut Sandiaga hanya berpamitan dan meminta maaf pada kader Gerindra, serta Prabowo.
Sandiaga bukan kali ini saja hengkang dari partai berlambang garuda. Pada Agustus 2018, untuk kepentingan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, ia pun keluar dari Gerindra.
Langkah politik itu diambil atas perintah Prabowo. Pasalnya, Prabowo akan mengajak Sandiaga untuk menjadi calon wakil presiden (cawapres). Sementara Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan PAN yang menjadi koalisi Gerindra saat itu tak ingin pasangan calon (paslon) capres dan cawapres, sama-sama berasal dari Gerindra.
“Beliau mundur dari dari jabatan-jabatan itu, mundur dari dari Gerindra untuk bisa diterima sebagai calon independen,” sebut Prabowo kala itu.
Baca juga: Prabowo Sempat Titip Pesan untuk Sandiaga Uno, Apa Isinya?
Namun setelah mengalami kekalahan dari pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Sandiaga kembali rujuk ke Gerindra. Keputusan itu diambil pertengahan Oktober 2019.
Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Ahmad Muzani kecewa dengan keputusan Sandiaga untuk hengkang dari Gerindra. Ia menuding Sandiaga tak menghormati Prabowo yang telah berjasa membesarkannya di dunia politik.
“Pak Prabowo katanya mentornya, Pak Prabowo katanya guru politiknya, Pak Prabowo katanya pemimpinnya, Pak Prabowo katanya seniornya, tapi penghormatan kepada mentor, pemimpin, tokoh politiknya dengan cara seperti itu,” sebut Muzani di Kabupaten Tangerang, Banten, Senin (24/4/2023).
“Tentu itu bukan sebuah kepatutan yang bisa dicontoh, itu bukan etik yang bisa diteladani,” kata dia lagi.
Baca juga: Gerindra Tak Gentar Lawan Sandiaga Uno jika Maju Jadi Kompetitor Prabowo di Pilpres 2024
Muzani pun mengaku kaget dengan keputusan Sandiaga. Pasalnya, dalam pertemuan dengan sejumlah kader elit Gerindra di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta, Sabtu (22/4/2023) pagi, Sandiaga tak menyampaikan apapun.
Dalam momen itu, Muzani juga sempat menahan agar Sandiaga tak angkat kaki. Sandiaga juga mengiyakan permintaan tersebut.
“Saya terus terang kaget, karena di hari Sabtu saya masih ngomong di kediaman Pak Prabowo, ‘Lu jangan pindah, lu jangan tinggalkan Pak Prabowo’, dan dia mengatakan ‘Enggak, enggak, enggak, enggak,’” tutur dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.