Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Manuver PKS Cari Cawapres Anies Dinilai Bisa Goyang Soliditas Koalisi Perubahan

Kompas.com - 19/04/2023, 17:06 WIB
Aryo Putranto Saptohutomo

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Aksi "gerilya" Partai Keadilan Sejahtera (PKS) mendekati sejumlah tokoh politik buat menjaring sosok pendamping bakal calon presiden dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan, Anies Baswedan, dinilai bakal berdampak terhadap soliditas koalisi.

PKS memang tengah menjaring tokoh-tokoh di luar Koalisi Perubahan seperti Menko Polhukam Mahfud MD, atau mewacanakan Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno, dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menjadi pendamping

Akan tetapi, langkah PKS itu dinilai mempunyai dampak terhadap soliditas, terutama dengan Partai Demokrat.

Sebab Partai Demokrat memberi sinyal sangat menginginkan sang Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) bisa menjadi bakal calon wakil presiden Anies. PKS dinilai bakal menghadapi gesekan dengan Demokrat jika tetap menjaring bakal cawapres Anies dari luar koalisi.

Baca juga: Demokrat Tak Resisten pada Mahfud MD, tapi Minta PKS Tahan Diri

"Tentu saja langkah PKS ini memanfaatkan celah tugas yang diemban Anies dalam mencari calon 'jodoh'nya tetapi tentu sangat riskan dalam soliditasnya dengan Demokrat di Koalisi Perubahan," kata Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi, saat dihubungi Kompas.com, Rabu (19/4/2023).

Ari menyampaikan manuver PKS juga tidak lepas dari sosok kadernya, Ahmad Heryawan (Aher), yang dianggap kurang menjual buat menjadi bakal cawapres Anies.

Menurut Ari, jika AHY yang terpilih menjadi bakal cawapres Anies maka PKS kemungkinan tidak mendapatkan manfaat selain janji dan komitmen kursi di kabinet.

"Kebutuhan logistik PKS di Pemilu 2024 apakah akan terpenuhi dari konsensi yang diberikan kepada Demokrat? Itu pun juga muskil didapatkan PKS dari Demokrat," ucap Ari.

Baca juga: PKS Tawari Mahfud MD Jadi Cawapres Anies, Demokrat: Jangan Kaya Toko Kelontongan

Secara terpisah, pengamat politik dari Trias Politika Strategies, Agung Baskoro, menilai jika PKS tetap berkeras mencari kandidat bakal cawapres Anies cukup berisiko.

"Manuver PKS mendorong Sandi dan Mahfud beresiko akan melahirkan kebuntuan politik baru, karena setelah nama Aher mengendur ternyata PKS tak menyerah untuk terlibat mengusulkan nama sebagai Demokrat mendukung AHY dan Nasdem memunculkan Khofifah sebagai cawapres Anies," ujar Agung saat dihubungi terpisah.

Agung juga menilai jika PKS tetap berupaya merekrut tokoh di luar Koalisi Perubahan buat menjadi bakal cawapres Anies maka bisa membingungkan para pendukungnya.

"Ini bisa menjadi bumerang karena narasi perubahan PKS atau Koalisi Perubahan dan Persatuan menjadi tak jelas sehingga pemilih laten yang selama ini konsisten mendukung menjadi kecewa," papar Agung.

Baca juga: Ditawari PKS Jadi Cawapres Anies, Mahfud: Saya Tak Jawab “Ya” atau “Tidak”

"Begitu pun dengan basis pemilih Sandi atau Mahfud yang beririsan dengan pendukung Presiden Jokowi akan lari," lanjut Agung.

Koalisi Perubahan saat ini berisi 3 partai yakni PKS, Partai Nasdem, dan Partai Demokrat.

Ketiganya sepakat mengusung Anies sebagai bakal capres 2024. Mereka juga membentuk tim khusus buat membantu Anies mencari bakal cawapres yang ideal.

Halaman:
Baca tentang


Terkini Lainnya

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin 'Gemoy'

PKB-Nasdem Merapat, Koalisi Prabowo Diprediksi Makin "Gemoy"

Nasional
Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Golkar Sedang Jajaki Nama Baru untuk Gantikan Ridwan Kamil di Pilkada DKI Jakarta

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com